Febby pergi tepat sore hari disaat ibu dan mantan suaminya tengah memadu kasih dikamarnya.
Febby pergi secara diam-diam dan sengaja tidak berpamitan karna tidak ingin mengganggu mereka yang tengah merengguh kenikmatan berdua.
" Wah jadi pergi juga kamu feb? " Tanya salah satu tetangganya yang kebetulan berpapasan dengannya.
" Iya bu. " jawab febby singkat.
" Hem kepalang basah paling dia disana jual diri. Mana gampang cari kerja dikota jaman sekarang. " Cibir tetangga febby yang lain.
Febby lantas berhenti sejenak menatap dua orang yang kini menatapnya.
" Maaf ya bu, mau saya jual diri ,jual badan atau jual apapun itu bukan urusan kalian. Permisi! " setelah mengatakan itu febby pergi. Meskipun hatinya sakit tapi febby tetap berusha kuat.
Cacian, hinaan dan makian seolah tak ada habisnya mereka lontarkan pada febby. Mereka terus menghujat tanpa ada belas kasihan sedikitpun.
Febby terus melanjutkan langkahnya tak perduli beberapa pasang mata menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃
" Sudah dua ronde aku lelah sayang, emh kita istirahat dulu ya. " Rintih widia selesai dengan aktifitasnya bersama toni diranjang.
" Iya sayang aku juga lapar, em tolong buatkan aku makanan seprti yang febby dulu sering buat. " pinta toni tanpa melihat ekspresi istrinya saat mendengar suaminya menyebut nama putrinya.
" Bisa tidak si mas kamu jangan menyebut namanya disaat kamu sedang bersamaku! Aku curiga jangan-jangan kamu masih mencintainya? Katakan mas! " sentak widia.
" Kamu ini ya ngga si jangan semua hal dibikin marah! Aku hanya menyebut namanya bukan mencumbunya atau bermesraan dengannya didepanmu. Jangan berlebihan menanggapi ucapanku widia. Lama-lama kamu semakin menyebalkan saja! " Berang toni.
Karna merasa suntuk akhirnya toni keluar dari kamar nya.
Toni yang kelaparan langsung menuju kedapur berharap ada makanan hasil maskan febby
Meskipun bersama widia tapi toni ternyata lebih suka masakan febby dibanding istrinya widia. Toni merasa jika hasil olahan tangan febby lebih cocok dilidahnya dibanding dengan hasil olahan tangan widia.
Widia yang masih berada dalam kamarnya masih merasa kesal dengan suaminya bahkan widia sampai mengacak-acak tempat tidurnya sendiri.
" Sial! Kenapa si selalu saja dia menyebut nama febby, febby dan febby. Apa si lebihnya febby dibanding aku. Febby memang putriku tapi aku tidak suka suamiku begitu memujanya. Arrgh!"
Karna takut suaminya mendekati febby disaat dia marah, widia lantas buru-buru keluar dan mencari keberadaan suaminya. Yang pertama ia tuju adalah kamar putrinya.
" Febby, keluar kamu feb! Febby ibu mau ngomong febby! " Teriak widia dari luar, namun widia sedikit heran karna biasanya febby lngsung keluar saat dia memanggilnya. Namun kali ini dari kamar febby sunyi dan tak terdengar adanya tanda-tanda febby ada didalam.
Merasa kesal wida lantas mendorong paksa pintu kamar putrinya.
Brak
Begitu pintu terbuka tatapan mata widia langsung tertuju pada kasur febby yang tampak rapih. Merasa penasaran widia lantas masuk kedalam kamar putrinya, ia lebih terkejut karna ternyata meja rias putrinya juga kosong tanpa satu barang pun diatasnya.
" Astaga apa dia benar-benar pergi! " gumam widia, kini widia beranjak menuju kelemari pakaian febby.
Sreet
Braak
" Ya Tuhan, kosong. Febby kamu benar-benar pergi nak. Padahal ibu hanya..
Mas
Mas kemari mas! " Teriak widia.
Widia masih berdiri mematung didepan lemari febby yang kosong tanpa satu helai kain pun didalamnya.
Toni yang rupanya sedang mencari febby kebelakang pun lantas buru-buru mendekat.
" Ada apa? " Tanya toni.
Nada suaranya masih terdengar ketus karna toni masih marah pada widia.
" Kosong mas, semua tidak ada. Di benar-benar pergi mas, febby pergi mas. Hiks hiks. "
" Apa! " Ucap toni panik
Mendengar suara toni widia lantas cepat menoleh
" Apa kabur? "Kini nada bicara toni terdengar rendah dan biasa saja tak seprti tadi.
" Hiks hiks, kemana dia pergi mas. Dia tak ada keluarga lain selain aku ibunya. Kemana dia, febby pulang nak kemana kamu nak! " Tubuh widia luruh bersandar pada pintu lemari kosong itu.
"Ck, kamu ini bagaimana si. Apa kamu lupa kamu yang memintanya pergi? Kamu yang mengusirnya widia! " Ucap toni .
" Aku?"
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
" Ya Tuhan aku harus kemana ya? " Gumam febby.
Saat ini febby sudah sampai diterminal, dia kebingungan kala melihat begitu banyak bus dengan tujuan berbeda-beda.
Febby lantas membaca satu persatu tujuan bis tersebut. Setelah memantapkan hatinya febby lantas pergi keloket untuk membeli tiket dan setelah mendapatkannya febby memutuskan untuk lngsung masuk kedalam bis karna dia ingin beristirahat.
Didalam bis yang masih kosong febby duduk ketempat yang sudah tertera didalam karcis.
Febby langsung duduk dan matanya kini mulai merasa mengantuk akhirnya febby memutuskan untuk memejamkan matanya.
🍁🍁🍁🍁
" Eh bu denger gak kalau si janda itu katanya bener-bener kabur loh dari rumah." ucap salah satu tetangga santi yang kebetulan lewat didepan rumah santi dan melihat santi tengah santai melihat tanaman bunganya.
" Ah yang bener bu? Ibu denger dari siapa bu? Kalau benar begitu mah kebetulan bu. Bikin aib saja dikampung kita, itu si widia dan lakinya gak sekalian tuh minggat dari sini! " ucap santi dengan ketus.
Sesekali ia menengok kebelakang takut suaminya mendengar pembicaraannya.
" Gak tau tuh bu, aturan mah iya dia minggat dari sini. Anak sama ibu meresahkan,bukan tidak mungkin kan dia menggoda suami-suami kita. Suami anaknya aja dia doyan, apa lagi suami orang. Betul gak bu? "
" Betul banget bu, tapi saya jamin suami saya gakan mungkin kepencut sama dia. " kekeh santi.
" Ia sama dia mah engga tapi mana pak kades kepencut sama si febby. Buktinya pak kades begitu membela febby. " Sahut tetangga santi.
" Eh enak aja! Kalau ngomong dijaga ya bu, mana mungkin suami saya begitu. Pak kades setia sama bu kades. Mana level dia sama si febby. " Ucap santi.
Merasa tersinggung santi lantas masuk kedalam rumahnya meninggalkan tetangganya yang tertawa bahagia melihat kemarahan santi.
" Huu rasain, semoga aja bu santi ribut sama pak kades dan mereka ribut terus cerai dengan begitu aku bisa deketin pak kades. Kapan lagi kan bisa jadi bu kades. " Gumam wiwi yang ternyata seorang janda yang ditinggal pergi suaminya.
Dari kejauhan rupanya reza mendengarkan pembicaraan santi dan wiwi. Setelah itu reza mengemasi semua pakaiannya dan segera menemui santi dan suaminya.
" Paman, bibi reza baru saja dapat telfon dari mama dan mama meminta reza pulang sore ini juga. " Pamit reza namun dia sudah siap lengkap dengan tas besar dipunggungnya.
" Apa! Sekarang? Ko cepet banget berubahnya? " Tanya santi.
" Iya bi, reza juga gak tau tapi mama minta malam nanti reza sudah ada dirumah. " dusta reza.
" Coba bibi telfon mamahmu dulu, mungkin bisa diundur sampe besok. Ini udah mepet za. " Ucap santi dan ia mulai membuka ponselnya.
" Ja-jangan bi! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Erliza Rosyanda
wah drama
2024-05-01
0
Tanz>.<
drama /Smug/
2024-03-23
1
Tanz>.<
tetangga kek gini harus di ketuk kepala nya /Hammer/
2024-03-23
1