Naya memegang bunga itu dengan perasaan campur aduk, matanya sudah berembun sekali berkedip pasti air mata sudah turun dari pelupuk matanya.
Ada perasaan berkecamuk dihati Naya, Zefano mantan kekasihnya dulu yang dia cintai kini bisa dilihat lagi dan mereka dipertemukan kembali oleh Tuhan.
"Fano, maafkan aku" air matapun tak bisa dia cegah lagi, hingga keluar dengan derasnya, bahkan Naya sampai berjongkok dan menepuk nepuk dadanya, mengingat bagaiman dia sudah mengikari janjinya pada Zefano.
Sedangkan Zefano menatap nanar toko bunga itu, "Nay, aku gak menyangka kalau kita dipertemukan kembali dengan situasi yang sulit ini. Kamu tega meninggalkan aku tanpa kata dan kini menikah dengan laki laki lain, dimana janji kita dulu"
Fano menjambak rambutnya dengan gusar, sama seperti hatinya yang sedang sakit. Tapi Walaupun ikutan cinta mereka mungkin sudah berakhir lima tahun lamanya, namun cinta dan hati Fano masih utuh milik Naya.
"Aku mencintaimu Naya"
***
Waktu berlalu Naya pun berniat untuk pulang, tadi Yuli pulang lebih dulu karena ada acara, jadi Naya yang mengunci seluruh pintu toko bunga.
Biasanya Naya pulang pergi akan memesan taksi online, tapi entah hari itu Naya memilih untuk naik bis saja.
Karena sangat lelah dan hatinya sedang tidak baik baik saja, dia sampai tak menyadari kalau ada yang mengikutinya.
Naya naik bis yang akan lewat jalurnya, dia bersender dijendela bis, pikirannya kembali menerawang pada Fano, meski tau itu salah namun bertemunya mereka tadi gak bisa Naya hilangkan begitu saja.
Beberapa waktu kemudian sampailah di depan perumahannya Naya, dia bergegas turun, dia melewati jalan setapak tempat tinggalnya, tapi karena sedang tidak fokus, tas yang terlampir dibahunya tersangkut salah satu pagar rumah.
Dan itu membuat Naya terjatuh hingga membuat lutut serta tangannya luka, ditambah tali tas selempangnya putus.
"Astagfirullah" lirihnya, sambil menangkup wajahnya.
Naya pun mencoba bangkit, dan mencari tempat untuk duduk,setelah dapat dia duduk sejenak sambil mengatur dirinya dan dia memijat mijat kakinya.
Seseorang yang mengikutinya tadi sangat khawatir dengan apa yang terjadi pada Naya tadi, ingin dia menolong Naya, namun tak bisa dia lakukan.
"Kasihin ini sama dia"
"Aku yang kasihin Pak ?"
"Iya siapa lagi, masa aku yang ngasih, ketauan dong"
Orang itu yang tak lain Fano menyuruh asistennya untuk memberikan hansplas pada Naya.
Asistennya yang bernama Ferdi akhirnya mengangguk pasrah, dia mengiyakan apa yang Fano titahkan padanya
"Jangan bilang ini dari aku, ingat !!"
"Iya Pak" Ferdi menjawab dengan terpaksa.
Fano menatap dari kejauhan, hanya itu yang bisa lakukan saat ini, dia sedih jika melihat Naya terluka maka dia juga akan ikut terluka.
"Eh, ini punya kamu, tadi jatuh" Ferdi bingung harus berbuat bagaimana,.
Naya terlihat kebingungan dan menatap Ferdi dengan bingung juga "Itu bukan punya saya" Jawab Naya.
"Tapi ini tadi dibawah situ, ambil aja kali aja butuh" ucap Ferdi lagi, memaksa memberikannya pada Naya.
Naya menerimanya meski sedang bingung.
"Sebenarnya ada orang menyuruh aku berikan ini sama kamu, pakai saja itu di kaki kamu, biar dia tidak marah" cerocos Ferdi
Naya pun tambah dibuat bingung, tapi dia melihat kakinya yang terluka, dia memang butuh itu sekarang dan dia pun memakainya.
"Terima kasih" ucap Naya pada Ferdi.
"Jangan sama aku ucapin terima kasihnya, sama dia" tunjuk Ferdi pada mobil yang ada Fano di dalamnya.
Naya menoleh pada mobil itu, namun tak terlihat siapa yang ada disana, sebelum Naya bertanya. Ferdi sudah hilang dalam pandangannya.
Terlepas dari itu, siapapun dia Naya sangat berterima kasih pada orang itu.
Di dalam mobil Fano menggerutu kecil, karena Ferdi menunjuknya begitu
"Sial emang kamu, Fer" gerutunya sendiri.
***
Naya memijat mijat lagi lutut yang terluka akibat jatuh tadi, rasa ngilunya makin terasa. Dia merebahkan tubuhnya setelah dia sampai diRumah.
Karena saking merasa lelah, dia pun tertidur begitu saja, hingga dia tak sadar kalau suaminya sudah pulang, dan lebih parahnya dia tertidur sangat lama.
Rendra mendorong pintu kamar dengan agak kasar, dan itu membuat Naya terlonjak kaget, lalu dia terbangun.
Naya melihat Rendra yang sedang menatapnya marah "Kamu gak nyiapin makan malam ? gini kelakuan kamu kalau aku pulang telat ?"
Naya melihat jam di dinding, dia kaget dan merasa bersalah telah melewatkannya.
"Maaf Mas, tadi aku ketiduran. Aku pikir aku baru sebentar tertidur, ternyata lama. Aku siapin makannya sekarang ya ?" Naya pun bangkit hendak berdiri, namun rasa sakit pada lututnya masih terasa.
"Awww" pekiknya kesakitan.
Rendra hanya acuh tak acuh "Gak usah, aku sudah pesan online, kalau kamu lalai kaya gini lagi, aku terpaksa melarang kamu untuk bekerja lagi Naya !!"
"Maaf Mas, hari ini aku sudah lalai, tapi sungguh aku gak bermaksud" Naya berucap dengan rasa bersalah.
"Kenapa kaki kamu ?" Rendra merasa terganggu karena dari tadi Naya memegang lututnya yang sakit itu.
"Tadi aku jatuh, Mas. Dan ini sangat sakit" keluh Naya.
"Kaya anak kecil aja kamu !!"
"Gak lihat lihat Mas. Mas, maaf boleh minta tolong gak , ambilin es batu dong untuk ngeredamin sakitnya" Naya terpaksa meminta suaminya untuk mengambil sesuatu, karena tiba tiba kakinya jadi keram.
"Segitu aja kamu manja, jangan manja. Jadi manusia itu harus kuat, ambil sendiri !!"
Rendra melengos pergi begitu saja, Naya termangu mendengar perkataan Rendra tadi, jujur dia sangat sakit hati sekali.
Alhasil dia jadi mengambilnya sendiri setelah kakinya tidak kram lagi.
Naya pun membereskan sisa sisa baju yang Rendra pakai tadi siang untuk dia masukan ke tempat cucian baju, walau jalannya tertatih, tapi Naya tetap melakukan pekerjaannya.
Satu persatu dia masukan, sampai kemeja atasan yang Rendra pakai, dia masukkan. Namun tiba tiba dia ambil kembali, kala dia mencium aroma parfum yang kemarin.
Dia cium lekat lekat kemeja suaminya itu "Parfum ini lagi ? ini parfum punya siapa ? apa Mas Rendra punya parfum lain dikantornya ?"
Segala pertanyaan muncul dari otaknya, lagi lagi dia harus mencium aroma parfum itu, yang dia tak tau siapa pemilik parfum itu.
"Apa aku bertanya aja ya sama Mas Rendra ?" gumamnya sendiri.
Dia pun memilih untuk bertanya, lantas dia pergi ke lantai atas dimana suaminya berada.
"Mas, maaf aku ganggu" Naya melongo dibalik pintu setelah mengetuknya.
Rendra mengalihkan atensinya dari berkas pada Naya "Hmm, ada apa mau minta dibawakan apa lagi ?"
Naya cemberut, lalu dia masuk keruangan itu "Aku boleh tanya sesuatu gak ?" tanyanya agak ragu, namun dia sangat penasaran.
"Nanya apa ?" Rendra kembali berkutat pada berkasnya.
"Emmm, kamu ganti parfum gak sih, Mas ?" akhirnya pertanyaan itu muncul dari mulutnya.
Rendra kembali menatap Naya " kenapa ?" tanyanya penasaran.
"Emmmm, udah dua hari ini aku mencium parfum lain dari balik kemeja kamu, Mas"
Pernyataan Naya membuat Rendra membulatkan matanya, namun sedetik kemudian dia kembali biasa "Emang kenapa kalau aku ganti parfum, gak boleh ?"
"Kenapa aku tidak tau, Mas ?"
"Emang untuk parfum saja aku harus laporan sama kamu ? Nay, kita sudah menikah enam tahun ini, jadi untuk hal hal begituan sudah jangan diambil pusing dan jadi masalah yang ujung ujungnya kita malah bertengkar"
Naya terdiam sebentar, mungkin dia memang salah terlalu protektif pada suaminya itu, hanya saja hatinya sedang berkata lain saat ini.
"Maaf Mas" hanya itu kata kata yang bisa Naya lontarkan.
"Masalah parfum aja sampai dipertanyakan, udahlah kamu pergi sana aku sedang bekerja" usirnya pada Naya
Naya pun melangkah dengan perasaan gusar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
gemess kapan ketahuan sih rendra punya simpanan biqr naya tdk di bodohi trs kesel bgt biar naya bisa sama fano
2023-12-31
0