Naya menyimpan pakaian yang Rendra pakai tadi ke tempat cucian pakaian, namun dia merasa mencium bau yang berbeda dari balik kemeja yang di pakai Rendra suaminya itu.
"Kok wanginya beda, kaya ada wangi parfum lain yang menempel disini" gumamnya sendiri, lalu kembali mencium lekat lekat kemeja itu lagi, benar saja ada dua wangi parfum yang berbeda.
Seketika pikirannya berkecamuk, bahkan itu membuat Naya terduduk lesu dikursi yang ada disana.
"Parfum siapa ini ?" lirihnya lagi, pikiran pikiran jelek pun muncul.
Meski punya pikiran yang jelek dan hatinya semakin gundah, dia tetap berusaha bersikap baik baik saja. Naya menghampiri suaminya yang sedang merebahkan dirinya diatas tempat tidur setelah tadi membersihkan dirinya.
"Mas, cape ya ? mau langsung istirahat ?" Naya mencoba memijit mijit kakinya Rendra pelan pelan. Dan dia ingin menanyakan perihal bau parfum tadi.
"Hmmm" hanya itu jawaban dari Rendra, membuat Naya jadi enggan untuk bertanya mengenai hal tadi, takut membuat mood suaminya malah tambah jelek.
Naya pun berangsur berdiri, lalu dia mematikan lampu kamar dan ikut berbaring di sisi Rendra.
"kamu tuh dekat, tepat ada di depan mata aku, tapi kenapa aku merasa kita jauh ya"
Naya menatap wajah suaminya dan mengaksen setiap inci yang ada diwajahnya. Rasa rindu menggebu dalam benaknya, dia rindu suaminya yang dulu, dia pikir karena kemarin akan membuat hubungannya dengan Rendra menjadi baik lagi, namun Rendra masih saja bersikap dingin padanya.
Lalu dia pun menutup matanya perlahan dan ikut masuk ke dalam dunia mimpi.
***
Seperti pagi sebelum sebelumnya, Naya masih selalu siap menyiapkan segala keperluaan suaminya, dari mulai baju, tas, sepatu dan juga sarapan pagi untuk suaminya.
Naya melupakan segala kegundahan hatinya waktu malam, dia akan tetap berpikir positif saja dan percaya sepenuhnya pada Rendra suaminya.
Rendra sudah siap dengan setelan kerjanya, dan dia terlihat turun dari lantai atas. Naya melihat suaminya dan menunjukan senyum manisnya dipagi hari itu.
"Mas, sarapan dulu"
"Gak ya, aku buru buru, gak sempat kalau sarapan" Rendra memakai sepatunya sendiri, dan dia pergi begitu saja tanpa bicara apa apa lagi pada Naya.
Naya sedikit mencebik kala suaminya hilang dalam pandangannya, lagi seperti ini. Tapi Naya tak ambil hati maupun pusing, dia pun memilih sarapan sendiri saja. Mama mertuanya tidak terlihat sejak tadi dan Naya juga tak ambil pusing.
Setelah sarapan dia bersiap untuk pergi ke toko bunganya Cindy, dengan memakai taksi online seperti biasanya dan sisa makanan tadi seperti biasa juga dia menyuruh Nuri untuk membagikannya pada yang membutuhkan.
Sampailah dia ditoko bunga itu, senyumnya merekah dan dia menghembuskan nafas yang panjang, lalu menghirupnya kembali, dan dia merasa lega kala sudah ada diluar rumah.
"Selamat pagi, Yul" Sapanya pada Yuli yang sudah ada di toko, karena rumah Yuli bersebelahan dengan toko bunga itu.
"Selamat pagi Mbak Naya" Yuli membalas sapaan Naya.
Naya pun mulai ikut membersihkan toko itu. dan setelahnya banyak pelanggan yang berdatangan untuk membeli bunga, tak ayal ada pula yang memesan bunga yang ingin langsung dari pohonnya, atau petik sendiri.
Siang hari setelah makan siang, dia mencoba ingin membuat sesuatu yang menarik dengan memakai bunga bunga yang ada disana.
Tring
Suara lonceng toko berbunyi, Naya berdiri dan memberi salam pada pelanggan toko.
"Selamat sia...." ucapannya terhenti bahkan tercekat begitu saja, saat melihat siapa yang datang.
Tubuhnya diam membeku, matanya masih bertatap pada seorang pria dengan bersetelan pakaian kerja yang masih rapi, tubuhnya tegap, wajahnya sangat tampan, ditambah senyum manis dari bibirnya.
"Selamat siang, ada yang saya bantu lagi, Pak ?" suara Yuli membuat kesadaran Naya kembali, dia lantas berpaling muka, walau tubuhnya tiba tiba gugup bahkan keringat dingin bermunculan.
Pria itu tersenyum "Ya, saya mau pesan lagi bunga Primrose yang banyak, karena orang yang menyukai bunga itu sudah aku temukan" ucapnya membuat Naya kembali menatap pria itu.
Pria itu pun sama menatap Naya dengan tatapan yang sulit diartikan. " Bisakah kamu siapkan ?" titahnya pada Yuli.
"Biar aku aja, Yul" Naya segera memotong untuk meminta dirinya saja yang menyiapkan bunga itu.
"Aku maunya sama kamu" Namun pria itu menunjuk dengan tatapan kalau dia ingin yang menyiapkan itu adalah Yuli.
Yuli pun mengiyakan dan bilang pada Naya, kalau dia yang akan menyiapkan bunga itu. Naya gak bisa lagi berkutik kala tatapan Pria itu kini mengintimidasinya.
Ingin menghindar dari Pria itu, rasanya tubuh sulit untuk digerakan, tapi jika masih tetap disana malah tidak baik untuk beberapa organ tubuhnya.
"Aku menemukannya, dia ada di depan mataku sekarang kan ?" Pria itu berkata dengan masih menatap Naya.
Naya menghembuskan nafasnya berat, meski sudah berpisah jauh pun, pada akhirnya mereka akan bertemu kembali, Naya tidak menginginkan ini, karena dia masih merasa bersalah pada pria di depannya ini.
Naya pun bersiap untuk menghindar dan melangkah untuk melanjutkan aktifitasnya tadi, namun satu tangannya di tahan oleh Pria itu. Dan tiba tiba saja
"Aku rindu sama kamu, Naya. Tidakkah kamu merasakan hal yang sama ? tidakkah kamu senang bertemu dengan aku lagi ?" Naya kembali membeku, kini Pria itu memeluknya dari belakang.
Namun dia cepat cepat sadar dan melepaskan pelukkanya Pria itu yang tak lain adalah Zefano- masa lalunya.
"Fan, jangan seperti ini. Aku bukan tidak senang, hanya saja kita sudah berbeda sekarang. Aku sudah punya suami" Naya menegaskan dirinya yang sudah menikah dan mempunyai suami pada Zefano.
Meski Zefano tau itu pasti yang terjadi, namun tetap saja hatinya merasa sakit saat mendengar langsung dari mulut Naya. Harapan yang dia bangun sejak dulu, rasanya pupus di detik itu.
Rasa kecewa pun menyeruak dalam dirinya, bahkan sempat berpikir 'Apakah selama ini dia mencintai sendirian ? kenapa dengan gampang itu Naya menikah dengan orang lain.
Sedangkan dirinya masih menunggu Naya sampai saat ini, dia masih menjunjung tinggi kesetiaannya untuk Naya. Tapi Naya ?
"Tapi aku tetap merindukan kamu, Naya" Fano kembali memeluk Naya, dan Naya kembali memberontak meminta dilepaskan.
"Lepas Fano !! orang akan salah paham sama kita" Naya mendorong tubuh Fano dengan keras hampir membuat Fano terjungkal.
Namun selepas itu ada perasaan bersalah di benak Naya. Tapi Fano tetap menatap Naya dengan penuh rasa rindu tanpa marah sedikit pun, meski hatinya sempat merasa kecewa.
"Ini Pak pesanannya" Yuli datang membuat Naya bernafas lega, tapi Naya tidak tau apakah Yuli melihat atau mendengar mereka tadi atau tidak.
Fano menerima itu dari Yuli "Ini buat kamu" Tapi dia langsung memberikan bunga itu pada Naya, membuat Naya kaget dan begitupun dengan Yuli menatap bingung keduanya.
Fano melangkah pergi, sambil mengatakan kepada Yuli kalau dia sudah membayar pesanannya lewat QR di toko itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
kangen ya naya tp tskut status mu ..rendra lho tak mengagapmu ada..mirisss
2023-12-30
0