bab 9

" Maksud ibu apa bu, saya tidak pernah mendekati siapapun. Saya sadar akan status saya bu jangan hina saya lagi. " Ucap febby dengan tegas.

" Halah mana ada maling ngaku, kemarin kamu pergi kan sama reza seharian sampe pulang malam. Ngaku kamu apain keponakan saya sampai dia sebegitu lengketnya sama kamu? Jangan-jangan kamu pelet ya keponakan saya! " tuduh santi.

" Wah ternyata febby seprti itu kelakuan kamu ya? " Seru ibu-ibu yang lain .

" Stop bu stop! Itu fitnah, saya kemarin memang sama reza tapi dia yang ngikutin saya bu, bukan saya yang mengajak dia. Dan asal ibu tau reza yang selalu mendekati saya bukan saya, kalau ibu mau marah-marah marahin saja reza jangan saya! " Sentak febby membuat santi merasa geram dan tak terima karan febby melawan.

Plaak plaak

" Sseeeetttt. " desis febby saat keuda tangan santi mendarat dipipinya dengan kasar.

" Oh jadi pemuda itu yang bernama reza, dia keponakan pak kades. Awas kamu za berani mendekati febby lagi! " lirih toni dalam hati.

Tangannya mengepal erat, toni masih berada didalam kamar tapi dia memasang telinganya sengaja menguping keributan diluar .

Sementara widia yang baru saja keluar dari kamar mandi lantas terganggu mendengar keributan didepan rumahnya.

" Febb ada apa ini ribut-ribut? " ucap widia masih belum menoleh kedepan, namun semua mata tertuju kepadanya.

Widia membuka pintu lebar-lebar dan betapa terkejutnya dia kala diteras dan halaman rumahnya ramai orang, mereka menatap jiji kepada febby dan widia.

" Naah ini nih induknya keluar, mungkin kamu ya yang nyuruh si febby buat deketin reza biar kalian bisa menikmatinya bersama-sama. " Ucap santi, kali ini santi menatap widia dengan sinis.

Santi menatap ibu dan anak itu dari atas kebawah dan dari bawah keatas.

" Maksud ibu apa bu, ko ibu bicara seprti itu sama saya bu! Jaga bicara ibu ya bu, ibu ini ibu kades jadi yang sopan bu jangan asal nuduh! "

Widia tampak kesal dan emosinya mulai tersulut, widia merasa tak terima dengan apa yang santi tuduhkan.

prok prok prok

Santi bertepuk tangan dan wajahnya menyingrai. Santi mendekat kearah widia.

" Tanyakan saja sama anak kamu ini betul atau tidak apa yang aku katakan! " Bisik santi.

Widia lantas menoleh kearah febby, menatapnya penuh selidik.

Widia menarik tangan febby dengan kasar.

" Febby! Katakan sama ibu kalau apa yang dia katakan salah, apa benar kamu kemarin jalan sama reza hum? " ucap widia ,nada bicaranya lirih tapi penuh penekanan.

Febby menoleh ibunya, menatap lekat mata widia.

" Kalau iya kenapa bu? " celetuk febby.

Plak

" Bikin malu kamu feb! Inget kamu itu janda febby, jangan merendahkan diri kamu dengan mengejar laki-laki. " ucap widia.

Mendengar ucapan widia membuat febby terkekeh, febby mendekat kedepan wajah widia, metapnya begitu dalam.

" Bu, ibu lupa saya lahir dari rahim siapa? Kalau ibu lupa biar saya ingatkan lagi bu. Saya lahir dari rahim seorang wanita murahan yang selingkuh dan merebut suami anaknya hingga membuat anaknya menjadi janda. Berkaca dulu sebelum mengatakan apapun! " ucap febby.

Sementara seorang warga lain kini tengah tersengal nafasnya karna berlarian saat menuju rumah pak kades.

Sesampainya dirumah pak kades kebetulan pak kades sedang duduk santai diterasnya.

Hosh hosh hosh

" P-pak anu pak! " ucap tuti tetangga febby.

" Anu apa tut, tarik nafas dulu lalu hembuskan perlahan. " ucap pak kades.

" Anu pak itu, ibu pak, ibu anu pak. Aduuh susah amat mau ngomong. " ucap tuti sembari menggaruk tengkuknya yang memang gatal.

" Zaa ambilin minum buat bu tuti za! " teriak pak kades.

Tak selang beberapa lama Reza datang memberikan segelas air putih untuk bu tuti.

" Terimakasih mas reza. " tuti meraih gelas dari tangan resa.

Glek glek glek

Tuti meminum air itu hingga tandas membuat pak kades dan reza tersenyum merasa lucu dengan tingkah tuti.

Tuti menghela nafas berkali-kali berusha menenangkan hatinya dari rasa gugup.

Pak kades memberikan ruang untuk tuti sejenak sebelum ia mengulangi pertanyaannya.

" Pak maaf itu tadi dirumah mba febby ada keributan pak. " ucap tuti.

Mendengar nama febby disebut Reza yang sedang sibuk dengan ponselnya lantas meletakan ponselnya keatas meja. Reza kini beralih menatap tuti, menunggu tuti menceritakan apa yang ingin ia ceritakan.

" Astaga, ada apa lagi? Apa febby ribut sama widia, atau mantan suaminya? " ucap pak kades.

Tuti menunduk, meremas kedua tangannya. Sebenarnya tuti sedikit takut menyampaikan kabar itu namun tuti merasa kasian dengan febby karna para tetangga ikut mengoloknya.

" Bukan pak tapi dengan ibu santi. " Ucap tuti kemudian tuti menceritakan tentang sejak awal kedatangan santi kerumah febby.

Reza terbengong mendengar cerita tuti, reza merasa bersalah atas apa yang menimpa febby karna ada andil dirinya.

" Ya sudah tut terimaksih ya kamu sudah memberitahu saya, kamu jangan hawatir saya tidak akan memberitahu santi atau siapapun kalau kamu yang lapor sama saya. Pergilah lewat kebun depan kalau ada yang bertanya kamu dari mana bilang saja kamu dari mana terserah kamu, kamu pasti faham. " Setelah mengatakan itu tuti lantas pergi .

Pak kades bersiap dan hendak menyusl santi karna tak mau santi berbuat lebih kepada febby dan keluarganya.

" Paman reza ikut ya mungkin reza dibutuhkan disana. Reza bakal bantu febby menjelaskan sama warga dan bibi kalau semua itu fitnah. Kasian febby paman. " Jelas reza.

Tanpa pertimbangan ahirnya reza dan pak kades lngsung pergi kerumah febby.

Sementara dirumah febby santi semakin mencak-mencak karna febby selalu saja melawan ucapannya.

" Kurang ajar kamu ya feb, gini-gini saya ibu kades gak seharusnya kamu ngelawan saya. Apa kamu tidak takut melawan orang paling penting didesa ini? " Sentak santi.

" Saya tidak akan pernah takut bu kalau saya tidak bersalah. Jangan ganggu saya bu saya mohon dengan hormat ibu pulang karna saya mau berangkat kerja dan saya sudah terlambat. " ucap febby tanpa mengurangi rasa hormat.

Santi merasa tak terima karna febby terkesan mengusirnya.

" Berani kamu usir saya feb, memangnya kamu siapa ha? Janda gatel, janda gak laku, janda gak tau diri. Aku ingatkan ya sekali lagi kamu masih berusha mendekati reza maka aku akan... "

" Aku akan apa bi? " ucap reza yang baru saja sampai dan turun dari sepeda motornya.

" Akan langsung menikahkan kalian berdua agar tak terjadi fitnah bukan begitu bu? " ucap pak kades.

Mendengar suara suaminya sepontan santi langsung mundur, kilatan amarah diwajahnya meredup.

" Loh bapak ko kesni? Siapa yang kasih tau bapak? "tanya santi.

Tuti yang kebetulan baru sampai juga lantas berkeringat dingin. Ia takut pak kades atau reza keceplosan. Dia juga takut jika ada salah satu warga yang tak sengaja melihatnya.

Terpopuler

Comments

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

nah setuju jangan mentang mentang bini kades mulut bisa sembarang kasih contoh yang baik dong udah buk Jambak tuh bibir ikat pake karet

2024-04-24

1

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

heh Bu kades sok pulak sini buk 🤣🤣 ampun dah ahh ikut esomi

2024-04-24

1

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

dua bungga meluncur 🙏🙏🙏

2024-04-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!