Perlakuan yang beda

Mood jeleknya Rendra terbawa sampai kantor, karyawan yang melakukan kesalahan kecil, dia tegur.

"Ae, tolong pesankan saya sarapan pagi" titahnya pada Aeri sebelum dia masuk ke dalam ruangannya.

"Baik Pak" Aeri yang merasa suasana hati bosnya tidak baik, dia pun cepat cepat memesan makanan. Tapi dia ingat kalau dia membawa sarapan.

Aeri pikir kalau dia pesan makanan, akan sedikit lama datangnya, jadi dia berinisiatif untuk menawarkan sarapan paginya yang belum dia sentuh.

Setelah mengetuk pintu dan dibiarkan masuk oleh Rendra, Aeri melangkah kakinya masuk.

"Ada apa Ae" ?"

"Begini Pak, kalau saya pesankan makanan online kemungkinan akan lama datangnya. Saya membawa sarapan pagi lebih, jadi saya mau menawarkan itu pada Bapak"

Aeri takut kalau Rendra akan menolak, mengingat bagaimana tadi moodnya yang sedang tidak baik. Namun dia salah, Rendra berdiri dari duduknya dan menghampiri Aeri.

"Bolehlah, aku lapar sekali" Lalu dia menyuruh Aeri ikut duduk dikursi tamu.

Aeri tersenyum cerah dan mulai membuka makanannya. "Ini aku masak sendiri loh, Pak" Ucap Aeri.

Rendra pun menerimanya lantas dia mulai menyuapkan makanan itu, Rendra makan dengan lahap, seakan tidak ada hambatan sama sekali.

Sampai dia tersedak, dengan cepat Aeri memberikan air minum pada Rendra "Pelan pelan Pak makannya" tegur Aeri.

"Iya, habis makanan kamu itu enak" pujinya pada Aeri.

"Boleh gak tiap hari aku minta kamu bawain ini buat aku ?" lanjutnya dengan meminta dibuatkan makanan itu setiap hari pada Aeri.

"Kalau Bapak suka, tentu aku akan memasak dan membawakannya"

Rendra tersenyum, makanan yang Aeri bawa membuatnya semangat berbeda kalau Naya yang masak, karena beberapa waktu ini kan Rendra selalu banyak mengabaikan Naya.

Rendra pun selesai makannya, dan Aeri membereskan sisanya. Dia undur pamit untuk kembali bekerja.

Namun saat dia sebelum berbalik, kakinya tersangkut ujung meja, dan itu membuat dia hampir terjungkal ke belakang, namun dengan sigap Rendra menahan tubuh Aeri.

Hingga kini mereka saling menatap, lalu sedetik kemudian Aeri berdiri menormalkan tubuhnya, namun tiba tiba dia memeluk Rendra.

"Aku kangen sama kamu, Ren. Bisakah kita seperti dulu lagi" Rendra sempat kaget karena yang tiba tiba Aeri memeluknya seperti itu.

"Ae, lepaskan" Rendra meminta Aeri untuk melepaskan pelukan itu.

"Gak mau, aku sungguh kangen sama kamu, aku gak bisa lupain kamu, bahkan sampai sekarang aku belum menikah karena sedang menunggu kamu" perkataan Aeri membuat Rendra terdiam dan membiarkan Aeri memeluknya.

Namun tanpa disangka dia juga membalas pelukan Aeri. Saat itu dia merasa nyaman, walaupun dia tau itu salah.

***

Dilain tempat Naya disibukkan dengan banyaknya pesanan buket bunga lagi, meski tidak lagi pusing, namun karena flu membuat dia kadang tidak fokus.

Kadang kadang dia bersin bersin, Yuli tak tega melihat Naya seperti itu, dia pun menyarankan Naya untuk pulang saja.

Namun dia tetap kekeuh tak mau pulang, hingga jam makan siang tiba, Naya membuka bekalnya, dia hendak makan, namun seseorang datang.

Itu Zefano yang datang, Naya terpaku saat melihat Zefano yang terlihat sangat tampan dengan pakaian casualnya bukan lagi pakaian formal atau kantoran.

Yuli yang melihat kedatangan Fano jadi bingung, dia pun bertanya kemungkinan bisa jadi dia akan memesan bunga.

"Tidak, aku tidak memesan bunga. Aku ingin bertemu dengan dia dan menagih janjinya dia" tunjuknya pada Naya.

Yuli pun yang mengerti, memilih undur diri dan berlari keluar untuk kerumahnya. Walau dia tak tau apa yang terjadi, namun dia gak mau ikut campur.

Zefano langsung duduk dikursi yang tadi Yuli tempati, mereka makan di pojok toko.

"Ini makanan buat aku kan ?" Fano langsung menyambar makanan yang hendak akan Naya makan, makanan yang tadi pagi suaminya bilang itu asin.

"Eh, jangan dimakan. Ini gak enak" Naya langsung merampas lagi makanan itu ditangan Fano, dia takut Fano kecewa seperti suaminya tadi.

Tapi Fano kembali mengambilnya dan segera memakannya, Naya menelan ludahnya sesaat melihat Fano mengunyah makanannya itu. Namun beberapa menit dia tunggu, tidak ada reaksi jelek dari Fano, justru malah

"Ini enak kok, siapa bilang gak enak", "Aku habiskan, ya" Fano kembali memakannya dengan lahap, seperti memang biasa saja.

Naya pikir mungkin Fano sedang berpura pura saja untuk membuat hatinya tidak kecewa, atau takut menyinggungnya.

"Tapi itu sungguh gak enak" Naya memperjelas itu.

"Gak enak gimana, Naya. Ini enak banget, aku suka"

Naya tak lagi berkata, dia hanya menatap senyum Fano yang sedang makan.

"Beruntung banget ya suami kamu itu, bisa dimasakin tiap hari sama kamu, aku iri" puji Fano.

Tapi pujian itu malah membuat dada Naya merasa sangat sakit dan sesak. pasalnya Rendra suaminya tak pernah memuji masakannya, bahkan kadang terang terangnya mencemoohnya.

Naya memalingkan mukanya dan cepat cepat menghapus air mata yang jatuh menetes tanpa dia minta.

"Terima kasih pujiannya, Fan" ucap Naya dengan memberi senyum palsu pada Fano.

Tapi sungguh Fano sangat mengenal bagaimana Naya, dan dia bisa tau kalau Naya sedang bersikap palsu padanya.

"Apakah kamu menangis ?" menatap Lamat Lamat Naya.

Naya dengan cepat menggelengkan kepalanya "Enggak Fano, aku gak menangis" Naya memilih untuk beranjak pergi, tapi Fano menahannya.

"Nay, kamu sedang tidak baik baik saja, aku tau itu. Mata kamu tidak akan berbohong. Bisa kamu cerita sama aku, aku siap jadi tempat kamu bercerita"

Naya kembali menggeleng "Tidak Fano, sungguh aku baik baik saja" sahut Naya lagi dengan menunjukan senyum palsu lagi dan itu membuat Fano ikut pilu.

Haciwwwww

Naya tidak bisa menahan bersinnya, karena merasa gatal pada hidungnya.

Haciww... haciwww

Fano segera berdiri lalu menempelkan tangannya didahi Naya untuk sekedar mengecek suhu tubuh Naya.

"Ya ampun, Nay. Kamu demam, sebaiknya kita kerumah sakit" Fano sangat panik.

"Enggak Fano, ini hanya demam biasa aja, jangan berlebihan" Naya menolak untuk dibawa kerumah sakit.

"Tapi kamu benar benar Demam, itu bisa berbahaya" Fano tetap memaksa Naya, tapi Naya tetap gak mau.

"Fano aku bilang gak usah, ok"

"Nay, aku sangat khawatir sama kamu. Aku tau betul tubuh kamu sangat rentan terkena dingin. Jadi jangan membantah dan ikut aku kerumah sakit, kita periksa" Paksa Fano.

Tapi Naya malah menunduk lemas, dan malah menangis sejadi jadinya.

"Nay, kenapa ? kenapa nangis ?" Fano kembali panik.

"Kenapa harus kamu yang begini Fano !! kenapa ? aku sakit"

Naya berjongkok dan meluapkan segala kegundahan hatinya, harusnya dia dapat perlakuan itu dari Rendra suaminya bukan dari Fano. Tapi kenapa disini yang paling mengerti saat ini adalah Fano bukan Rendra.

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

terbuka lah naya biar plong walaupun salah toh rendra pun sdh tak perduli jgn sok kuat sementara rendra sdh mulai mendua

2024-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Berbeda
2 Penolakan
3 Menguatkan hati
4 Meminta ijin
5 Sekretaris baru
6 Primrose
7 Pulang bersama
8 Bertemu kembali
9 Parfum
10 Tas
11 Lalu siapa ?
12 Aku tak pantas
13 Sakit
14 Perlakuan yang beda
15 Janji yang dilupakan
16 Goresan luka
17 Disingkirkan perlahan
18 Fakta
19 Kenapa harus kamu ?
20 Berbohong
21 Pesta
22 Terbaik
23 Jangan curiga
24 Tidak akan berubah
25 Ancaman
26 Mertua jahara
27 Masihkah mencintai aku?
28 Rasa itu masih sama
29 Aku lelah
30 Luar kota
31 Bencana
32 Fakta sesungguhnya
33 Kamu harus siap
34 Tempat kenangan
35 Hamil
36 Kabar tidak enak
37 Merindukanmu
38 Kamu buatku hancur
39 Tempat bersandar
40 Harus yakin
41 Mencari
42 Memohon ampun
43 Berpisah lebih baik
44 Aku pergi
45 Menata hati
46 Kemana kamu pergi ?
47 Tidak Rela
48 Hari itu tiba
49 Aku menemukanmu
50 Nyaman bersamamu
51 Meminta restu
52 Pesan Bunda
53 Kencan pertama
54 Taman Bunga
55 Apartement
56 Aku mencintainya
57 Jangan pernah pergi
58 Bertahan
59 Terbongkar
60 Tidak terselamatkan
61 Penyesalan
62 Tidak akan ada yang berubah
63 Kencan lagi
64 Sesuai yang dia rasakan
65 Dilema
66 Ayo kita menikah
67 Menikah
68 Gugup
69 Kembali
70 Murka
71 Selalu terbaik
72 Malam yang....
73 Candu
74 Terancam
75 Hamil ?
76 Kabar baik
77 Meminta Restu 2
78 Direstui
79 Disayang Mertua
80 Balasan
81 Rencana
82 Setuju
83 Konferensi pers
84 Resepsi
85 Kejutan
86 Rendra 1
87 Rendra 2
88 Rendra 3
89 Rendra 4
90 Rendra 5
91 End
92 Info
93 Info Karya baru
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Berbeda
2
Penolakan
3
Menguatkan hati
4
Meminta ijin
5
Sekretaris baru
6
Primrose
7
Pulang bersama
8
Bertemu kembali
9
Parfum
10
Tas
11
Lalu siapa ?
12
Aku tak pantas
13
Sakit
14
Perlakuan yang beda
15
Janji yang dilupakan
16
Goresan luka
17
Disingkirkan perlahan
18
Fakta
19
Kenapa harus kamu ?
20
Berbohong
21
Pesta
22
Terbaik
23
Jangan curiga
24
Tidak akan berubah
25
Ancaman
26
Mertua jahara
27
Masihkah mencintai aku?
28
Rasa itu masih sama
29
Aku lelah
30
Luar kota
31
Bencana
32
Fakta sesungguhnya
33
Kamu harus siap
34
Tempat kenangan
35
Hamil
36
Kabar tidak enak
37
Merindukanmu
38
Kamu buatku hancur
39
Tempat bersandar
40
Harus yakin
41
Mencari
42
Memohon ampun
43
Berpisah lebih baik
44
Aku pergi
45
Menata hati
46
Kemana kamu pergi ?
47
Tidak Rela
48
Hari itu tiba
49
Aku menemukanmu
50
Nyaman bersamamu
51
Meminta restu
52
Pesan Bunda
53
Kencan pertama
54
Taman Bunga
55
Apartement
56
Aku mencintainya
57
Jangan pernah pergi
58
Bertahan
59
Terbongkar
60
Tidak terselamatkan
61
Penyesalan
62
Tidak akan ada yang berubah
63
Kencan lagi
64
Sesuai yang dia rasakan
65
Dilema
66
Ayo kita menikah
67
Menikah
68
Gugup
69
Kembali
70
Murka
71
Selalu terbaik
72
Malam yang....
73
Candu
74
Terancam
75
Hamil ?
76
Kabar baik
77
Meminta Restu 2
78
Direstui
79
Disayang Mertua
80
Balasan
81
Rencana
82
Setuju
83
Konferensi pers
84
Resepsi
85
Kejutan
86
Rendra 1
87
Rendra 2
88
Rendra 3
89
Rendra 4
90
Rendra 5
91
End
92
Info
93
Info Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!