BAB 12. TERBIASA DENGAN KEHADIRANNYA

Keesokan harinya.

"Sampaikan salamku ke ayah mertua," ucap Lee pada Lovely. saat ini mereka sedang berada didalam mobil yang sedang melaju.

Lovely menoleh, bibirnya tersenyum. "Pasti akan saya sampaikan."

Tak lama kemudian mobil itu sampai di halaman rumah ayahnya Lovely. Sebuah rumah minimalis yang tampak sederhana dari luar.

"Jika sudah mau pulang kabarin."

Lovely tersenyum dan mengangguk kemudian membuka pintu mobil. Ia balik badan melihat mobil yang dikendarai sekertaris Yupiter berbelok.

Lovely melambaikan tangannya sebelum akhirnya mobil itu melesat pergi. Bibir gadis itu masih setia tersenyum, perhatian kecil dari Lee barusan mampu membuat hatinya bahagia sampai sekarang.

"Aa... apa aku benar-benar jatuh cinta padanya," teriak Lovely dalam hati sembari menepuk pipinya sendiri.

"Hm ya sudah lah, nanti aku bisa meminta pendapat Renata."

Gadis itu kemudian berjalan menuju pintu rumah ayahnya. Mengetuk pintu itu dan tak lama kemudian pintu dibuka.

"Happy birthday, Ayah... " Lovely merentangkan tangan dan di detik selanjutnya memeluk ayahnya.

"Lovely, ternyata kau yang datang pagi-pagi ke rumah Ayah." Ayah Danu membalas pelukan putrinya.

"Menurut Ayah siapa lagi?" Lovely melerai pelukannya dan berganti menatap wajah ayahnya yang saat ini tengah tersenyum.

"Tetangga, bisa jadi kan seperti itu."

"Mm, baiklah ... Ayah, happy birthday ya." Lovely berucap kembali, "Panjang umur dan sehat selalu," lanjutnya.

"Terimakasih do'a nya." Ayah Danu memeluk Lovely sembari mencium ubun-ubun putrinya.

"Hai, ada Kak Lovely ternyata... " Sasa tiba-tiba datang dengan senyum mengembang, namun seketika senyum itu redup. "Ayah, mengapa hanya Kak Lovely saja yang di peluk! Aku juga dong..." Sasa cemburu.

"Sini-sini, putri Ayah yang Ayah sayangi." Tangan kiri Ayah Danu meraih Sasa dan kini memeluk kedua putrinya.

Tawa renyah mereka bertiga terdengar, terlihat bahagia. Ya, sesederhana itu lah yang namanya bahagia.

"Ayah, aku mau masak untuk Ayah. Spesial di hari ulang tahun, Ayah." Lovely berucap antusias.

"Kak, nanti malam menginap di sini ya? Sudah lama kita bertiga tidak kumpul bersama." Menatap Lovely.

Lovely tersenyum, tangannya meraih tangan Sasa lalu ia genggam. "Kakak usahain ya."

Mereka berdua saling melempar senyum, kemudian bersama Ayah Danu masuk ke dalam rumah.

Di tempat lain. Saat ini Lee baru saja masuk lift yang akan membawanya ke lantai tempat ruang kerjanya. Tiba-tiba saja ponselnya bunyi tanda pesan masuk.

Lee membuka HP nya dan nama yang tertera adalah Lovely, tanpa sadar pria itu tersenyum dan tak sabar ingin membaca pesan masuk dari Lovely.

"Maaf, nanti malam saya tidak bisa pulang. Saya ijin menginap di rumah Ayah. Tak apa kan?"

Senyum Lee perlahan memudar setelah membaca pesan itu. kemudian pria itu membalasnya.

"Ya."

Setelah pesan singkat itu terkirim, Lee memberikan HP nya ke Yupiter yang berdiri di sebelahnya. Setelah ini ia tidak mau diganggu.

Sementara itu saat ini Lovely sedang menyiapkan bahan untuk di masak. Dia tidak sendirian, barusan Renata datang mau membantu Lovely memasak.

"Ren, aku mau cerita nih."

Renata yang sedang mengiris bawang merah seketika menghentikan kegiatannya. Renata menoleh menatap Lovely.

"Sepertinya aku mulai mencintai tuan Lee."

"Oh, ya." Respon Renata dengan mata melebar.

Lovely mengangguk cepat. "Dia selalu ada di pikiranku." Meletakkan tangannya dikepala.

"Ya tidak apa-apa. Perjuangin dong, mau aku bantu?" tawar Renata.

Lovely mengangguk cepat. "Aku sangat butuh bantuan kamu, supaya dia membalas cintaku."

"Hah, gampang." Renata menepuk bahu Lovely. "Sekarang selesaikan masak dulu." Renata menatap Lovely sekilas kemudian lanjut mengiris bawang merah tadi.

Saat tiba jam makan siang, masakan itu semua sudah selesai, yang kini sudah terhidangkan di atas meja makan.

"Kita siap makan-makan, Ayah... " ucap Lovely girang. Memeluk lengan ayahnya dan bersandar di bahunya.

"Wauahh... sebanyak ini ya." Ayah Danu heran.

"Iya dong Paman. Ayo Paman duduk." Renata menyahut.

Sasa datang menarik kursi. "Ini lezat-lezat semua harus dihabiskan."

"Iya, ayo-ayo makan." Ayah Danu mengajak semuanya untuk makan.

Sementara itu di sebuah ruangan yang berada di Perusahaan New Way. Tampak seorang pria yang berdiri di depan jendela, tatapannya tajam mengarah ke luar gedung. Bibirnya sedang berkata serius dengan seseorang yang berada di sambungan telepon saat ini.

"Aku mau perusahaan New Way merugi. Kirim barang-barang mentah yang tidak layak. Tapi ingat! Jangan sampai ketahuan."

Setelah itu pria tersebut mematikan sambungan telepon. Menyimpan kembali HP nya di saku jas. Tatapannya masih tajam menyiratkan kebencian.

"Kau harus hancur!" ucapnya marah, tangannya mengepal.

Sedangkan di ruang yang lain.

Yupiter masuk ke ruang kerja Lee dengan langkah yang terburu-buru.

"Tuan, apa kah Anda sudah mengetahui?" tanyanya, wajahnya tampak cemas.

Yang dikhawatirkan tetap berlagak santai.

"Mm, biarkan dia melakukan rencananya. Aku mau bermain-main." Mata Lee melihat CCTV yang memperlihatkan sebuah chip.

Yupiter baru lah bisa bernafas lega.

"Baik lah, jika begitu saya kembali Tuan." Yupiter menunduk hormat. Kemudian keluar dari sana.

*

*

*

Malam hari.

Lee berdiri di depan jendela kamarnya, menyibak sedikit hordeng nya hingga bisa melihat lampu-lampu taman. Di luar sana sedang hujan gemercik. Pria itu tersenyum samar dan kemudian kembali menutup hordeng itu.

Lee berjalan menuju ranjang sembari membuang nafas berat, dan saat melihat ranjangnya yang kosong, Lee kembali menghela nafas kemudian menjatuhkan tubuhnya di ranjang dengan kasar.

Pria itu telentang melihat langit-langit atap.

"Sepi juga gak ada dia," gumamnya.

"Jadi gak bisa tidur," lanjutnya sembari pindah posisi miring dan membuka ponselnya.

Pria itu mencari nama kontak Lovely, begitu ketemu mau kirim pesan, tapi bingung pesan tentang apa?

Tapi mungkin takdir sudah mengatur, tiba-tiba saja Lee mengirim pesan kosong hanya tanda tanya.

"Hah, apa-apa an ini," ucap pria itu mau ia hapus tapi sudah terlanjur centang biru.

Hah, ya sudahlah ahirnya Lee tak jadi menghapus.

Saat ini Lovely tersenyum mendapat pesan dari Lee. gadis itu membalasnya.

"Malam, apa sudah mau tidur?"

Lee membaca pesan masuk dari Lovely. Pria itu lagi kesal karena gak bisa tidur. Dan sebabnya Lovely yang gak ada.

"Gak bisa tidur."

Lovely senyum-senyum membaca pesan dari Lee, dan gadis itu berniat mau menjahili.

"Pasti karena gak ada aku di sana. Ya kan, ya kan...."

Lee cepat-cepat menggelengkan kepalanya, merasa heran kalau tebakan Lovely benar. Tapi tak mungkin ia mengakui, jelas gengsi dong meski kenyataannya ia tersiksa saat ini.

"Gak usah sok tahu😏."

Lovely malah tertawa membaca pesan dari Lee, sampai membuat Sasa yang tiduran di sebelahnya terusik.

"Kakak, kalau ketawa jangan kencang-kencang." Protes Sasa.

Lovely tak hiraukan Sasa, gadis itu sibuk mau balas Chat.

"Tapi kan biasanya ada aku. Ayo ngaku aja 😁."

Lee menghela nafas, pria itu tetap tidak mau mengaku.

"Tidak ya tidak. Sudah sana kamu tidur."

Kali ini Lovely berhenti menjahili.

"Baiklah aku tidur, sampai ketemu besok 💖."

Lee langsung tersenyum membaca pesan dari Lovely kali ini. Setelah menyimpan ponselnya, pria itu berusaha memejamkan matanya, hatinya yang sudah mulai tenang ahirnya pria itu terlelap.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***