Berbohong

"Selamat pagi Pak, mohon maaf Pak Rendra saya baru kasih kabar, saya tidak bisa masuk, saya sedang demam ?"

"Demam ? sekarang kamu dimana ?"

"Aku ada di apartemen, Pak"

"Baiklah"

"Aku harus segera ke kantor, kamu gak apa kalau sendiri ?"

Rendra mendapat telepon dari Aeri yang mengatakan kalau Aeri sedang sakit demam, tapi Rendra berbohong pada Naya kalau dia harus segera kembali ke kantor.

Bahkan Rendra bilang, kalau itu lebih penting dari pada Naya. Naya percaya saja apa yang dikatakan suaminya itu, nyatanya Rendra bukan ke kantor dia malah datang ke apartemennya Aeri.

"Pak, kenapa anda disini ?"

Dan disinilah dia berada di apartemennya Aeri "Kita sedang tidak dikantor, Ae. Jangan panggil aku Pak, aku serasa merasa sudah tua" Rendra masuk, padahal Aeri belum mempersilahkannya masuk.

"Kenapa bangun ? panas begini, mau aku antar ke rumah sakit ?" Rendra memapah tubuh Aeri sampai disofa panjang milik Aeri.

"Gak usah Ren, dikompres aja nanti juga sembuh" Aeri membaringak tubuhnya disofa panjang itu. Dan Rendra membenahi bantal untuk Aeri.

"Yakin ? ini demam sekali loh, sudah minum obat ?" Rendra duduk disamping Aeri dengan beralasan karpet.

"Belum, aku belum menemukan obatnya" Aeri menjawab dengan suara parau.

Rendra pun berdiri "Lebih baik kita kerumah sakit saja ya" pinta Rendra lagi pada Aeri.

Aeri kembali menggeleng "Gak Ren, bisa minta tolong Carikan saja obat untuk aku" Pinta Aeri kali ini dan Rendra mengangguk.

Rendra dengan sigap mencari kotak obat, dan tak lama dia menemukannya, lalu membawa air putih untuk Aeri minum.

"Minum dulu" dengan telaten Rendra menegakkan tubuh Aeri dan menyuruhnya untuk minum obat.

Setelah itu kembali membaringkan Aeri kembali, lalu mengambil kompressan dan mengompres kening Aeri. Terlihat Aeri memejamkan matanya.

Rendra kembali berdiri, dengan inisiatif dia pergi ke dapur, dia berniat membuat bubur untuk Aeri, namun tak menemukan beras, dia pun pergi ke market mini dibawah dan membeli bubur instan. Akn dia berikan nanti pada Aeri.

Dia kembali ke atas lalu duduk di depan Aeri dan menatap wajah Aeri, dulu dia pernah mencintai wanita itu. Namun karena sebuah kesalah pahaman membuat keduanya terpaksa menikah.

Kini mereka bertemu kembali, ada rasa ingin memilikinya kembali, tapi statusnya sudah menikah dengan Naya, membuat inginnya itu terkubur. Tapi dia merasa sangat hampa akan hubungannya dengan Naya.

Dia merasa seperti sudah hambar diantara mereka, Rendra tidak tau apakah dia masih bisa mempertahankan rumah tangganya apa tidak.

Selanjutnya dia memikirkan permintaan Mamanya, kalau ternyata yang ingin Mamanya jodohkan itu adalah Aeri. Mamanya ingin Rendra menikah dengan Aeri saja dan itu sukses membuat Rendra bingung.

"Aku tidak bisa ke kantor, ada yang lebih penting, tolong urus semuanya, jika ada kendala segera kabari saya"

"Baik Pak"

Perlakuan Rendra hari itu pada Aeri dan Naya sungguh berbeda, saat Naya sakit tempo hari, Boro boro Rendra membantu Naya, dipinta mengambilkan air putih saja Rendra menolak. Tapi pada Aeri ?

Disana Naya sedang berusaha berjuang untuk bisa mendapatkan anak. Seharusnya Rendra ada disana juga untuk mengetahui hasilnya, tapi justru Rendra malah ada disini bersama wanita lain.

Jadi jangan salahkan Naya yang kini sedang bersama pria lain juga yang justru bisa melangitkan dia.

Rendra memangku laptop yang dia bawa, sambil menjaga Aeri dia juga fokus pada pekerjaannya. Beberapa jam kemudian Aeri nampak bangun.

Dia melihat kesekitar dan melihat adanya Rendra "Ren, kamu masih disini ?" tanyanya masih parau, demamnya sudah reda.

Rendra yang mendengar suara Aeri, lantas mengalihkan atensinya pada Aeri dan menyimpan laptopnya lalu menghampiri Aeri serta duduk disampingnya.

Rendra memegang kening Aeri "Sudah tidak demam, kamu mau apa, mau makan bubur ?" tanya Rendra.

"Kenapa masih disini ? kontor pasti sedang membutuhkan kamu, Ren" Aeri mengabaikan pertanyaan Rendra tadi.

"Ada Andika yang menghandle, kamu gak perlu mikirin itu. Aku buatkan bubur ya" Tanpa persetujuan, Rendra segera membuat bubur untuk Aeri.

Lalu kembali ke samping Aeri setelah selesai dan menyuapi Aeri "Aku bisa sendiri, Ren" tolak Aeri, tapi Rendra masih bersikukuh untuk menyuapi Aeri.

Senyuman terbit dari bibir Aeri, diapu menerima suapan itu dengan hati riang.

Setelah selesai, Rendra membereskan bekas makan tadi, waktu sudah menunjukan sore hari. dan Rendra masih ada disana.

Aeri sudah tidak berbaring lagi, dia justru bergelayut manja pada Rendra yang sedang memangku laptopnya kembali, mereka seperti pasangan yang sedang kasmaran.

Tanpa mereka pikirkan bagaimana Naya disana, meski pada akhirnya Naya juga sedang bersama Fano saat ini.

"Istirahatkan lagi, Ae" Rendra menyuruh Aeri untuk istirahat lagi "Aku akan tinggal sebentar lagi disini" lanjut Rendra.

Dia tidak mau Naya curiga kalau dia pulang sore hari, jadi dia akan pulang seperti normalnya.

"Aku maunya gini, Ren" Aeri kembali menggelayut manja dilengan Rendra dan kepalanya bersandar dibahu Rendra. Tak ada penolakan dari Rendra.

"Sebentar, aku mau ambilin kamu minum lagi ya" Aeri hendak berdiri saat melihat gelas Rendra kosong.

Namun tiba tiba Aeri menjadi oleng karena kakinya tidak seimbang saat dia berdiri, alhasil membuat dia terjatuh diatas pangkuannya Rendra.

Dan Rendra yang sedang memangku laptop, laptopnya terjatuh ke atas karpet, Rendra replek menahan Aeri.

Rendra memeluk pinggang Aeri yang berada di pangkuannya saat ini, keduanya sama sama saling menatap satu sama lain.

Entah datang dari mana, Suasana yang terjadi saat itu membuat keduanya terhanyut, hingga Rendra membelai pipi Aeri dan memandangnya dengan lekat, Aeri mengalungkan tangannya pada tengkuk Rendra.

Dan sedetik kemudian Rendra mentautkan bibirnya pada bibir Aeri dan Aeri menyambutnya dengan sukacita. Keduanya saling mencumbu satu sama lain, hingga gai*r*h keduanya nampak memuncak.

Rendra menggendong Aeri dengan bibir yang masih bertautan, saling menukar saliva satu sama lain. Atsmofer panas pun terasa disekitaran apartemen itu.

Gai*ah yang selama ini terpendam, tiba tiba memuncak saat bersama Aeri, tapi kenapa saat dengan Naya, Rendra tak lagi merasakan itu ? apakah sungguh dia sudah tak suka lagi dengan Naya, atau karena Aeri yang lebih menarik ?.

Rendra membuka pintu kamar, lalu membawa Aeri ke tempat tidur, hingga dia berada diatas Aeri. Tautan mereka terlepas, Rendra mengatur nafas yang terasa tersenggal karena ci*m*n tadi, lalu ditatapnya wajah Aeri yang nampak cantik.

Ada tersirat ingin melakukan lebih dengan Aeri, tapi ketika dia ingin kembali mendekat untuk menci*m Aeri, wajah Naya muncul hingga membuat dia menidurkan dirinya disamping Aeri.

Dia teringat akan Naya, dia pula menggelengkan kepalanya, kalau apa yang akan dia lakukan itu salah. Lantas dia terbangun untuk duduk, Aeri yang nampak kecewa ikut bangun.

"Kenapa ?" tanya Aeri lembut, sambil memeluk Rendra dari belakang.

"Maaf aku gak bisa, aku harus segera pulang. untuk tadi aku sungguh minta maaf" sesalnya pada Aeri.

Rendra pun berdiri dan melepaskan pelukannya Aeri, tapi Aeri mencegahnya.

"Jangan dulu pulang, temani aku disini" Aeri memohon dengan menampilkan wajah yang memelas pada Rendra.

"Tapi.."

"Gak akan macam macam, cukup temani saja aku disini, sebentar lagi" pintanya lagi pada Rendra dan Rendra menyanggupi itu.

Alhasil dia kembali menemani Aeri, tapi tidak dikamar namun kembali ke sofa.

Ponselnya berdering dan itu dari Naya, karena waktu sudah lewat dari magrib.

"Hallo, Mas. tidak pulang ?"

"Aku pulang agak larut, masih ada kerjaan yang harus aku urus, jangan tunggu aku"

Itu pesan yang Rendra beri untuk Naya, dia berbohong dan lagi berbohong.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

yg kaya gitu yg masih mau dipertahankan Nayyy 😏😏😏

2024-01-27

0

Djuniati 123

Djuniati 123

iyuhhhhh rendra

2024-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Berbeda
2 Penolakan
3 Menguatkan hati
4 Meminta ijin
5 Sekretaris baru
6 Primrose
7 Pulang bersama
8 Bertemu kembali
9 Parfum
10 Tas
11 Lalu siapa ?
12 Aku tak pantas
13 Sakit
14 Perlakuan yang beda
15 Janji yang dilupakan
16 Goresan luka
17 Disingkirkan perlahan
18 Fakta
19 Kenapa harus kamu ?
20 Berbohong
21 Pesta
22 Terbaik
23 Jangan curiga
24 Tidak akan berubah
25 Ancaman
26 Mertua jahara
27 Masihkah mencintai aku?
28 Rasa itu masih sama
29 Aku lelah
30 Luar kota
31 Bencana
32 Fakta sesungguhnya
33 Kamu harus siap
34 Tempat kenangan
35 Hamil
36 Kabar tidak enak
37 Merindukanmu
38 Kamu buatku hancur
39 Tempat bersandar
40 Harus yakin
41 Mencari
42 Memohon ampun
43 Berpisah lebih baik
44 Aku pergi
45 Menata hati
46 Kemana kamu pergi ?
47 Tidak Rela
48 Hari itu tiba
49 Aku menemukanmu
50 Nyaman bersamamu
51 Meminta restu
52 Pesan Bunda
53 Kencan pertama
54 Taman Bunga
55 Apartement
56 Aku mencintainya
57 Jangan pernah pergi
58 Bertahan
59 Terbongkar
60 Tidak terselamatkan
61 Penyesalan
62 Tidak akan ada yang berubah
63 Kencan lagi
64 Sesuai yang dia rasakan
65 Dilema
66 Ayo kita menikah
67 Menikah
68 Gugup
69 Kembali
70 Murka
71 Selalu terbaik
72 Malam yang....
73 Candu
74 Terancam
75 Hamil ?
76 Kabar baik
77 Meminta Restu 2
78 Direstui
79 Disayang Mertua
80 Balasan
81 Rencana
82 Setuju
83 Konferensi pers
84 Resepsi
85 Kejutan
86 Rendra 1
87 Rendra 2
88 Rendra 3
89 Rendra 4
90 Rendra 5
91 End
92 Info
93 Info Karya baru
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Berbeda
2
Penolakan
3
Menguatkan hati
4
Meminta ijin
5
Sekretaris baru
6
Primrose
7
Pulang bersama
8
Bertemu kembali
9
Parfum
10
Tas
11
Lalu siapa ?
12
Aku tak pantas
13
Sakit
14
Perlakuan yang beda
15
Janji yang dilupakan
16
Goresan luka
17
Disingkirkan perlahan
18
Fakta
19
Kenapa harus kamu ?
20
Berbohong
21
Pesta
22
Terbaik
23
Jangan curiga
24
Tidak akan berubah
25
Ancaman
26
Mertua jahara
27
Masihkah mencintai aku?
28
Rasa itu masih sama
29
Aku lelah
30
Luar kota
31
Bencana
32
Fakta sesungguhnya
33
Kamu harus siap
34
Tempat kenangan
35
Hamil
36
Kabar tidak enak
37
Merindukanmu
38
Kamu buatku hancur
39
Tempat bersandar
40
Harus yakin
41
Mencari
42
Memohon ampun
43
Berpisah lebih baik
44
Aku pergi
45
Menata hati
46
Kemana kamu pergi ?
47
Tidak Rela
48
Hari itu tiba
49
Aku menemukanmu
50
Nyaman bersamamu
51
Meminta restu
52
Pesan Bunda
53
Kencan pertama
54
Taman Bunga
55
Apartement
56
Aku mencintainya
57
Jangan pernah pergi
58
Bertahan
59
Terbongkar
60
Tidak terselamatkan
61
Penyesalan
62
Tidak akan ada yang berubah
63
Kencan lagi
64
Sesuai yang dia rasakan
65
Dilema
66
Ayo kita menikah
67
Menikah
68
Gugup
69
Kembali
70
Murka
71
Selalu terbaik
72
Malam yang....
73
Candu
74
Terancam
75
Hamil ?
76
Kabar baik
77
Meminta Restu 2
78
Direstui
79
Disayang Mertua
80
Balasan
81
Rencana
82
Setuju
83
Konferensi pers
84
Resepsi
85
Kejutan
86
Rendra 1
87
Rendra 2
88
Rendra 3
89
Rendra 4
90
Rendra 5
91
End
92
Info
93
Info Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!