bab 2

Tubuhku limbung,kakiku terasa lemas dan tubuhku bergetar hebat.

" Ce-cerai mas? Kamu lebih memilih ibuku dibandingkan aku? " Aku tergagap, sama sekali tak percaya dan tak menduga semua ini akan terjadi padaku.

Pernikahanku hancur oleh ibuku sendiri, hatiku dibantai habis-habisan oleh suami dan ibuku sendiri.

" Iya feb kita cerai, sebenarnya sejak aku tinggal disini bersama kamu dan ibu kamu aku sedikit menaruh rasa pada ibu kamu. Meskipun dia sudah tua tapi pesonanya begitu memikat hatiku. Terlebih lagi dia lebih sexy dari kamu. Awalnya aku berniat mengubur rasa ini, tapi ternyata gayung bersambut. Ibu pun merasakan hal yang sama denganku. Selama ini kami sering bermesraan dan bertemu diam-diam. Namun baru kali ini kami melakukannya. Sungguh tubuh ibumu membuatku candu. " ucap toni tanpa memperdulikan didalam ruangan itu ada banyak pasang mata dan telinga yang menyaksikan dan mendengarkannya.

" Iy feb maaf ya, ibu juga udah kepencut sama suami kamu. Kamu tau kan ibu menjanda sudah sangat lama, maaf ya feb. Kamu masih muda kamu bisa ko cari suami lain. Yang lebih muda sekalian pun bisa, tomy buat ibu ya. " Ucap ibuku sembari mengedipkan salah satu matanya kearah mas tomy.

Sungguh aku sama sekali tak menduga ibuku dengan tega menghancurkan pernikahanku. Bahkan tanpa rasa berdosa ibu memintanya langsung dari ku .

" Silahkan,silahkan kalian menikah dan menikmati hasrat binatang kalian. Aku jiji dan aku malu punya suami dan ibu seprti kalian. Menikahlah diatas penderitaanku bu, kebahagiaan ibu tidaklah kan kekal. " Setelah mengatakan itu aku masuk kekamar ku.

Sementara diluar aku mendengar mereka mulai melaksanakan ijab qobul.

Pak rt dan pak rw sebagai saksi,mereka menikah disaksikan oleh semua tetangga dan warga yang kebetulan menyaksikan lagsung kejadian dirumahku.

Betapa sakit dan terlukanya hatiku, hari ini aku pergi menghadiri pernikahan sahabatku dan saat aku pulang aku dipaksa menghadiri pernikahan ibu dan suamiku.

Ijab qobul berlangsung dengan cepat, tanpa mahar dan dengan mas kawin cincin pernikahan yang ibu rebut paksa dari jariku sebel aku masuk kamar.

Semua orang mulai meninggalkan rumahku, suasana rumah mulai terdengar hening. Hanya ada suara tawa bahagia ibu dan bekas suamiku dikamarnya.

Laki-laki yang datang kerumahku berstatus sebagai suamiku kini sudah berubah status menjadi ayahku.

Entahlah aku harus memanggilnya apa.Tapi aku sama sekali tak sudi memanggilnya ayah. Aku menyesali pernikahanku, aku menyesali.

Aku sama sekali tak mau keluar bahkan untuk makan malam. Ibuku pun sama sekali tak memanggilku untuk makan malam. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang beradu.

Menjelang malam suasana semakin hening dan sunyi, aku diam dan hanya bisa meratapi kemalanganku. Aku menatap lekat bantal disebelahku. Biasanya suamiku ada disampingku, menatapku penuh cinta.

Namun sekarang aku baru menyadarinya jika cintanya palsu, kasih sayangnya semu. Ungkapan cinta yang selama ini diucapkan hanyalah buaian semata.

Mahligai rumah tangga yang ku bangun hancur tak bersisa bersamaan dengan hancurnya kepercayaanku terhadap ibu dan suamiku.

"Mengapa bu, mengapa harus suamiku? Tidakkah ada laki-laki lain lagi selain dia, tidakkah ada wanita lain selain ibuku? " aku tersadar dari lamunanku saat aku mendengar desahan dan rintihan dari kamar ibuku.

Kamarku dan kamar ibuku memang bersebelahan, tanpa melihat aku bisa menebak apa yang tengah mereka lakukan didalam sana.

Sesaat aku kembali teringat kebersamanku bersama suamiku, dikamar ini dan dikamar yang sama aku melihat dan menyaksikan sendiri penghianatannya.

Aku merasa jiji, aku lantas turun dari atas ranjang. Aku pindah kesofa. Aku berusaha menutup mata dan telinga agar tak mendengar jerit kenikmatan ibuku yang sedang mendapatkan hujaman-hujaman dari mantan suamiku.

Bayangan kebersamaan mereka menari -nari dipelupuk mata, rintihan kenikmatan ibuku menggema ditelingaku.

Aku ingin sekali berteriak dan meluapkan semuanya. Merasa tak tahan aku lalu keluar dari kamar dan aku memutuskan pergi keluar dan mencari udara segar.

Dikeheningan malam aku berjalan seorang diri, tatapan mataku kosong entah kemana kaki ini akan membawaku pergi. Aku hanya ingin menjauh dari manusia-manusia berhati iblis yang ada dirumahku.

Aku tersadar kala aku mendengar riak air didepan sana, dengan langkah cepat aku menuju kejembatan yang dibawahnya terdapat sungai berarus deras.

Aakhhhh

"Tuhaan, apa salahku! " Sekilas terlintas dalam benakku untuk mengahiri hidupku.

Saat kaki ini mulai menaiki pembatas jembatan, tiba-tiba ada yang menarikku dari belakang. Aku terjatuh dan tersungkur kejalanan. Tak kurasakan lagi sakitnya tubuhku menghantam kerasnya aspal jalanan.

" Hei apa kamu gila nona? " Ucap seorang pemuda yang entah siapa aku sama sekali tak mengenalnya.

" Hiks, untuk apa aku hidup. Aku sudah hancur, hatiku tercabik tak bersisa. Aku ingin mati saja. " Aku berlari menuju batas jembatan lagi. Namun kali ini laki-laki itu membiarkanku.

" Aku sudah berdiri dibibir jembatan dan siap untuk menjatuhkan diriku. Namun saat aku melihat gelapnya dibawah sana dan suara air yang menakutkan akal sehatku tersadar .

" Ayo turun, kenapa gk jadi mati? Bukankah kamu ingin mati, apa jika kamu mati nanti orang-orang yang sudah menyakitimu akan menyadari kesalahannya dan mencarimu? Meratapi kepergianmu? Tidak nona! Jangan bodoh dan jangan selemah itu. Dunia ini luas, aku yakin apapun yang terjadi pada kamu dan maslah yang kamu hadapi ada jalan keluarnya. " Ucapnya sembari menyodorkan sebotol air mineral untukku.

Aku mengulurkan tanganku dan mengambil air itu dari tangannya, setelah meminum air itu aku merasa sedikit tenang. Aku duduk disamping laki-laki itu dikegelapan malam. Bahkan aku sama sekali tak memiliki rasa takut jika dia orang baik atau jahat. Aku sudah pasrah akan hidupku.

" Te-terima ka-kasih. " Ucapku dengan suara bergetar.

" Reza, panggil aku reza. Kamu pasti belum mengenalku kan? Aku keponakan pak kades, aku datang dari kota. Aku tau apa masalah kamu, aku tau semuanya karna tadi siang aku jug datang kerumahmu bersama pamanku. " Ucap laki-laki yang mengaku bernama reza itu.

" Reza terimakasih, aku feby. Jika tidak ada kamu mungkin aku sudah hanyut dan tenggelam dikegelapan. Mungkin jazadku akan menjadi makanan ikan dan hewan lain, sementara ibuku dan suminya berbahagia diatas kematianku.

" Sama-sama,ayo aku antar pulang. Tidak baik jika kamu teruas disini. Aku juga tidak mungkin menamanimu jika kamu mau tetap disni. Itu akan timbul fitnah. Naiklah mari aku antar pulang, ini sudah larut. Kita bisa bicara lagi besok. " Ucap reza kemudian tanpa ragu aku naik ketas motor reza dan sesuai janji reza mengantarku pulang sampai rumah. Karna sudah larut aku tidak menawarkan reza untuk mampir karna aku juga tak mau timbul fitnah nantinya.

💕💕💕💕

Haai gais, bantu suport dengan like dan komen sebanyak-banyaknya ya. Jangan lupa kasih bunga atau secangkir Kopinya. Apalah arti tulisanku tanpa dukungan kalian. Terimakasih 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Azzam Azzam

Azzam Azzam

sabar ya feb meski tidak mudah

2024-05-08

1

Syiffitria

Syiffitria

hmmmm bisbisanya si Toni se bejat itu

2024-05-07

1

Kim Jinny

Kim Jinny

sabar ya Feby🥺 nanti kamu pasti bakal dapet pria yg lebih baik🥺

2024-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!