bab 14

Reza berjalan gontai menuju bis ke 3 , setelah ia masuk ia melihat sosok yang sangat mirip dengan febby.

Wajah reza berubah menjadi berbinar dan semangatnya kembali muncul karena merasa perjuangannya tidaklah sia-sia.

Dengan langkah pasti reza berjalan mendekati wanita yang ia fikir adalah febby.

Puk

" Febby akhirnya aku menemukan kamu. " Ucap reza dengan lirih.

" Maaf anda siapa ya? " Tanya wanita tersebut saat sudah menoleh. Wanita itu memang tak menoleh saat reza menepuk pundaknya karena ia sedang asik menelfon seseorang.

Wajah reza kembali meredup saat melihat wajah wanita yang ia sangka febby ternyata orang lain.

" Maaf sa-saya salah orang. " Ucap reza. Kemudian reza kembali melanjutkan melihat setiap wajah para penumpang hingga kebangku belakang.

Kaki reza seakan kaku tak mampu lagi untuk digerakan. Kepalanya mendadak berdenyut dan reza hampir saja roboh jika ia tak mengingat ia harus terus berusha sampai ia bisa menemukan febby.

Reza kembali turun dengan menelean kekecewaan, merasa lemas reza lantas duduk disalah satu kursi tunggu yang ada diterminal.

Reza memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri, apa lagi perutnya yang sedari pagi tidak diisi membuat reza semakin merasa lemas.

Glek

glek

Reza meneguk air mineral yang ia bawa dari rumah bibinya. Saat bepergian reza memang terbiasa membawa air minum sendiri dalam tas ranselnya.

" Akankah kisah kita kandas sebelum berlabuh feb? Kemana kamu febby, apa aku yang terlalu berani mengharapkan kamu atau memang takdir kita yang tak mengizinkan kita bersama. Febby aku ingin sekali mengutarakan isi hatiku, apapun hasilnya nanti aku akan berlapang dada menerima keputusan kamu. Tuhan! Pertemukan aku dengan febby. " Lirih reza dalam hati.

Reza kembali mencari febby kebis-bis yang tersisa. Setiap pintu ia datangi dan berharap wajah yang ia dambakan terlihat disalah satu pintu tersebut.

Sementara orang yang ia cari tengah tidur terlelap dibangku tengah didalam sebuah bis yang masih kosong karena keberangkatannya malam nanti. Febby sengaja tidur karena ia tak mau mengantuk saat dalam perjalanan nanti. Febby ingin menikmati perjalanannya ketempat yang baru meskipun ia pergi seorang diri.

💕💕💕💕💕

Setio sudah sampai kerumah setelah perjalanan panjangnya dari terminal.

Sesampainya dirumah santi sudah duduk menunggunya diteras rumah sembari meminkan ponselnya.

" Assalamualaikum bu! " Ucap setio saat baru saja memarkirkan sepeda motornya.

" Wa'alaikumsalam pak, bapak itu si reza udah langsung berangkat busnya atau belum pak? " tanya santi.

" Udah bu tadi pas sampai sana busnya udah siap berangkat jadi reza gak harus menunggu lama memangnya kenapa bu? " tanya setio.

Setio sengaja berdusta karna dia tau seprti apa watak istrinya. Setio tak mau santi tau tentang apa yang reza rasakan terhadap febby. Lagi pula setio merasa santi tak harus tau tentang semua yang reza alami dan reza lakukan. Setio menutup rapat apa yang ia ketahui tentang perasaan reza baik dari istrinya ataupun orangtua reza.

" Oh anu pak itu loh anaknya si nuri dia tuh diem-diem suka sama reza. Naah wktu tau reza udah pergi dia sedikit kecewa dan dia minta nomor ponselnya si reza. Tadi ibu udah kasih pak, yaa siapa tau kan mereka cocok dan berjodoh. Wanda itu gadis yang baik loh, ibu tau seprti apa dia karna nuri sahabat ibu. Yang jelas dia beda seratus delapan puluh derajat dengan si janda itu. " Cibir santi.

" Bu! Kenapa si setiap pembicaraan selalu saja disangkutpautkan dengan febby? Jangan selalu memandang buruk orang lain berdasarkan ketidaksukaan ibu! Satu lagi bu, kalau mau kasih nomor ponsel seseorang kepada orang lain itu harus izin dulu bu, jangan begitu. Itu namanya ibu gak sopan bu! "

Setelah mengatakan itu setio lantas masuk kedalam rumah tak perduli dengan ocehan santi yang semakin melebar kemana-mana.

" Dasar si bapak, bilang aja kalau bapak gak mau ibu ngomongin febby! Gak keponakan gak paman sama saja. Pakai susuk apa si febby sampai suami dan keponakanku sebegitunya membela dia. " Gumam santi seorang diri.

Sementara ditempat lain widia kini mulai merasakan kesepian didalam rumahnya. Suaminya sudah tertidur lelap karena kelelahan setelah menggempur widia siang tadi.

Bayangan kebersamaan dia bersama febby saat belum terjadi huru hara seperti slide yang bermunculan didalam pelupuk matanya.

Tawa febby, tingkahnya dan juga keusilannya terasa menyenangkan saat dikenang.

" Febby, kemana kamu nak? Kenapa kamu pergi sayang, apa ibu terlalu menyakitimu? Mengapa setelah kamu pergi baru ibu merasa kamu begitu berarti buat ibu. Didunia ini ibu hanya ada kamu nak, pulanglah sayang. " Lirih widia sembari menatap fotonya bersama febby dalam bingkai yang ia pajang dalam ruang tamu.

Widia lantas mengambil ponselnya dan berusha menghubungi febby.

Berulang kali wida mencoba namun hasilnya tetap sama, nomor febby tidak bisa dihubungi.

💞💞💞💞💞

Reza mulai putus asa karena semua bis yang tersisa tak ia temukan tambatan hatinya.

Karena lelah dan tak bisa menemukan febby reza lantas menuju keloket pembelian tiket.

" Silahkan mas dikursi nomer 29 ya itu sebelahnya udah isi perempuan. Maaf hanya kursi itu yang tersisa. "

" Tidak masalah pak, terimakasih. " lirih reza.

Suaranya terdengar sangat lemah, selain kelelahan reza juga sudah meras tak ada semangat. Harapannya sudah pupus dan dia meras usahanya sudah sia-sia.

Setiap selangkah reza selalu menatap kebelakang karna berharap dia bisa menemukan febby. Semakin reza dekat dengan bis yang akan ia naiki hatinya merasakan ada getaran yang tak biasa. Getaran yang hanya ia rasakan seperti saat bersama febby.

Kini reza mulai naik kedalam bis yang sudah ramai penumpang.

Entah mengapa hatinya mulai merasa aneh, detak jantungnya tak beriaman. Semangatnya seakan muncul meskipun dia tak melihat febby.

" Ya Tuhan apa aku sudah gila, kenapa aku merasa ada febby disini. Aku sudah tiga kali melihat kedalam bis ini. Ini bis terakhir yang aku datangi sampai tiga kali. " Gumam reza dalam hati.

Semakin dekat dengan bangku 29 reza semakin merasa kehadiran febby. Bahkan hatinya mulai merasakan hal yang selalu ia rasakan saat bersama febby.

" Tuhan! Jangan permainkan hatiku, disini tidak ada febby. Reza ayo reza kamu sudah gila reza. " lirih reza terus meyakinkan dirinya jika dia sudah terlalu berharap dengan febby hingga membuatnya seprti orang yang tidak waras.

Setelah sampai kebangku nomor 29 reza sempat berdiri sejenak. Reza menghela nafas saat melihat ada seorang wanita yang tertidur dengan posisi kepala tertunduk menghadap kearah jendela. Wajahnya tertutup rambut panjangnya yang tergerai.

Sesaat reza mengira itu febby tapi setelah reza berusha mengingat jika febby tak pernah menggerai rambutnya dan mengenakan parfum reza kembali murung.

Karena bis sudah hampir jalan dan sang sopir sudah mulai menyalakan mesin mobilnya reza akhirnya duduk.

Terpopuler

Comments

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

sampe sini dulu dua bungga meluncur 🙏🙏🙏

2024-05-01

1

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

terlambat buk 😜😜😜

2024-05-01

1

Tanz>⁠.⁠<

Tanz>⁠.⁠<

sabar Reza kalo Udah jodoh gak akan kemana kok

2024-04-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!