"Kamu dari mana aja, Nay ?" Rendra mencerca Naya seketika baru saja tiba diRumah dan masuk ke dalam kamarnya.
Tadi Fano mengajaknya makan malam, Naya tidak bisa menolak, karena hatinya masih sakit memikirkan hal tadi.
"Dari luar" Naya menjawabnya dengan singkat, berusaha untuk acuh tak acuh.
Rendra mengejar Naya, lalu menarik tangan Naya "Kenapa pulang gitu aja, Nay ? kenapa gak nunggu aku dan kamu habis dari mana ?"
Naya menatap Suaminya tidak percaya "Kamu mempertanyakan aku kemana, Mas ? tapi kamu gak ngerjar aku ketika itu. kamu tau aku begitu sakit hati sama kamu dan Mama !!" Naya sedikit menyentak Rendra.
"Ya setidaknya kamu bicara baik baik, bisa kan ?Mama kan cuma ingin yang terbaik"
"Selama ini aku udh sabar banyak ya, Mas. Saat Mama selalu menyudutkan aku kalau aku itu mandul !!" kali ini Naya berteriak.
"Naya, bisa gak sih kamu berpikir dewasa, jangan kaya anak kecil, kamu kan bukan anak kecil lagi. Lagian kenapa harus dimasukan ke hati sih !! dan bisa kan jangan pergi begitu saja tadi"
Naya tertawa frustasi "Kamu memang gak mikirin perasaan aku, Mas ?" tunjuknya pada dadanya.
Tangis yang tadinya tidak mau dia turun lagi, dengan terpaksa mengalir kembali. Tanpa mendengar jawaban dari suaminya Naya langsung berlari ke arah kamar mandi, langsung menguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin. Sesekali dia tepuk dadanya yang semakin terasa sesak.
Setelah berdiam diri lama di dalam kamar mandi, Naya segera memakai piyama tidur, langsung masuk ke dalam selimut, tanpa menghiraukan Rendra yang sedang menatapnya diujung sofa.
"Nay" bisik Rendra.
"iya" jawab Naya singkat.
"Jangan kaya gini"
"Terus aku harus bagaimana ?"
"Jangan marah marah, kamu tau kan kalau aku gak suka"
Ck, bukan permintaan maaf yang Rendra lontarkan, malah sebuah kata yang membuat luka hati Naya terbuka kembali.
"Iya Mas" Naya kembali menjawab singkat, tak perduli saat Rendra mencium keningnya.
"Ya udah kamu tidur ya" Rendra akan beranjak dari tempat tidur, namun Naya bangun dan menahan tangan Rendra.
"Mas.." panggilnya.
"Iya, Nay"
"Bisa kamu sempatkan waktu untuk kita periksakan ke dokter, untuk mengetahui kesuburan kita masing masing. Aku juga ingin punya anak Mas dan ngasih Mama Feli cucu, tapi aku juga gak tau kenapa sampai sekarang aku tidak kunjung hamil"
Rendra diam nampak berpikir "Tapi besok aku sangat sibuk, aku gak bisa, Nay"
Jawaban Rendra membuat Naya cemberut, dan Rendra menghelas nafasnya panjang.
"Aku cape Mas terus dicemooh Mama kamu dan orang diluar sana, tidakkah kamu juga merasa terluka aku dibeginikan Mama kamu ?"
"Atau kamu lebih memilih mengikuti apa yang Mama kamu mau ? menikah lagi dan meninggalkan aku ?" Naya mencecar Rendra.
"Apaan sih Nay, kenapa bahas itu lagi ?"
"Ya terus mau kamu kaya gimana, setiap diajak periksa gak pernah mau, ngebela aku juga enggak" Naya tak tahan untuk tak emosi lagi.
"Ya ampun tenanglah Nay, aku gak akan mengikuti apa yang Mama mau" Naya bernafas lega dengan jawaban Rendra.
"Jadi gimana Mas, besok mau kan ?"
"Baiklah, besok pagi kita kerumah sakit ya" Akhirnya Rendra mau, tidak banyak lagi menolak.
"Makasih Mas" Naya tersenyum cerah kala Rendra mau cek kesuburan mereka.
***
Pagi hari Naya sempat berdebat lagi dengan suaminya itu, karena ternyata dia benar benar gak bisa untuk ikut periksa kesuburannya.
"Aduh Nay, ini penting buat aku. Jadi aku gak bisa, udalah sendiri aja, kenapa sih !!!
Naya sempat marah dan sangat kecewa pada Rendra. Hingga dia tidak menyapanya sampai mereka pergi masing masing.
Naya sempat menelepon Cindy, untuk ijin kerumah sakit dulu, dan menjelaskan tentang apa yang akan dia lakukan diRumah sakit, dan Cindy mengiyakan
Disinilah Naya berada, disebuah rumah sakit terdekat dengan rumahnya.
Naya menunggu untuk dipanggil oleh dokter, karena harus menunggu antrian dahulu.
"Semoga aku bisa hamil" Naya berdoa dalam hatinya dengan yakin.
Beberapa jam kemudian Naya dipanggil "Ibu Nayarra"
Naya lantas berdiri dan menghampiri perawat dan perawat mengantarnya ke dalam ruangan dokter.
Di dalam Naya disambut dokter spesial obygin/ kandungan.
Setelah Naya menjelaskan apa keluhannya, dokter spesialis obygin menyarankan dia datang ke dokter spesialis obstetri atau genekologi. Karena itu bagiannya untuk mengetes kesuburan seseorang dan Naya pun menurut.
Tak lama Naya sudah bisa bertemu dengan dokter yang bersangkutan.
"Kenapa tidak dengan suaminya ?" Dokter bertanya pada Naya kenapa sendiri.
"Suami saya ada urusan dulu dok, jadi saya sendiri. Gak papa kan kalau hanya saya yang periksa, dok ?"
"Gak papa sih, tapi lebih apdol kalau berdua. Soalnya kan yang berprogram kalian berdua, dan yang penyalur utama adalah dari sp*rma suami ibu. Jadi biar saling tau apa penyebab kenapa kalian telat hamil"
Naya nampak murung mendengar itu, harusnya seperti itu kan. Tapi Naya bisa apa.
"Gak papa Dok, saya hanya ingin tes apa saya subur atau tidaknya"
"Baiklah kalau begitu, kita lakukan beberapa test ya Ibu Naya" Dan Naya mengangguk.
Tes pertama yang akan dilakukan oleh Naya adalah pemeriksaan genekologi dasar.
Setelah itu yang dilakukan Naya tes penyakit menular, dilanjutkan tes darah masing masing, dilakukan juga USG, dan beberapa tes lainnya yang menyangkut itu.
Serangkaian tespun sudah dilakukan Naya dan dokter menyuruh untuk menunggu, mungkin agak lama.
"Naya ?" panggil seseorang dan Naya kenal suara itu.
"Fano, lagi apa disini ?" Naya bertanya pada Fano
"Aku yang harusnya nanya sama kamu, kamu lagi apa disini, apa kamu sedang sakit ?" Fano langsung duduk disebelah Naya dan menatap Naya khawatir.
"Aku gak lagi sakit, aku lagi nunggu hasil"
"Hasil apa ?"
Naya bingung apa harus menceritakan perihal itu sama Fano, tapi dia memilih bungkam "Bukan apa apa"
"Ibu Naya" perawat memanggil namanya Dan menyuruh Naya untuk masuk, dia pun masuk diantar perawat tadi. Dia pun meninggalkan Fano.
"Silahkan duduk, Bu Naya" Seorang dokter wanita menyambutnya.
"Bagaimana hasilnya dok ?" Tanya Naya tidak sabaran.
"Ini hasil testnya Bu Naya, Disini dinyatakan kalau hasil pemeriksaan Ibu Naya semuanya normal, dan hormon ibu sangat baik" terang dokter itu
"Jadi artinya saya tidak mandul, dok ?" Naya bertanya untuk memastikannya lagi.
"Iya benar Ibu Naya, hasilnya sudah jelas kalau Ibu sangat subur, untuk kemungkinan hamil sangat besar"
Penjelasan dokter tadi membuat Naya tersenyum lega dan tentu bahagia.
"Tapi kenapa ya dok, sampai saat ini saya belum kunjung hamil juga ?"
"Kemungkinannya bisa banyak Bu, saya sarankan untuk suami juga diperiksa, agar bisa tau bagaimana hasil suami anda nanti, Bu"
"Begitu dok, baiklah nanti saya akan bujuk dia untuk ikut pemeriksaan disini"
Naya pun mengucapkan terima kasih pada dokter yang sudah menjelaskan secara rinci padanya. Dia keluar ruanganya dan kaget saat melihat Fano masih ada disana.
"Fano..." pekiknya pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Uthie
biasanya kadang orang yg suka ngatain orang lain mandul itu ketulah sama omongan nya sendiri...
dan bisa aja karma nya ada pada anaknya dia sendiri itu 😏
2024-01-27
0