bab 4

Semakin ku tahan aku tak bisa lagi mendengar gunjingan semua orang yang ada dipabrik.

Mereka terus berceloteh tanpa memikirkan bagimana perasaanku dan seprti apa posisiku.

Mas toni tampak biasa saja mendengarkan ocehan para karyawan pabrik seolah dia tidak tersinggung ataupun merasa dihakimi oleh mereka.

" Feb kamu mau kemana? " Teriak mas toni kala ia melihatku berlarian keluar dari line tempat aku bekerja.

Aku sama sekali tak menghiraukan panggilannya aku tetap berlari menjauh dari mereka.

" Cie si ayah tuh anak gadisnya ngambek susulin gih! " Lontar salah seorang yang tadi sempat berpapasan denganku.

" Woi salah woi bukan anak gadis lagi tapi anak janda. Kan dia jandanya, eh jadi inget lagu dangdut jandaku. Hahahaaa. " kelekar salah seorang lagi.

Dan masih banyak lagi candaan-candaan dan bullyan yang samar-samar aku dengar sepanjang jalan.

Hiks hiks

" Malu sekali rasanya, apa aku bisa melanjutkan hidupku jika setiap hari seperti ini? Belum genap sehari saja hatiku sudah terbakar api kemarahan karna hujatan-hujatan mereka. "

Karna tak sanggup aku lantas kembali mengambil motorku yang sudah terparkir. Hari ini aku memutuskan untuk bolos bekerja. Entah kedepannya mau seprti apa yang jelas aku ingi pergi sejauh mungkin ketempat dimana aku tak mendengar bullyan orang-orang terhadapku.

Sepanjang jalan ponselku terus bergetar, aku tau itu pasti mas toni yang ingin tau kemana aku pergi. Apa perdulinya, dia yang menyebabkan aku menjadi seperti ini.

Aku terus menyusuri jalanan, entah kemana angin akan membawaku pergi. Sepanjang jalan airmataku terus menetes, sakit memang sangat sakit. Mungkin jika mas tomy berselingkuh dengan orang lain hatiku tak sesakit ini.

Ditengah jalan aku terlintas sebuah tempat yang mungkin bisa aku datangi dan akan membuatku lebih tenang dalam keadaan seprti ini. Aku terus memacu laju sepeda motorku dengan kecepatan tinggi agar aku cepat sampai ketempat yang aku tuju.

Tak perduli lagi seberapa jauh aku pergi seorang diri, aku hanya ingin menjauh walaupun entah seberapa lama. Aku hanya ingin menenangkan hatiku dan melupakan sejenak rasa sakitku karna ulah ibu dan mantan suamiku.

Selang waktu 30 menit aku sampai ketempat yang aku tuju.

Dari tempat parkir saja aku sudah bisa mendengar deburan ombak yang menyapu pantai.

Ya, tempat yang aku tuju adalah pantai.

Dengan langkah pasti aku mulai masuk kearea pantai, tak perduli dengan tatapan para pengunjung yang mungkin merasa heran melihatku datang seorang diri dengan seragam kerja.

Angin pantai terasa sangat sejuk, kesejukannya sampai terasa keotak dan hatiku yang tadi sempat memanas.

Deburan ombak mulai menyapu pantai, aku berjalan pelan menyusuri bibir pantai yang memang sangat ramai pengunjung.

Perlahan namun pasti aku berjalan semakin jauh kini aku berdiri diatas batu karang yang ada dibibir pantai.

Tak ada rasa takut lagi dalam hatiku meskipun aku naik keatas dengan susah payah. Tak perduli kakiku lecet tergores bebatuan yang runcing.

Aku berdiri sendiri menjauh dari keramaian.

Aaaaakkkh

Tuhan Aku lelah

Aaaaakkkkh

Aku berteriak sekencang-kencangnya karna aku ingin melepaskan beban dalam hatiku.

" Wahai ombak bawalah duka dan laraku bersamamu, bawa dia pergi jauh kesamudra yang tak berujung. Aku lelah, aku cape, aku ingin hidup normal dan aku ingin melanjutkan hidupku. hiks hiks

Samudra tenggelamkan sakitku bersamamu dikegelapan dibawah sana, jangan biarkan hatiku terkikis oleh rasa sakit yang terus menerus menyiksaku. " ucapku sekencang-kencangnya.

Setelah puas berteriak aku merasa sedikit tenang.

Aku duduk bersandar tebing dan menatap jauh hamparan samudra yang biru. Taka ada lagi bullyan atau cacian yang aku dengar. Disni aku merasa damai ditemani deburan ombak dan suara semilir angin yang menyejukan.

Entah seberapa lama aku duduk sendirian hingga ahirnya aku tersadar jika senja mulai datang.

Aku memutuskan untuk turun dan kembali lagi kekeramaian karna hari sudah mulai sore.

Karna sibuk memandang keindahan langit senja dilaut aku sampai tak sadar ada yang memanggilku dari kejauhan.

" Febby, kemari feb! " Seru seseorang sambil melambaikan tangannya kearahku.

Aku sama sekali tak tau siapa dia karna memang hari semakin gelap. Aku hanya samar-samar mendengarnya.

" Diih apa dilaut ada hantu? perasaan ko dia manggil-manggil terus ya. Apa tadi aku lupa permisi pas naik keatas batu besar itu. " gumam febby seorang diri sambil mengedikan bahunya karna semakin lama ia semakin jelas mendengar suara seseorang yang memanggilnya.

" Jangan ikutin maf kalau tadi gak sopan teriak-teriak aku cuman pengin ngeluarin beban dalam dada. Amit amit jangan ngikut amit amit. " Febby berjalan semakin cepat.

Ditengah ketakutannya tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang semakin membuat febby ketakutan dan badannya gemetaran.

Puk

" Feby! "

" Aaakh ampun ampun tadi gak sengaja teriak disana, maaf ya kalau mengusik kamu. Tolong jangan membuatku takut atau memintaku sesuatu aku lagi susah hatiku sedih aku memang butuh teman tapi bukan hantu penunggu pantai seprti kamu. Hidupku sudah malang karna ditinggal nikah sama suami dan ibuku jangan tambah kemalanganku dengan hadir dihidupku. Tadi cuman mampir suwer gak ngapa-ngapain. Ampun aku mau pulang, tadi sok berani aja sebenarnya aku takut! " Racau febby membuat orang yang ada dibelakangnya tertawa terbahak-bahak.

Febby masih memejamkan matanya dan tetap diam ditempat.

" Astoge, setan ko ketawanya gitu amat. Baru kali ini aku nemu setan ketawa bahagia saat dimarahin. Apa dia mentertawakan aku yang ketakutan. Sial dia tertawa diatas penderitaanku. Aku sumpahin kamu jadi setan jomblo yang gak laku-laku ." cerocos febby semakin ngalor ngidul tak jelas.

" Kalau aku jomblo terus dan gak laku-laku aku bakal nikahin kamu feb. " ucap seseorang yang masih tetap berdiri dibelakang febby.

Febby baru tersadar beberapa saat setelah ia mendengar lagi suara orang yang berdiri dibelakangnya.

" Tan, setan ko suara kamu mirip saudara tetanggaku ya. Em apa antara setan dan manusia memang ada yang mirip. Kata orang didunia ini ada orang yang mirip sebanyak 7 orang. Apa setan juga salah satunya. Kenapa suara kamu mirip banget ya sama dia. Jangan-jangan kamu kembaran dia dalam dunia persetanan. Kamu kembaran yang keberapa kenapa hidup dialam yang berbeda? " ucap febby semakin tak jelas.

Karna gemas ahirnya orang yang berada dibelakang febby memegang pundak febby dengan kedua tangannya dan memutar tubuh febby agar menghadapnya.

Febby yang merasa sangat ketakutan semakin histeris, tubuhnya yang bergetar dapat dengan jelas ia rasakan.

" Ampun ampun jangan apa-apakan saya, saya ini janda yang ditinggal kawin. Cari gadis aja yang masih segel dan masih ting-ting ampun. " Febby mulai berontak berusha lepas dari cekalan orang tersebut.

Merasa takut didatangi pengunjung lain dan takut dikira penjahat orang tersebut lantas menarik febby dan mendekapnya dengan kencang.

Bukannya tenang febby justru semakin berontak dan berteriak.

" Jangan takut febby ini aku reza. Diem udah tenang nanti kita digrebek karna dikira kamu aku apa-apakan. " Bisik reza ditelinga febby.

Perlahan febby membuka matanya dan memastikan jika yang mendekapnya itu benar-benar reza bukanlah setan penunggu batu besar dipantai.

Terpopuler

Comments

Syiffitria

Syiffitria

Loalah febyy/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-05-09

1

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

hahaha

2024-04-01

1

Erliza Rosyanda

Erliza Rosyanda

huh feby bisa juga lo

2024-04-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!