Bersama Pasukan Pemberontak

"Apakah Ananda tidak berpikiran untuk menyudahi hal ini? Menyerah misalnya?" tanya Prabu Satyaguna.

"Saya sudah terlanjur, pengikut saya banyak. Saya mencoba peruntungan saja,"

"Hati-hati Gusti Panglima," ujar Ki Brajaseti. "Di antara pengikut Gusti itulah sebenarnya yang ingin jadi penguasa. Walaupun tidak menjadi Maharaja tapi bisa mengatur dan mengendalikan segalanya,"

"Entahlah, pikiran saya tidak sampai ke arah sana. Tapi nasihat Tuan Brajaseti akan saya ingat supaya saya selalu waspada."

Begitulah akhirnya Prabu Satyaguna hanya memberikan perbekalan saja untuk pasukan Panglima Cakrawarman. Keesokan harinya pasukan yang sudah dicap pemberontak ini akan meninggalkan wilayah Cupunagara.

Sebelum berangkat Cakrawarman menemui Ki Brajaseti dan Darma Koswara.

"Saya ingin mengajak serta Adijaya dalam perjalanan untuk menjadi teman ngobrol," pinta Cakrawarman.

"Oh, dia anak buahnya muridku," tunjuk Ki Brajaseti ke arah Darma Koswara.

"Silakan Gusti Panglima, lagi pula tugas dia sudah selesai mengantar saya," kata Darma Koswara.

"Agan tidak keberatan?" tanya Adijaya.

"Tentu tidak. Oh, ya, ini upah selama kau jadi anak buahku," Darma Koswara memberikan sekantung kepeng emas kepada Adijaya.

"Terima kasih, Agan memang majikan yang baik. Kalau takdir masih mempertemukan kita suatu saat, saya akan kembali bekerja pada juragan,"

"Ya, ya, semoga beruntung karena sekarang kau bersama juragan yang lebih besar, hahahaha...!"

Begitulah perjalanan hidup Adijaya kini berganti majikan. Bersama Panglima Cakrawarman. Bersama pemberontak. Tapi tak peduli.

Rombongan Cakrawarman bergerak ke arah tenggara. Pasukan inti yang terdiri orang-orang dengan jabatan tinggi berada di tengah termasuk Cakrawarman yang berada dalam kereta kuda. Orang-orang kepercayaan sang Panglima menunggangi kuda masing-masing. Pasukan inti ini diapit dua pasukan prajurit di depan dan belakang. Masing-masing pasukan dikepalai oleh seorang Senapati.

Masih ada lagi, di depan dan di belakang sejauh belasan tombak ada pasukan penjaga. Bila ada musuh datang menyerang, tugas mereka menghalau dan juga segera memberi tahu pasukan inti.

Kabarnya pasukan dari daerah yang memihak Cakrawarman juga akan segera bergabung. Beberapa orang telah dikirimkan untuk menyampaikan perjalanan mereka.

Kuda-kuda yang ditunggangi tidak digebah berlari, tapi hanya berjalan pelan saja. Menghemat tenaga. Adijaya diberikan tunggangan kuda, berjalan di samping kereta yang dinaiki Cakrawarman. Beberapa orang kepercayaan Panglima tampak berbisik-bisik membicarakan Adijaya. Dengan indra pendengaran yang sangat peka, sebenarnya Adijaya bisa mendengar pembicaraan mereka. Tapi dia pura-pura tuli saja.

"Kita kemana, Gusti?" tanya Adijaya kepada Panglima Cakrawarman karena tempat duduk Panglima di dalam kereta dekat ke Adijaya yang di luar.

"Indraprahasta, tapi wilayah hutannya,"

"Oh, itu daerah asal saya, Gusti,"

"Oh, ya. Kau masih punya orang tua?"

Entah kenapa sang Panglima merasa suka bila berbincang dengan pemuda ini. Enak diajak ngobrol, walau suka ceplas- ceplos.

Tanpa sungkan Adijaya menceritakan tentang dirinya yang berayahkan seorang perampok. Dari mulai kabur dari rumah sampai diusir dari padepokan. Tapi tidak menceritakan selama hidup di goa dan pertemuannya dengan mahluk guriang. Ceritanya langsung loncat bertemu dengan juragan Darma Koswara.

"Mengenaskan juga nasibmu," ujar Panglima.

Adijaya hanya tersenyum tipis.

***

Ketika malam tiba, rombongan telah sampai di suatu desa. Namun, mereka lebih memilih wilayah hutan dekat desa untuk mendirikan tenda untuk istirahat. Mereka tidak ingin mengganggu penduduk desa apalagi bila ada serangan musuh datang. Jangan sampai rakyat biasa jadi korban. Walaupun pengikut Panglima ada yang berbuat onar, tapi bukan menyasar ke rakyat jelata.

"Apa Gusti Panglima tidak merasa cemas sewaktu-waktu musuh bisa datang tiba-tiba?" tanya Adijaya yang semakin akrab dengan Panglima. Walaupun secara usia mereka bagaikan ayah dan anak.

Adijaya bertanya begitu karena mereka seolah-olah hanya melakukan perjalanan biasa saja yang tidak sedang dikejar musuh. Mendirikan tenda dan menyalakan api unggun untuk penerangan. Tentu saja ini akan mudah dilihat musuh.

"Aku percaya orang-orangku memiliki kepandaian yang tak diragukan lagi," jawab Panglima yakin.

Mereka duduk berdua saja di depan api unggun. Sejak ada Adijaya, Panglima Cakrawarman lebih sering mengobrol dengan pemuda itu. Sedangkan orang-orang kepercayaannya hanya menyampaikan hal-hal yang penting saja.

"Gusti, siapa orang itu?" pandangan Adijaya menunjuk ke arah orang yang sedang berdiri di bawah pohon. Lelaki paruh baya yang berbadan tinggi besar. Wajahnya klimis sehingga kerutan tuanya jelas.

"Namanya Ganggasara, seorang mentri dari Agrabinta,"

"Agrabinta? Bukankah kerajaan itu tidak memihak Gusti?"

"Ya, hanya mentrinya saja, dia!"

"Oh,"

Sebenarnya sejak mulai perjalanan Adijaya sering memperhatikan Ganggasara.

Malam makin larut, Cakrawarman telah masuk ke tendanya. Adijaya masih di sana. Dia memperhatikan terus gerak-gerik Ganggasara yang sepertinya menunggu kesempatan. Begitu junjungan semua orang di sini beristirahat, mentri yang membelot dari kerajaannya ini langsung pergi entah kemana. Tapi dia tidak tahu kalau gerak-geriknya diawasi Adijaya dengan cara melayang tanpa suara menggunakan payung terbang mengikuti langkah sang mentri.

Di suatu tempat yang jauh dari perkemahan, yang tidak bisa dilihat siapapun. Kecuali Adijaya karena diam-diam pemuda ini terus mengikuti. Ganggasara tampak berdiri seperti menunggu seseorang. Adijaya memperhatikan dari atas pohon. Indra pendengarannya dikuatkan sejelas mungkin.

Lalu muncul satu sosok pendek bulat. Lelaki berbadan gemuk dan pendek yang wajahnya brewokan sedikit seram. Siapa dia?

Dengan seksama Adijaya menguping pembicaraan mereka. Sesaat dia angguk-angguk kepala. Cukup lama mereka berbicara. Walaupun pelan hampir berbisik, tetapi Adijaya bisa mendengar dengan jelas.

Tampak si gemuk pendek sudah menghilang di kegelapan, lalu si mentri tinggi besar kembali ke perkemahan.

Adijaya menunggu keadaan benar-benar aman. Siapa tahu orang bulat itu sakti mandraguna sehingga mengetahui keberadaannya lalu muncul lagi mencarinya. Ternyata tidak. Si pendek gemuk benar-benar hilang. Kemudian dia pun segera kembali ke perkemahan. Melayang tidak terlalu tinggi, hanya satu jengkal dari pucuk pohon. Tentunya menggunakan payung terbang jelmaan guriang yang bisa dipanggil kapan saja.

Suasana di perkemahan tampak sunyi. Beberapa prajurit jaga juga tidak ada yang mengobrol. Adijaya belum mengantuk. Dia harus memberitahu apa yang barusan dia dengar dari percakapan mentri Ganggasara dengan orang pendek gemuk itu kepada Panglima Cakrawarman secara pribadi. Empat mata.

"Kenapa kau belum istirahat?" tiba-tiba satu suara bertanya mengagetkan Adijaya.

Ternyata Hastabahu pemimpin Bhayangkara.

"Belum ngantuk, Gusti,"

"Tadi kau kemana?" selidik Hastabahu.

"Saya buang hajat, Gusti," jawab Adijaya dibuat-buat malu.

Hastabahu duduk di bongkahan kayu di samping Adijaya.

"Apakah kau masih kerabatnya Gusti Panglima?"

"Bukan, sebelumnya saya bekerja pada juragan Darma. Kemudian Gusti Panglima meminta saya ikut rombongan ini,"

"Oh, begitu. Lantas untuk apa? Apa kau ditugaskan sesuatu?"

Pertanyaan Hastabahu cukup beralasan mengingat rombongan ini dalam perjuangan menggulingkan tahta di kerajaan pusat.

"Hanya teman ngobrol," jawab Adijaya polos. Memang begitu adanya. Hanya teman bicara.

"Cuma itu? Kukira kau mendapatkan tugas istimewa!"

Hastabahu melempar ranting ke api ungun lalu beranjak meninggalkan Adijaya.

Apa yang Adijaya ketahui tentang Mentri Ganggasara?

Ikuti terus lanjutannya.

Terpopuler

Comments

Wawan Kurniawan

Wawan Kurniawan

penulisnya seperti sudah senior dalam membuat cerita. begitu rapih, teratur dan alurnya menarik tanpa harus muter muter... keren 👍

2023-04-17

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo...

2022-05-21

0

tarjun

tarjun

madodep josht gandosss

2022-04-14

1

lihat semua
Episodes
1 Anak Perampok
2 Percakapan Di Kedai
3 Pukulan Dewa Tunggal
4 Tumpasnya Begal Cakrageni
5 Murid Yang Tersisih
6 Tersingkir
7 Hukuman
8 Terjebak Dalam Goa
9 Guriang Dan Saudagar Kaya
10 Pendekar Dari Nusa Sabay
11 Pertarungan Pertama
12 Dilema Prabu Satyaguna
13 Bersama Pasukan Pemberontak
14 Menguntit
15 Akhir Pemberontakan
16 Hutan Mandapa
17 Fitnah
18 Mengobati Lumpuh
19 Fitnah Kedua
20 Bongkeng
21 Terbongkar
22 Kemelut Di Padepokan
23 Pertemuan Kembali
24 Kasmaran
25 Dua Hati Bersambut
26 Pertarungan Di Puncak Gunung
27 Adu Tanding
28 Labu Penyedot Sukma
29 Pertarungan Sengit
30 Pertarungan Dalam Diam
31 Jebakan Fitnah
32 Tugas Baru
33 Pencarian Awal
34 Lima Beruang Merah
35 Lembah Kupu-Kupu
36 Ki Rampal
37 Menyamar
38 Padepokan Sanca Wulung
39 Ki Sanca
40 Terpecahkan
41 Cerita Darma Koswara
42 Ajian Tapak Wisa
43 Isi Hati Nyi Warsih
44 Dari Dendam Menjadi Cinta
45 Gadis Di Hutan
46 Pembunuh Jatuh Cinta
47 Serangan Pembunuh Lagi
48 Malapetaka
49 Jatuh Tertimpa Tangga
50 Asmarini
51 Pelipur Lara
52 Pendekar Pedang Bunga
53 Melati Tunjung Sampurna
54 Kasmaran Lagi
55 Ujian Pembuktian
56 Racun Pelebur Jiwa
57 Ki Candala
58 Bangkit Dari Kubur
59 Menguak Misteri
60 Menjalankan Rencana
61 Pucuk Di Cinta Ulam Tiba
62 Kediaman Patih
63 Penyusup
64 Perubahan Ketentuan
65 Sang Raja
66 Serangan Dadakan
67 Jurus Tarian Rajawali
68 Payung Terbang Beraksi Lagi
69 Rintangan Baru
70 Orang Gila
71 Diburu Pembunuh
72 Pedang Ular Hitam
73 Pembalasan Untuk Sang Patih
74 Mengejar Pembunuh
75 Nini Bedul
76 Nenek Kembar
77 Mengungkap Kebenaran
78 Ilmu Perawan Abadi
79 Tragedi Di Pagi Hari
80 Korban Ke Dua
81 Memburu Keterangan
82 Sasaran Ke Tiga
83 Mengunjungi Sahabat
84 Menjebak
85 Dendam Tak Pernah Habis
86 Sebuah Panggilan
87 Pertarungan Di Gunung Sembung
88 Maut Di Bukit Bedul
89 Bukit Bedul Berguncang
90 Kakek Yang Mengesalkan
91 Pedang Guntur Merenggut Nyawa
92 Syair Kerinduan
93 Dewi Kembang Kuning
94 Padmasari
95 Bencana Di Padepokan
96 Bukan Satu Tapi Empat
97 Pertemuan Dan Kabar Buruk
98 Pagi Hari Di Lembah Jonggrang
99 Terlepas Dari Sihir
100 Sihir Lawan Sihir
101 Nasib Tragis Jerangkong Koneng
102 Masuk Ke Alam Lain
103 Buhul Sakti Penjerat Siluman
104 Perangkap Hutan Jadi-jadian
105 Perangkap Kedai
106 Tipuan Pembalasan
107 Kemarahan Rangrang Geni
108 Pengangkatan Pemimpin Baru
109 Menyerang Padepokan Kecil
110 Senjata Baru
111 Ceramah
112 Kekalahan Rangrang Geni
113 Terjepit Situasi
114 Kampung Perampok
115 Kampung Perampok Menyerah
116 Penginapan Orang Asing
117 Ngaraga Sukma
118 Kemelut Padepokan Karang Bolong
119 Dewan Kehormatan
120 Malam Panjang
121 Pembantaian Di Penginapan
122 Pertarungan Di Pagi Hari
123 Mundur
124 Mahaguru Manguntara
125 Latihan Berujung Sungguhan
126 Hati Yang Busuk
127 Hari Bahagia
128 Perjalanan Baru
129 Desa Rancawangi
130 Masuk Ke Desa
131 Pembalasan Yang Gagal
132 Rencana
133 Menyelamatkan Utari
134 Pembalasan Ki Somara
135 Pergerakan
136 Tertipu
137 Pertemuan Tak Disangka
138 Misi Baru
139 Mencari Keterangan
140 Menelusuri Benang Merah
141 Hutan Gintung
142 Rahasia Gudang Harta
143 Resi Danuranda
144 Juragan Cengkeh
145 Cinta Yang Menggelora
146 Kuda Guriang
147 Laskar Lembah Kuning
148 Aksi Si Mungil
149 Rencana Padepokan Gunung Sindu
150 Pergerakan Sepasang Pendekar Muda
151 Mata-Mata
152 Padepokan Karang Bolong
153 Kesaktian Baru Payung Terbang
154 Lawan Yang Lebih Tangguh
155 Anak Perempuan Gentasora
156 Penyerbuan Kecil
157 Kesetiaan Sang Istri
158 Serangan Dimulai
159 Turun Tangan
160 Akhir Para Dedengkot Gunung Sindu
161 Rahasia Ki Manguntara
162 Nini Kewuk
163 Menerima Usulan
164 Senjata Makan Tuan
165 Pertarungan Di Goa Karang
166 Nasib Ratu Pelet
167 Ratu Siluman Kerang
168 Sahabat Lama
169 Meminta Bantuan
170 Manusia Rasa Siluman
171 Menyedot Ilmu Hitam
172 Akhirnya Bisa Keluar
173 Mahaguru Muda
174 Pembunuhan Di Asrama
175 Pemeriksaan
176 Manusia Kayu
177 Terima Kasih, Ki Sawung
178 Persidangan
179 Ternyata Masalah Cinta
180 Murid Angkuh
181 Jembatan Ilmu
182 Gadis Persembahan
183 Dewi Kalajenget
184 Terbayar Sudah
185 Ki Jagatapa
186 Tamu Teman Lama
187 Halangan Pertama
188 Kehilangan Keterangan
189 Percobaan Kedua
190 Keresahan Mangkubumi
191 Berubah Halauan
192 Penjaga Kitab
193 Membelah Tanah Menarik Sukma
194 Kejutan Tak Pernah Habis
195 Jebakan Maharaja
196 Meninggalkan Kota Raja
197 Dendam Sang Istri
198 Siapakah Musuh Besar Itu?
199 Kembali Ke Bukit Gajah Depa
200 Buta Merah
201 Puri Iblis
202 Penjaga Gerbang Pertama
203 Menuju Gerbang Kedua
204 Tugas Yang Sia-sia
205 Sukma Nenek Kembar
206 Penjaga Gerbang Ke Tiga
207 Api Yang Dingin
208 Gerbang Ke Empat
209 Sukma Sang Ayah
210 Jaran Goyang
211 Serangan Jarak Jauh
212 Sesepuh Bergerak
213 Sukma Kesurupan Siluman
214 Bayi Kembar
215 Penutup (Tamat)
216 Novel Baru
Episodes

Updated 216 Episodes

1
Anak Perampok
2
Percakapan Di Kedai
3
Pukulan Dewa Tunggal
4
Tumpasnya Begal Cakrageni
5
Murid Yang Tersisih
6
Tersingkir
7
Hukuman
8
Terjebak Dalam Goa
9
Guriang Dan Saudagar Kaya
10
Pendekar Dari Nusa Sabay
11
Pertarungan Pertama
12
Dilema Prabu Satyaguna
13
Bersama Pasukan Pemberontak
14
Menguntit
15
Akhir Pemberontakan
16
Hutan Mandapa
17
Fitnah
18
Mengobati Lumpuh
19
Fitnah Kedua
20
Bongkeng
21
Terbongkar
22
Kemelut Di Padepokan
23
Pertemuan Kembali
24
Kasmaran
25
Dua Hati Bersambut
26
Pertarungan Di Puncak Gunung
27
Adu Tanding
28
Labu Penyedot Sukma
29
Pertarungan Sengit
30
Pertarungan Dalam Diam
31
Jebakan Fitnah
32
Tugas Baru
33
Pencarian Awal
34
Lima Beruang Merah
35
Lembah Kupu-Kupu
36
Ki Rampal
37
Menyamar
38
Padepokan Sanca Wulung
39
Ki Sanca
40
Terpecahkan
41
Cerita Darma Koswara
42
Ajian Tapak Wisa
43
Isi Hati Nyi Warsih
44
Dari Dendam Menjadi Cinta
45
Gadis Di Hutan
46
Pembunuh Jatuh Cinta
47
Serangan Pembunuh Lagi
48
Malapetaka
49
Jatuh Tertimpa Tangga
50
Asmarini
51
Pelipur Lara
52
Pendekar Pedang Bunga
53
Melati Tunjung Sampurna
54
Kasmaran Lagi
55
Ujian Pembuktian
56
Racun Pelebur Jiwa
57
Ki Candala
58
Bangkit Dari Kubur
59
Menguak Misteri
60
Menjalankan Rencana
61
Pucuk Di Cinta Ulam Tiba
62
Kediaman Patih
63
Penyusup
64
Perubahan Ketentuan
65
Sang Raja
66
Serangan Dadakan
67
Jurus Tarian Rajawali
68
Payung Terbang Beraksi Lagi
69
Rintangan Baru
70
Orang Gila
71
Diburu Pembunuh
72
Pedang Ular Hitam
73
Pembalasan Untuk Sang Patih
74
Mengejar Pembunuh
75
Nini Bedul
76
Nenek Kembar
77
Mengungkap Kebenaran
78
Ilmu Perawan Abadi
79
Tragedi Di Pagi Hari
80
Korban Ke Dua
81
Memburu Keterangan
82
Sasaran Ke Tiga
83
Mengunjungi Sahabat
84
Menjebak
85
Dendam Tak Pernah Habis
86
Sebuah Panggilan
87
Pertarungan Di Gunung Sembung
88
Maut Di Bukit Bedul
89
Bukit Bedul Berguncang
90
Kakek Yang Mengesalkan
91
Pedang Guntur Merenggut Nyawa
92
Syair Kerinduan
93
Dewi Kembang Kuning
94
Padmasari
95
Bencana Di Padepokan
96
Bukan Satu Tapi Empat
97
Pertemuan Dan Kabar Buruk
98
Pagi Hari Di Lembah Jonggrang
99
Terlepas Dari Sihir
100
Sihir Lawan Sihir
101
Nasib Tragis Jerangkong Koneng
102
Masuk Ke Alam Lain
103
Buhul Sakti Penjerat Siluman
104
Perangkap Hutan Jadi-jadian
105
Perangkap Kedai
106
Tipuan Pembalasan
107
Kemarahan Rangrang Geni
108
Pengangkatan Pemimpin Baru
109
Menyerang Padepokan Kecil
110
Senjata Baru
111
Ceramah
112
Kekalahan Rangrang Geni
113
Terjepit Situasi
114
Kampung Perampok
115
Kampung Perampok Menyerah
116
Penginapan Orang Asing
117
Ngaraga Sukma
118
Kemelut Padepokan Karang Bolong
119
Dewan Kehormatan
120
Malam Panjang
121
Pembantaian Di Penginapan
122
Pertarungan Di Pagi Hari
123
Mundur
124
Mahaguru Manguntara
125
Latihan Berujung Sungguhan
126
Hati Yang Busuk
127
Hari Bahagia
128
Perjalanan Baru
129
Desa Rancawangi
130
Masuk Ke Desa
131
Pembalasan Yang Gagal
132
Rencana
133
Menyelamatkan Utari
134
Pembalasan Ki Somara
135
Pergerakan
136
Tertipu
137
Pertemuan Tak Disangka
138
Misi Baru
139
Mencari Keterangan
140
Menelusuri Benang Merah
141
Hutan Gintung
142
Rahasia Gudang Harta
143
Resi Danuranda
144
Juragan Cengkeh
145
Cinta Yang Menggelora
146
Kuda Guriang
147
Laskar Lembah Kuning
148
Aksi Si Mungil
149
Rencana Padepokan Gunung Sindu
150
Pergerakan Sepasang Pendekar Muda
151
Mata-Mata
152
Padepokan Karang Bolong
153
Kesaktian Baru Payung Terbang
154
Lawan Yang Lebih Tangguh
155
Anak Perempuan Gentasora
156
Penyerbuan Kecil
157
Kesetiaan Sang Istri
158
Serangan Dimulai
159
Turun Tangan
160
Akhir Para Dedengkot Gunung Sindu
161
Rahasia Ki Manguntara
162
Nini Kewuk
163
Menerima Usulan
164
Senjata Makan Tuan
165
Pertarungan Di Goa Karang
166
Nasib Ratu Pelet
167
Ratu Siluman Kerang
168
Sahabat Lama
169
Meminta Bantuan
170
Manusia Rasa Siluman
171
Menyedot Ilmu Hitam
172
Akhirnya Bisa Keluar
173
Mahaguru Muda
174
Pembunuhan Di Asrama
175
Pemeriksaan
176
Manusia Kayu
177
Terima Kasih, Ki Sawung
178
Persidangan
179
Ternyata Masalah Cinta
180
Murid Angkuh
181
Jembatan Ilmu
182
Gadis Persembahan
183
Dewi Kalajenget
184
Terbayar Sudah
185
Ki Jagatapa
186
Tamu Teman Lama
187
Halangan Pertama
188
Kehilangan Keterangan
189
Percobaan Kedua
190
Keresahan Mangkubumi
191
Berubah Halauan
192
Penjaga Kitab
193
Membelah Tanah Menarik Sukma
194
Kejutan Tak Pernah Habis
195
Jebakan Maharaja
196
Meninggalkan Kota Raja
197
Dendam Sang Istri
198
Siapakah Musuh Besar Itu?
199
Kembali Ke Bukit Gajah Depa
200
Buta Merah
201
Puri Iblis
202
Penjaga Gerbang Pertama
203
Menuju Gerbang Kedua
204
Tugas Yang Sia-sia
205
Sukma Nenek Kembar
206
Penjaga Gerbang Ke Tiga
207
Api Yang Dingin
208
Gerbang Ke Empat
209
Sukma Sang Ayah
210
Jaran Goyang
211
Serangan Jarak Jauh
212
Sesepuh Bergerak
213
Sukma Kesurupan Siluman
214
Bayi Kembar
215
Penutup (Tamat)
216
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!