Dikhianati Suami Dilangitkan Mantan
Pagi hari itu Naya disibukkan dengan memasak, membuat sarapan untuk suaminya. Dia selalu bersemangat saat memasak. Walaupun suaminya kadang tidak menghargai itu.
"Mas, sarapan dulu. Naya sudah siapin sarapannya" Naya menata piring, serta sendok di atas meja makan.
Rendra turun dari tangga, sambil menenteng tasnya, Naya segera menghampiri dan mengambil alih tas yang Rendra bawa.
"Aku gak sarapan, aku buru buru" pangkas Rendra, sambil mengambil sepatu yang akan dia pakai untuk bekerja.
"Ya udah dibekal aja ya makannya, biar sarapannya di Kantor aja, atau buat makan siang" ujar Naya sambil memasangkan dasi pada Rendra suaminya.
"Gak usah Naya, aku gak mau sarapan, dan untuk makan siang udah ada kantin kan !!" Rendra menolak keras apa yang Naya pinta.
"Tapi makanan dikantin kurang higienis loh, Mas. Aku siapin ya" Naya masih memaksa dan itu membuat Rendra nambah murka.
"Naya !! aku udah bilang gak usah ya gak usah, kamu ngerti gak sih !!"
Naya kaget dengan bentakan suaminya itu "Maaf Mas, tapi bisa kan gak usah bentak bentak kaya gitu ?"
Naya pun tak lagi berbicara, dia fokus merapikan baju suaminya, sampai suaminya itu melangkah pergi dan masuk ke dalam mobil, serta pergi.
Naya menghembuskan nafasnya panjang, sudah beberapa waktu ini sikapnya Rendra padanya agak berbeda, lebih tepatnya sudah beberapa bulan.
"Jangan cengeng Naya, Ini bukan pertama kalinya kok Mas Rendra seperti ini, jadi yakinlah kalau Mas Rendra masih mencintai kamu" gumamnya sendiri
Nayarra Thara Kalisa
Wanita yang berusia 29 tahun itu sudah menikah dengan Rendra (31thn) dua tahun lebih tua darinya, pernikahannya dengan Rendra sudah terjalin selama lima tahun ini.
Dia dan Rendra dijodohkan lebih tepatnya atas kemauan sang Ayah yang meninggal setelah Naya menikah. Itu kemauannya yang terakhir Ayahnya, beliau bilang Naya harus ada yang jaga sebelum dia meninggal dunia, oleh karena itu Naya mau menikah dengan Rendra.
Awal awal dia selalu diratukan oleh Rendra, tapi makin kesini perlakuan Rendra padanya begitu berbeda.
Karena sudah lima tahun ini, Naya belum juga kunjung hamil. Tuhan belum menitipkan amanah itu pada Naya. Tapi Naya tetap sabar dan yakin, suatu saat nanti Tuhan pasti akan berikan amanah itu pada Naya dan Rendra.
"Makanya segera hamil dan punya anak, jadi suami nyaman ada dirumah"
Naya menolah pada sumber suara yang sedang menyindirnya itu, siapa lagi kalau bukan Feli- Mama mertuanya.
Ya mertua yang selalu menuntut Naya untuk segera punya anak. Dan selalu banyak mencemooh Naya.
"Belum waktunya, Ma. Kalau Tuhan sudah percaya sama Naya dan Mas Rendra, Insya Allah Tuhan akan titipkan dia-anak pada Kita, sabarlah Ma" Naya mencoba untuk tak melawan mertuanya, meski bukan pertama kali sindiran itu dia dapatkan.
"Kamunya aja yang gak mau berusaha, Mama kan udah bilang berkali kali, coba kalian cek ke dokter, apa yang salah, takutnya kamu mandul"
Naya menoleh pada Feli ibu mertuanya dengan tatapan tak suka dengan apa yang baru saja beliau katakan, dan jelas itu sangat membuatnya terluka.
"Maaf Ma, bisa jaga omongannya Mama !! Naya sudah beberapa kali mengajak Mas Rendra untuk konsultasi ke dokter, tapi Mas Rendra sendiri yang selalu menolak, Ma"
Naya menjawab dengan suara yang biasa saja, meski hati sudah memanas ingin menyentak, namun dia sadar siap lawannya itu, orang tua yang harus dia hormati.
Feli mendelik pada Naya, dan dia langsung pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Naya terduduk di kursi meja makan, masakan yang dia buat pagi itu masih utuh tanpa ada yang menyentuhnya sama sekali.
Dia menelengkupkan wajahnya di atas kedua tangannya dan dia menangis disana, ARTnya melihat itu, dia menatap Naya dan ikut sedih.
***
"Huh, jangan lemah Naya, ayo bangkit masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan" Naya menyemangati dirinya sendiri.
"Nuri, tolong bantu bungkusin makanan ini ya, sisain aja buat Mbak sama buat makan siang kita nanti, sisanya berikan pada orang di depan- pengemis/ pemulung"
Nuri yang disebut Naya mengangguk dan mulai membungkus makanan itu, lalu mereka berdua memberikannya pada orang tak mampu yang mereka temui di depan rumahnya.
"Alhamdulillah ya Mbak, masih bisa berbagi" Naya tersenyum lega, kala dirinya masih bisa berbagi pada sesama.
"Iya Alhamdulillah, udah jadi rezeki mereka semua"
Keresahan yang dia rasakan tadi, sedikit menguar diganti dengan rasa bangga pada dirinya sendiri. Lantas dia berdoa, dan meminta pada sang khalik untuk segala hal, terutama dia ingin bisa cepat hamil.
Dia Aamiinkan doanya sendiri itu, bagaimanapun juga dia seorang wanita yang tentu ingin punya anak, ingin mendengar suara bayi dirumahnya itu. Namun dia kembali pikir, mungkin emang dia belum diberi kepercayaannya itu sama Tuhan.
***
Malampun telah tiba, Mama mertuanya tak kunjung pulang, tapi suaminya Rendra baru saja pulang. Naya menyambut Rendra dengan penuh senyum seperti biasanya, dia meraih tas dan jas yang terlampir pada tubuh suaminya itu.
Rendra masuk tanpa membalas senyumannya Naya, dia langsung duduk dan melonggarkan dasinya, lalu dia menghela nafas panjang, raut wajahnya terlihat sangat lelah.
Naya merasa iba pada suaminya itu, dia bergegas menyimpan jas dan tasnya Rendra, lantas dia kembali dan duduk disamping Rendra.
"Cape banget ya, Mas. Wajah kamu terlihat sangat lelah" ujar Naya sambil menatap suaminya itu.
"Iyalah, cape !! kamu pake nanya" Bentak Rendra.
"Aku pijitin ya Mas, atau mau kasih Vitamin C ?"
"Apaan sih Nay, lagi cape gini jangan banyak bercanda, kalau mau pijit ya pijit aja, jangan aneh aneh !!"
"Kamu kenapa sih Mas akhir akhir ini sering marah marah gini !! emang aku punya salah sama kamu ?" tiba tiba Naya menjadi marah.
"Udahlah Naya aku cape jangan ngajak aku berdebat"
"Aku gak ngajak kamu berdebat Mas, kamu yang mulai lebih dulu, tadi pagi kamu gak menghargai masakan aku. Sekarang kamu bentak bentak aku"
"Cukup Naya !! buatkan saja aku air hangat" titahnya pada Naya dengan keras.
Naya merenung, sampai kapan sikap suaminya terus seperti itu, dulu tidak begitu.
"Baru pulang Mas, sini aku bawakan tasnya"
"Pengen peluk kamu, aku lelah banget sayang"
"Iya nanti peluknya, aku simpan ini dulu"
"Gak mau, sini jangan jauh jauh"
"Mas, ya ampun"
"Pasti lelah banget suamiku ini"
"Iya banget, cium dong, biar energinya nambah lagi"
"Modus kamu ya Mas"
"Gak modus sayang, beneran butuh vitamin C ini aku"
"Apaan Vitamin C"
"Cinta dan Cium"
Lamunan Naya buyar, kala Rendra memanggilnya dengan suara lantang.
"Nay !! lama amat, kamu ngapain aja ?" omelnya pada Naya, dan Naya segera bergegas membawa minuman untuk Rendra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Uthie
keep 👍👍👍
2024-01-26
0