"Naya tidak mandul, Ma" Naya tidak bisa diam saja,dia sudah mulai muak ketika ini.
Mama menatap Naya dengan tatapan nyalang "Ah kalau mandul yang mandul aja, sih !!"
"Mama tau dari mana kalau Naya mandul ?"
Pertanyaa Naya itu membuat Feli terdiam, kini semua orang yang ada disana menatap Feli, benar apa kata Naya dari mana Feli tau kalau Naya mandul ?
"Iya Feli, sabar dulu. Naya dan Rendra belum pernah diperiksa kan ? jadi pastikan dulu ke dokter biar tau hasilnya apa. Jangan mengambil kesimpulan sepihak" Itu Om Andrew yang menimpali.
Wajah Feli tiba tiba memerah padam, dia merasa sedang terintimidasi.
"Kalau tidak mandul kenapa masih belum juga hamil, udah lima tahun loh ini !!" Feli tidak mau kalah, dia tetap ingin memojokkan Naya.
"Tapi itu bukan berarti mandul, Ma" Nada suara Naya agak kencang jadi seperti membentak.
"Kamu bentak Mama ?" Sarkas Feli.
Rendra yang mendengar itu langsung ambil tindakkan "Ma, ini ditempat orang loh, jangan bertengkar disini" Rendra mengingatkan sedang dimana mereka sambil berbisik.
"Tapi dia udah bentak Mama Rendra !!" Feli masih marah.
Rendra pun terpaksa membawa Mamanya dan Naya untuk ke belakang, dan meminta maaf pada yang disana terutama tuan rumah disana. Rendra jadi merasa tak enak ketika itu.
"Lepasin Mas !!" Naya menyentak tangan Rendra yang sejak tadi menariknya begitu..
"Ini bukan rumah kita Naya, harusnya kamu tahan emosi kamu"
"Kamu menyuruh aku untuk tahan emosi aku, Mas ? harusnya tadi kamu bela aku dan bicara juga sama Mama kalau aku itu tidak mandul !!" Naya benar benar sudah tak tahan untuk tak marah
"Lihat Rendra, lihat !! istrimu itu berani bentak Mama dan melawan Mama, apakah masih pantas dijadika seorang istri ?" Mama Feli juga sama sama murka ketika itu.
Rendra memijit keningnya merasa pusing "Udah Naya kamu harus ngalah sama Mama, ok"
"Kamu belain Mama kamu, Mas ?"
"Dasar wanita tak tau diri, jelas lah dia bela saya, karna saya ibunya sedangkan kamu hanya wanita yang baru hadir beberapa tahun saja dihidup anakku, harusnya kamu tidak pernah hadir, harusnya orang lain yang mengisi tempat kamu !!"
"Mama nyesel punya mantu kaya aku ?"
"Jelas lah, kamu gak bisa ngasih aku cucu. Jadi kamu itu udah gagal jadi mantu aku"
Naya memalingkan mukanya, menahan tangis yang sejak tadi ingin keluar dari pelupuk matanya.
"Rendra, udah ya kamu harus ceraikan dia, dan menikah lagi dengan wanita lain, Mama akan pilihkan Wanita yang lebih pantas dengan kamu"
Naya membulatkan matanya lebar lebar kala Mertuanya bicara seperti itu, begitu juga dengan Rendra. lalu Rendra menatap Naya, yang sudah nanar dengan air mata yang menumpuk dimatanya.
"Ma" Rendra memanggil Namanya.
"Dengerin Mama Rendra, dia sudah tidak berguna jadi istri kamu, jadi kamu harus menikah lagi dan punya anak darinya" Pinta Feli lagi.
"Tidak Ma, aku tidak bisa melakukan itu"
"Ceraikan dia Rendra" Feli masih saja memaksa.
"Aku gak bisa Ma, sungguh aku gak bisa"
"Kenapa gak bisa sih, Ren. Mama ingin punya cucu Rendra, biar Mama gak kesepian"
"Ma, tapi Rendra sungguh sungguh tak bisa. Rendra minta maaf"
"Rendra minta maaf, Rendra juga mengerti apa yang Mama ingini. Tapi Rendra tetap gak bisa Ma, Rendra gak bisa menceraikan Naya, Rendra sudah janji"
"Ck, itu hanya sebuah janji Rendra. Wanita seperti itu, masih mau kamu pertahankan ? Mama benar benar sangat kecewa sama kamu" Mama Feli tiba tiba menangis dan membuat Rendra panik.
"Ma, Mama jangan menangis. Sungguh Rendra minta maaf"
"Kalau kamu gak mau Mama nangis, harusnya ikutin apa yang Mama mau Rendra. Kamu mau kan Mama bahagia ?" Mama Feli kembali mendesak Rendra.
Rendra menggeleng frustasi "Ma.."
"Mama sudah punya calon untuk kamu, dan jelas itu sangat cocok sama kamu, kalau saja dulu kamu menikah dengannya bukan dengan wanita itu. Kamu pasti sudah punya anak sekarang"
"Tapi Ma.."
"Rendra Mama tau kamu masih mencintainya juga, jadi ini kesempatan kamu untuk bisa memiliki dia"
"Ma, tenangkan dulu. Kita bahas ini lagi nanti, kita sedang tidak dirumah" Rendra mencoba menenangkan Mamanya dengan memeluknya.
Feli kembali menangis "Tapi kamu harus mau menikah lagi dengan dia, Ren"
"Iya Ma iya" Namun kali ini jawaban Rendra membuat Naya melotot pada Rendra
"Mas ?" Naya tak percaya pada apa yang Rendra jawab dengan entengnya menjawab iya !!.
"Nay, gak seperti itu, dengerin dulu" Rendra menahan tangan Naya yang hendak pergi dan melepaskan pelukan suaminya.
"Kamu jahat Mas, aku kecewa sama kamu !!" Naya menghempaskan tangan Rendra, dan dia pun berlari menjauh dari keduanya.
Seraya menangis menahan luka dalam hatinya yang amat dalam. Tapi dia berharap suaminya akan mengejarnya, namun nihil Rendra sama sekali tak menyusulnya.
Di depan dia pamit pulang dahulu pada keluarga besar Rendra, Ranti dan Leni bertanya ada apa. Tapi Naya tak menjawabnya, dia langsung pergi begitu saja.
Air matanya masih terus turun membasahi pipinya, dia merasa sedang disingkirkan secara perlahan. Naya menaiki taksi yang di cegah dijalan.
Entah tujuannya saat ini kemana, dia tidak tau. Yang pastinya dia ingin menenangkan dirinya, dan mencoba memahami keadaan yang ada. Tidak tau jadinya jika kelak suaminya Rendra memilih untuk menikah lagi dengan wanita lain, apakah dia bisa menerimannya ?
***
Naya duduk dibangku taman dekat rumahnya, dia menatap langit malam yang begitu terang, namun hatinya merasa gelap dan sesak.
"Tuhan, sabarkan aku untuk ujian ini, jika aku memang mandul, tunjukkanlah" Naya menangis di sela doanya.
"Aku juga ingin hamil, aku juga ingin punya anak Tuhan, tolong percayai aku untuk menjaga amanahmu kelak Tuhan. Aku mohon" Naya kembali berdoa memohon pada Tuhan.
Air mata menetes dengan derasnya, Naya biarkan itu, karena dengan menangis setidaknya bisa sedikit menenangkan walau tidak bisa mengobati.
"Gak baik loh malam malam gini wanita secantik kamu sendirian ditempat begini"
Naya tersentak kala ada sebuah jas membalut bahunya, dan dia kembali kaget saat melihat Fano ada disana.
"Fan.."
"Iya ini aku, aku gak marah kok sama kamu, jadi jangan nangis iya, setiap tetes air mata yang kamu jatuhkan itu sangat berharga. Jadi jangan keluarkan itu banyak banyak"
Fano menghapus air mata yang turun dari mata Naya, Naya mengerjap ngerjapkan matanya sambil menatap Fano.
"Tapi jika menangis mampu membuat kamu tenang, ya sudah menangislah, asal jangan sampai larut"
Fano menatap Naya dengan tatapan teduh, sangat tersirat dari matanya kalau Fano sungguh sangat menyayangi Naya.
Naya malah semakin terisak menangis ketika Fano mengatakan itu "Bersandarlah, bahuku siap menjadi tempat bersandarmu"
Naya pun meluapkan tangisnya dibahu Fano, tidak menghiraukan kalau mereka sedang berdua disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Uthie
ngapain sihhh masih mempertahankan orang yg udah ga bisa lagi menghargai diri kamu Nayy 😡
2024-01-27
0
Yuliana Tunru
pisah z lah atw nunggu sampai rendra n8kahi aeri ..cape hati ya nay di cersi tdk di beri nfkah batin tdk hamil ank wowo gombel apa
2024-01-05
0
Djuniati 123
balas mereka naya ada fano yg bantu kamu
2024-01-05
0