Pukul 07.00.
"Tuanku."
Lee menoleh ke arah sumber suara saat ada yang memanggil. Menatap Lovely yang berjalan mendekat.
"Berikan padaku, biar aku saja yang memasangkan dasi." Lovely merebut dasi di telapak tangan Lee, kemudian mengalungkan dasi itu ke leher Lee.
Tubuh Lee yang tinggi membuat Lovely harus menjijit. Gerakan tangannya yang lihai tak butuh lama dasi sudah terpasang.
"Selesai," ucap Lovely setelah dasi terpasang sempurna.
Lee melihat tampilannya yang sudah rapih melalui pantulan kaca. Kemudian mau berbalik.
"Tuanku, " panggil Lovely lagi dan Lee mengurungkan diri yang mau berbalik.
Lee kembali menatap Lovely, ada apa? begitu arti tatapannya.
"Sasa merindukan aku. Dan hari ini aku meminta ijin padamu untuk datang ke rumah sakit." Lovely menundukkan kepala menjual kesedihan.
"Ya sudah, pergi lah." Lee memasukkan tangannya ke dalam saku celana kemudian berjalan.
"Tapi ibu tidak akan mengijinkan aku."
Lee seketika menghentikan langkahnya saat kembali mendengar suara Lovely.
"Bisakah, Tuan. Membantuku?" tanya Lovely. "Tuan, yang bicara pada ibu." Lovely mengatupkan telapak tangannya di depan dada.
Lee menghela nafas panjang sembari menoleh ke belakang menatap Lovely. "Permintanmu sangat tidak bermutu, " ucapnya ketus."
"Tapi saya mohon, Tuan."
"Hem," jawab singkat Lee ahirnya.
"Tapi apakah boleh saya ikut dengan mobil Anda Tuan. Nanti di tengah jalan saya cari taksi.
Lee membuang nafas berat, berpikir kalau Lovely banyak permintaan yang hanya membuang-buang waktunya saja.
"Ya."
Setelah menjawab singkat itu, Lee keluar dari dalam kamar. Dan Lovely sedang bersiap diri. Tak lama kemudian Lovely turun ke lantai satu.
Dan langsung menuju ruang makan.
Lovely langsung duduk di kursinya yang berada di dekat Lee, tak pedulikan wajah masam ibu mertuanya yang tak suka melihatnya. Sedangkan ayah mertuanya tersenyum kecil saat Lovely memberi hormat.
"Kakak Lee."
Suara Lisa tiba-tiba terdengar. Anak kecil berusia lima tahun itu juga sedang duduk di ruang makan, menikmati sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.
Lee menatap Lisa. "Iya, ada apa?"
"Kapan Kakak Lee mau ajak Lisa jalan-jalan lagi?" Lisa menyuap makanan.
Lee sedang berpikir. "Emm, kapan ya?" Menatap Lisa. "Kakak sibuk dan belum tahu kapan."
"Ih, Kakak Lee gak asyik sekarang!" Lisa ngambek khas anak kecil.
Pagi ini sarapan pagi di lalui campur tangis Lisa yang kesal dengan Lee.
"Loh, Lovely mau kemana?" ucap Ibu Yun Hera saat melihat Lovely mau masuk ke dalam mobil Lee.
"Mau ke rumah sakit menjenguk adiknya, Bu." Lee yang menjawab.
Ibu Yun Hera langsung ber oh kecil, tak bisa menahan Lovely di depan Lee. Karena meskipun tak suka dengan Lovely, tapi tak mau diperlihatkan di depan Lee.
Pintar juga dia, mau keluar rumah bicara dengan Lee, batin Ibu Yun Hera disertai senyum sinis.
"Dia sudah tahu kalau tidak akan aku ijinkan keluar rumah," ucapnya sembari melihat mobil Lee yang kini keluar gerbang.
Sementara itu di dalam mobil Lee. Lovely menatap Lee yang duduk di sebelahnya. "Tuan, terimakasih sudah membantuku hari ini." Lovely tersenyum.
Lee hanya menoleh sekilas menatap Lovely, kemudian kembali fokus dengan HP di tangannya.
Senyum Lovely semakin lebar saat dicuekin oleh Lee. Dan Yupiter yang duduk di kemudi jadi kasihan ke Lovely yang melihat mereka berdua dari kaca mobil.
*
*
*
Rumah sakit.
"Kakak, Sasa kangen banget sama Kakak."
Sasa dan Lovely berpelukan begitu Lovely sampai di ruang rawat sang adik.
"Kakak tidak pernah datang kemari. Kakak kemana saja?" Sasa wajahnya cemberut.
"Kak Lovely sudah menikah. Jadi sibuk urus keluarga barunya." Ayah Danu yang menjawab.
Sasa menatap ayahnya, kemudian berganti menatap Lovely. "Suami Kak Lovely kenapa gak ikut kemari, kan aku belum kenalan."
Lovely tersenyum, mengusap punggung tangan Sasa. "Suami Kakak sibuk di kantor, Dek."
Sasa seketika memasang wajah kecewa.
"Masih ada lain waktu untuk bisa ketemu," ucap Lovely selanjutnya.
Sasa mengangguk dan kemudian berganti menatap ayahnya. "Ayah, kata dokter aku sudah boleh pulang, kan?"
"Pulang?" ulang Lovely dengan terkejut, kemudian melihat ke arah Ayah Danu. "Apa benar, Ayah?"
"Iya, itu benar. Besok Sasa sudah boleh pulang."
Lovely sangat bahagia mendengar kabar ini, dan langsung kembali memeluk Sasa. "Ini yang aku nantikan, Dek. Kamu sembuh, kamu pulang, dan kita bisa kumpul lagi kayak dulu."
"Iya, Kak. Sasa sudah tidak sabar untuk sehat seperti dulu." Sasa tersenyum bahagia.
Lovely dan Sasa terus saja mengobrol sampai tiba waktunya untuk istirahat, barulah Lovely membiarkan Sasa istirahat siang.
Lovely menghampiri ayahnya yang saat ini duduk sendiri di kursi sofa.
"Bagaimana dengan pernikahan kamu, Nak?" tanya Ayah Danu begitu Lovely duduk di sebelahnya.
Ayah, jangan tanya seperti ini. Aku pasti akan berbohong saat menjawab.
Lovely sangat sedih ditanya seperti ini.
"Pernikahan aku bahagia, Ayah. Dan kami bahagia." Lovely berkata senang seolah itu yang sebenarnya.
Ayah Danu tersenyum. "Ayah juga ikut bahagia mendengarnya."
Melihat ayahnya yang tersenyum tulus, Lovely jadi merasa bersalah.
Sekali lagi maafkan aku ayah, aku tidak tahu akan seperti apa pernikahan aku ini, batin Lovely yang berkata getir.
Setelah bertemu dan membicarakan banyak hal, sore hari barulah Lovely ijin kembali pulang. Tapi bukan pulang sendiri, Lovely dijemput Yupiter untuk diantar pulang.
Saat ini Lovely masih berada di dalam mobil dalam perjalanan pulang.
Mata Lovely menatap ke arah jalanan, yang sore hari ini tampak ramai, hingga Yupiter tak bisa mengendarai cepat.
Saat sedang menikmati perjalanan, tiba-tiba Lovely melihat pedagang sempol ayam. Tentu Lovely tahu karena ada spanduk iklan bertuliskan sempol ayah mak Asih.
"Tuan Yupiter, apa mobilnya bisa berhenti sebentar? saya mau beli sesuatu." Lovely menatap Yupiter yang sedang berkendara.
"Bisa, Nona. Tunggu sebentar ya." Yupiter menjawab.
Yupiter kemudian membawa mobilnya ke pinggiran jalan, dan mencari tempat parkir yang pas.
"Tunggu disni, biar saya aja yang keluar," ucap Lovely setelah mobil berhenti.
Lovely langsung keluar mobil dan berjalan cepat tanpa mendengar jawaban Yupiter lebih dulu.
Namun Yupiter tetap keluar mobil dan mengikuti Lovely, bagaimana mungkin Yupiter akan membiarkan istri dari tuannya sendirian di luar. Bisa hilang nyawanya kalau istri tuannya sampai kenapa-napa.
"Ambil saja kembaliannya." Lovely memberikan uang seratus ribuan pada penjual dan langsung pergi begitu saja dengan wajah senang karena sudah membawa sempol ayam kesukaannya.
"Saya sudah bilang tak perlu Anda keluar mobil," ucap Lovely setelah kini berjalan bersama dengan Yupiter.
Pria itu tadi menunggu Lovely dengan berdiri di belakang gadis itu.
"Ini adalah bagian pekerjaan di luar kantor, Nona." Yupiter menjawab asal sembari terkekeh.
Lovely langsung membuang nafas berat mendengar alasan Yupiter.
Sangat aneh, tidak masuk akal.
Kemudian mereka masuk ke dalam mobil setelah sampai.
Yupiter mau menjalankan mobilnya, namun urung saat Lovely bicara.
"Tuan Yupiter, ini buat Anda." Lovely memberikan lima tusuk sempol ayam ke Yupiter.
"Tapi saya belum pernah makan seperti makanan itu, Nona." Yupiter menjawab dengan hati-hati, khawatir Lovely akan tersinggung.
"Ya, saya percaya ... Tapi Anda harus mencobanya makanan kesukaan saya ini."
Mau tak mau Yupiter menerimanya. Yupiter memperhatikan bentuk sempol ayam. "Apakah rasanya seperti nugget?"
Hahah. Lovely tertawa.
"Anggap saja itu nugget." Lovely terkekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mira NR
Thor, aku suka ceritanya sangat ringan, asik menurutku, karakter lovely dibuat sedikit lebih kuat, jangan jadi mantu yg penakut. pasti akan seru. kalau adu mulut sama mertua. /Grin/
2024-06-03
0