bab 10

" Bapak tau dari mana itu tidak penting bu, yang terpenting sekarang jawab pertanyaan bapak. Ada apa ibu disini dan marah-marah sama mba febby? " paka kades bertanya baik-baik pada istrinya santi yang kini wajahnya sedikit terlihat meredup.

" Em ibu ini, ibu..

Ibu lagi kasih peringatan febi biar gak deket-deket lagi sama si reza. Bikin malu aja,masa iya keponakan kita berhubungan dengan si janda ini. Ibunya aja gak bener ko gimana anaknya. Tujuh turunan ibu gak ridho ya kalau reza dekat sama si janda gatel itu. "

Kata-kat santi kian menyakitkan didengar, pak kades menggelengkan kepalanya mendegar langsung kata-kata pedas yang keluar dari mulut istrinya. Sementara feby tertunduk malu mendapatkan tatapan warga yang seolah menatapnya sebagai seorang pendosa.

" Bi, bibi salah faham. Kalau memang kami dekat harusnya bibi juga marahin reza jangan hanya feby. Kasian loh dia bi, bibi juga harus tau bi kalau reza sendiri yang berinisiatif menolong dia bi. Reza sendiri yang ngikutin dia. " Reza berusha membela febby didepan semua orang agar semua orang tak serta merta menyalahkan febby.

" Jika ada yang harus disalahkan itu reza bukan febby. " imbuh reza.

Mendengar pembelaan reza pada febby membuat santi semakin geram.

" Ya kamu betul bung! Kamu memang patut disalahkan dan menurutku kamu juga yang seharusnya disalahkan. "

Tiba-tiba toni keluar dari balik pintu dan sengaja ia meninggikan nada bicaranya agar semua orang mendengar apa yang akan ia sampaikan.

" Mas!

Kamu ini diam kenapa si mas, jangan ikut campur. Biar febby selesaikan sendiri masalahnya. " bisik widia.

Sebenarnya bukan perkara toni yang membela feby tapi sebenarnya widia cemburu karna menganggap toni masih perduli dengan feby.

Toni tak memperdulikan ucapan istrinya dia tampak cuek dan pura-pura tak mendengar apa yang widia katakan.

Widia yang merasa kesal dan cemburu menghentakan kakinya dan masuk kedalam rumah dengan bibir mengerucut.

Melihat pemandangan itu semua orang menahan kekehannya. Mereka merasa lucu melihat widia yang sangat memperlihatkan kecemburuannya terhadap sikap toni pada febby. Toni bukan tak tau, hanya saja toni ingin menunjukan pada feby jika dia masih sangat perduli dan juga ada disaat feby terpojokkan.

Entah apa yang ada didalam otak toni hingga dia menginginkan feby kembali namun dia tak mau meninggalkan widia.

" Maksud anda apa ya? " Tanya reza.

Kini wajah reza berubah menjadi lebih serius. Reza merasa ada sesuatu yang ingin disengajakan dari sikap toni.

" Jauhi feby dan jangan dekati dia lagi! Kamu bukan warga sini bukan ? Tolong hargai saya dan ibunya, jangan mendekati dia apa lagi dia masih belum selesai masa idah. Wajar feby tak menolak karna dia tengah kesepian, dia butuh seorang teman. " Ucap toni tanpa tau jika ucapannya membuat feby justru tersinggung.

Feby mendekat ketempat dimana toni berdiri. Tanpa aba-aba dan tanpa kata febby melayangkan tangannya kearah toni.

Plaak

" Apa maksud kamu mas? Aku tidak pernah kesepian ataupun membutuhkan teman. Jaga bicara kamu kalau tidak ingin tanganku mendarat lagi dipipi sebelah kanan kamu. " Ucap feby dengan nafas tersengal.

Semua orang sibuk menyalahkan dan menyudutkannya tanpa tau apa yang sedang ia rasakan. Belum sembuh luka yang kemarin sudah ditambah lagi dengan luka baru.

Feby mendekat dan menangkupkan kedua tangannya didepan dada.

" Ibu santi yang terhormat, saya minta maaf jika saya sudah tanpa sengaja menyakiti ibu atau mengecewakan ibu. Saya perlu tekankan pada ibu kalau saya tidak pernah mendekati keponakan ibu. Reza hanya kebetulan menolong saya saat saya hampir bunuh diri. Reza berusaha menyelamatkan saya dari keputusasaan. Reza menghibur saya dan meyakinkan saya kembali agar lebih semangat untuk hidup dan membuka lembaran baru, melupakan masalalu yang menyakitkan dan belajar menerima kenyataan. Hanya itu bu, tidak lebih. "

Setelah mengatakan hal itu febby lantas mendekati reza.

" Za terimakasih atas bantuan kamu, saya sudah baik-baik saja. Jangan merepotkan diri kamu dengan kembali membantuku. Kamu memang sangat membantuku tapi kamu juga membuatku terkena masalah baru. Tolong menjauh dari ku dan anggap saja kita tak pernah saling mengenal. "

" Tapi feb kamu... "

Reza menghentikan ucapannya kala febby mengangkat tangannya dan memberikan kode pada reza untuk diam.

Febby kemudian berjalan lebih maju lagi kedepan.

Febby berkali-kali menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

" Dan untuk kalian semua, maaf kalau status janda saya sudah membuat kalian resah dan ketakutan . Maaf jika dengan saya menjadi janda membuat kalian merasa gelisah dan was-was jika suami dan anak-anak kalian akan mendekati saya. Tapi perlu saya tekankan, saya tidak akan mendekati apa lagi mengganggu rumah tangga orang lain karna saya tau seprti apa rasanya dikhianati, ditinggalkan dan dibuang seprti sampah. Kalian tidak perlu hawatir, jika diperlukan saya akan pergi dari kampung ini selamanya. " Ucap feby dengan lantang.

Mendengar ucapan febby semua orang lantas saling menyikut dan saling berbisik satu sama lain.

Pak kades lantas menghadap kesemua warga dan menyuruh warga untuk bubar. Febby masih berdiri meskipun fikirannya sudah kacau tak karuan, otaknya terasa membeku, hatinya sudah tak mampu lagi merasakan rasa sakit atau kecewa. Semua rasa bersatu jadi beban yang menggunung dalam hatinya. Nafasnya terasa sesak namun febby memaksakan diri untuk berusaha tetap tegar karna masih ada satu hal lagi yang perlu dia sampaikan.

Feby mendekati pak kades dan berlutut didepan kakinya. Kedua tangannya ditangkupkan didepan dada, feby dengn kasar mengusap air matanya.

Reza hendak mendekat kearah feby dan membangunkannya namun pak kades mengkode reza agar reza tetap diam ditempat.

" Nak, ada apa ini? Ayo bangun, tidak baik kamu seperti ini. Saya juga tidak mau jika kamu bersikap seprti ini. Ayo bangun dan berdirilah. " Pak kades lantas memegang pundak feby dan membawnya berdiri.

Pak kades bisa merasakan jika tubuh febby bergetar hebat. Tangannya sedingin es karna pak kades tak sengaja menyentuhnya.

" Pak mohon maafkan saya jika selama akhir-akhir ini banyak keributan yang disebabkan oleh saya. Sungguh saya tidak pernah ada maksud membuat keributan atau yang lainnya. Maaf jika saya terus merepotkan bapak, sekalian saya mohon ijin. Saya akan pergi secepatnya dari kampung ini. Mungkin saya butuh menyegarkan fikiran saya dan menyembuhkan luka hati saya ketempat yang jauh lebih tenang. Dimana saya bisa nayaman tanpa tuduhan dan tanpa fitnah. Sekali lagi maafkan saya pak. " Ucap feby dengan lelehan air mata.

" Nak tidak perlu sampai seprti itu,kamu tetaplah tinggal disini. Saya pastikan tidak akan ada lagi keributan seprti ini. Maafkan istri saya nak feby. " Ucap pak kades.

Terpopuler

Comments

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

satu iklan meluncur sampe sini dulu nanti mampir lagi

2024-04-24

1

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

eehh Toni sadar diri dong mau nunjukin apa lo dasar buaya nggak tau diri lo

2024-04-24

1

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

nah mampus lo Toni

2024-04-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!