Dua hari kemudian.
Gedung New Way.
Siang ini panas sangat terik, namun tidak membuat aktifitas orang berhenti. Para karyawan perusahaan New Way juga tetap menyelesaikan pekerjaannya di tengah cuaca yang panas.
"Minum yang segar-segar ini sangat enak."
Gumanan semua karyawan yang sambil bekerja.
Ruang presdir New way.
"Tuan, baru saja nona Lovely melakukan transaksi 25 juta untuk membayar perawatan salon." Yupiter menyampaikan notifikasi yang ia dapat.
Lee yang tadinya tak berminat dengan yang Yupiter bicarakan, begitu mendengar nama Lovely melakukan transaksi, pria itu langsung menutup laptopnya dan menatap Yupiter. "25 juta."
"Benar, Tuan." Yupiter mengangguk.
Lee menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya. Pria itu tersenyum tipis, tipis sekali nyaris tak terlihat.
Ahirnya dia mau menggunakan juga kartu hitam itu.
Sementara itu, setelah selesai perawatan di salon merubah rambutnya menjadi keriting di bagian bawah dengan warna kecoklatan. Juga merawat kulitnya dengan SPA. Lovely sekarang berada di Mall.
Gadis itu berjalan tegas dengan wajah datar, siapa pun yang melihatnya pasti mengira kalau gadis itu putri konglomerat sejak kecil, apa lagi dua pengawal di belakang gadis itu jelas menunjukan bukan orang sembarangan.
"Wow... cantik sekali."
"Cantik sekali."
Kekaguman orang-orang yang menatapnya.
Setibanya di toko tas, Lovely langsung menunjuk tas yang ia suka.
"Saya mau itu... Mau itu warna hitam... Mau yang itu juga warna keemasan."
"Baik Nona akan saya ambilkan," buru-buru karyawan toko menjawab. Aura Lovely yang datar membuatnya takut, biasanya orang seperti ini adalah orang kaya, ia tidak mau cari masalah hanya karena lama dalam melayani pembeli.
Setelah melihat karyawan toko mengambil tiga tas branded pilihannya itu, Lovely kembali berkata, " Bawa ke kasir, saya mau bayar." Berucap tegas kemudian berjalan lebih dulu.
Tuh kan apa kataku dia orang kaya.
Karyawan toko itu melihat Lovely mengeluarkan kartu hitam untuk transaksi pembayaran.
"Terimakasih, Nona. Transaksinya sudah selesai." Karyawan kasir memunduk hormat.
"Hm." Jawab Lovely kemudian menatap salah satu pengawalnya. "Tolong bawakan barangnya." Lovely berjalan lebih dulu meninggalkan toko itu.
Tidak hanya toko tas branded yang Lovely datangi, gadis itu juga memasuki toko baju branded yang mungkin seumurnya baru kali ini memasuki toko ini.
"Nona silahkan memilih pakaian yang Anda suka." Karyawan toko baju menyambut ramah. Lovely cuek saja sambil lihat-lihat pakaian yang mau ia beli.
"Saya mau itu tiga... Sama yang diujung itu juga tiga," ucap Lovely sembari menujuk pakaian.
"Nona mau mencobanya lebih dulu?"
"Tidak." Cuek tanpa senyum.
"Baiklah, Nona."
Setelah selesai melakukan pembayaran Lovely bersama dua pengawal keluar dari sana. Dikira dua pengawal itu sudah cukup belanjanya, ternyata masih ada yang mau dibeli lagi.
Sementara itu di perusahaan New Way.
Yupiter tampak terkejut dengan apa yang saat ini ia baca.
"Kau kenapa?" Ekpresi wajah Yupiter sangat aneh membuat Lee jadi penasaran.
Yupiter menatap Lee. "Nona baru saja melakukan transaksi hampir mau mencapai 500 juta." Yupiter berhenti sejenak ambil nafas. "Nona membeli tas juga pakaian branded."
Lee hanya diam tanpa merespon apa pun.
Malam harinya setelah tiba di rumah, Lee langsung masuk ke kamar, tujuannya ingin segera bicara dengan Lovely.
Klek!
Saat pintu Lee buka pria itu melihat Lovely duduk di sofa sedang menunduk dengan salah satu kaki di atas sofa, entah sedang apa gadis itu. Jangan kan menyapa, menoleh saja tidak?
Ada apa dengan dia?
Lee berjalan mendekati Lovely.
Gadis itu tahu kalau Lee pulang, tapi malas mau menyapa seperti biasanya, jadi tetap asyik mewarnai kuku kakinya.
"Apa hari ini kau senang?"
Lovely menghentikan kegiatannya dan perlahan menatap Lee. "Ya."
"Baguslah kalau begitu."
"Supaya pacar baruku setia," balas Lovely yang tak terduga, gadis itu kembali menunduk mewarnai kuku kakinya.
Lee kehabisan kata-kata kemudian berlalu dari hadapan Lovely.
Setelah Lee berlalu, Lovely menghela nafas kasar, gadis itu teringat ucapan Renata kemarin.
"Sebelum kau diceraikan, kau harus nikmati hartanya. Mobil mewahnya, jam mewahnya, juga kartu hitam ajaib yang kau pegang... Ingat setelah kau dicerai kau akan ucapkan selamat tinggal sama itu semua. Dan sebelum itu terjadi kau nikmati saja... Beli semua yang kau mau sampai sakit hatimu terobati."
Hah! Lovely mengusap wajahnya kasar, saat ini ia hanya bisa mengikuti saran sahabatnya, sakit memang jika diingat, tapi?
Lovely segera bangkit saat Lee datang lagi, ia tak mau pria itu melihatnya bersedih, Lovely menuju ranjang dan tiduran di sana dengan posisi miring.
*
*
*
Siang hari.
Lee tampak berjabatan tangan dengan seseorang di lobby gedung milik orang itu.
"Terimakasih, Tuan Lee. Anda sudah menyempatkan waktu datang kemari, saya sangat senang sekali."
"Sama-sama." Lee tersenyum. "Saya pamit sekarang."
"Baiklah, Tuan Lee. Hati-hati di jalan."
Lee dan Yupiter sama-sama berjalan menuju ke parkiran mobilnya, namun saat Lee mau masuk ke dalam mobil, tiba-tiba ada suara menyapanya.
"Hai, Lee. Kita bertemu disini."
Lee menoleh. "Sakura."
Wanita itu tersenyum manis.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sinilah mereka berdua sekarang, Lee dan Sakura makan siang bersama, Lee memutuskan pergi bersama Sakura dan meminta Yupiter kembali ke perusahaan lebih dulu.
"Hm, makanan ini sangat lezat." Sakura mengangkat daging yang ia tusuk dengan garpu.
Lee menanggapi dengan tersenyum kecil sambil menyuap makanannya.
"Jadi ingat dahulu kita sering makan bersama." Sakura menghela nafas. "Banyak waktu yang sudah aku lewatkan tidak bersamamu." Menatap Lee sedih.
"Habis kan lah dulu makananmu." Setelah berkata tanpa sengaja Lee menoleh ke arah pintu masuk. matanya langsung berubah menyipit tajam melihat dua orang yang baru masuk.
Lovely?
Lovely bersama seorang pria tampan, pakaiannya rapih juga, jika dilihat dari wajah dan pakaian pria itu adalah seorang pembisnis juga.
Mereka berdua tampak akrab, sambil berjalan masuk keduanya mengobrol dan saling melempar senyum.
Lovely tampak bahagia tak terlihat sedang punya masalah, gadis itu malah tersenyum terus.
Dengan wajah datar, tangan Lee mengepal. Menatap tajam mereka berdua.
Selesai makan, Sakura mengajak Lee ke tempat baru. Yaitu ke sebuah musium yang sudah ia beli tempat itu.
"Bagaimana menurut kamu? Bagus tidak lukisan ini?" Sakura menunjukkan sebuah lukisan hasil karyanya.
"Bagus." Lee menjawab sembari kepalanya mengangguk-angguk.
"Di Amerika selain aku bekerja sebagai model, aku juga menyukai seni melukis. Dan aku mulai belajar, maaf jika hasilnya kurang bagus." Sakura menjelaskan dengan wajah tak enak.
"Ya, tapi ini bagus." Tangan Lee mengusap gambar lukisan itu.
"Apa kamu ingat ini lukisan apa?" tanya Sakura tiba-tiba. Pandangan mata mereka bertemu dan saling mengunci. "Taman belakang sekolah di waktu SMA... Tempat pertama kali kita ketemu, dan juga... Tempat kamu menyatakan cinta padaku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mira NR
rumit deh rumit.😬
2024-06-15
0