Hari sudah menjelang pagi. Seorang wanita cantik sibuk berkutat dengan alat memasak.
Huamm!
Wanita itu menoleh ke belakang saat mendengar ada suara orang yang menguap.
"Kakak sedang masak apa?"
"Ayo tebak masak apa ini?" Lovely menjahili adiknya yang baru bangun tidur itu.
Sasa mendekat dan mengamati apa yang kakaknya buat. "Apa? Tidak tahu aku."
Lovely tertawa. "Sudahlah, mending kamu cabut dari sini. Kamu kan mau masuk kuliah pagi ini."
Sasa mengangguk-angguk. "Ya sudah aku mandi dulu."
Sasa kemudian pergi sambil berjalan gadis itu menguap lagi, Lovely geleng-geleng kepala melihat tingkah sang adik.
Pukul tujuh menu sarapan sudah siap semua dan sudah tersaji rapih di atas meja makan.
Ayah Danu masuk ke ruang makan dan seketika mencium wangi nasi uduk, Ayah Danu menghirup dalam-dalam.
"Wah menu spesial ini sepertinya." Ayah Danu berjalan mendekat.
"Ah, Ayah bisa aja," jawab Lovely sembari memasukkan lauk ke dalam kotak bekal makanan yang sudah ada nasi uduknya di dalam itu.
"Karena jarang dimasakin nasi uduk," jawab Ayah Danu seraya menarik kursi lalu duduk.
"Sekali-kali kan, Ayah."
Ayah Danu menatap lovely. "Bekal untuk siapa?"
Lovely tersenyum malu-malu. "Untuk suamiku, Ayah."
Pipi Lovely langsung ada semburat merah, Ayah Danu terkekeh.
"Ya ndak usah malu-malu gitu. Ayah juga kan, pernah muda."
Lovely menatap ayahnya lagi masih dengan malu-malu. "Iya, Ayah."
Lovely menutup rapat kotak bekal makanan itu, kemudian ia letakkan di samping kiri dan dirinya duduk mau ikut sarapan.
"Aku sudah siap, ayo kita sarapan-sarapan." Sasa datang, gadis itu tadi masuk dengan terburu-buru.
"Sa... Pelan-pelan. Jangan seperti itu," nasehat Lovely. "Lama-lama kalau aku lihat itu kamu mirip Renata tingkahnya, arukan."
Sasa yang dinasehati malah senyum-senyum.
Tiga puluh menit mereka sudah selesai sarapan, saat ini Ayah Danu mengantar Lovely dengan angkot. Sasa sudah berangkat kuliah tadi dijemput temannya.
"Kamu gak malu Ayah antar pakai angkot?"
"Gak lah, Ayah. Dulu juga aku sering naik angkot," jawab Lovely apa adanya.
"Ya kan dahulu belum menikah dengan laki-laki kaya," jawab Ayahnya.
"Aku tahu, Ayah. Dan keadaan gak akan merubah kenyataan," ucap Lovely lagi.
Dalam hati Ayah Danu bahagia mendengar penjelasan putrinya, bersyukur dikasih putri yang tidak sombong meski saat ini sudah menikah punya suami kaya.
Tak lama kemudian mobil angkot itu tiba di Perusahaan New Way.
Lovely keluar mobil, masih berdiri di dekat jendela, kaca itu belum di tutup, lovely melambaikan tangannya. "Dadah... Ayah."
Ayahnya membalas lambaian tangan Lovely, kemudian melajukan mobilnya.
Lovely masuk ke dalam gedung berjalan dengan riang.
Lee saat ini sedang duduk di ruang kerjanya, pria itu melihat ke arah laptop dengan serius. Ia sedang memantau istrinya yang berjalan memasuki gedung perusahaannya.
Pagi ini Lovely memakai blazer warna nude dengan bawahan rok warna milo, rambut panjang gadis itu diikat tinggi, setiap langkahnya selalu menyapa setiap karyawan. Dan pagi ini Lee menyukai tampilan Lovely. Yang menurutnya tampak elegan.
Setelah Lovely sudah mau sampai, Lee cepat-cepat menutup laptopnya, dan berjalan menuju kursi sofa panjang, pria itu tiduran di sana.
Lovely langsung membuka pintu ruang kerja Lee, hanya Lovely yang mendapat akses bisa keluar masuk semaunya.
"Tuan Anda di mana?" Lovely berhenti sejenak, ia tidak melihat Lee karena pria itu tiduran di sofa jadi tak terlihat.
"Hem."
Lovely mendengar suara dari arah sofa, gadis itu kemudian berjalan mendekati sofa.
"Oh, apakah Anda sakit!" Lovely terkejut dan buru-buru meletakkan tas berisi kotak bekal makanan di atas meja.
Lovely berjongkok di depan Lee, meletakkan telapak tangannya di kening Lee.
Tidak panas, aneh?
"Aku hanya pusing sedikit," jawab pria itu.
"Apa mau minum obat?" tanya Lovely perhatian. Gadis itu mencemaskan Lee.
"Tidak mau." Lee melirik meja. "Apa yang kau bawa?"
Lovely menoleh ke meja. "Em-itu sarapan."
"Aku mau sarapan aja." Lee kemudian duduk, Lovely ikutan berdiri. Gadis itu mengmbil kotak makanan lalu membuka tutupnya.
Hemm harum gurih nasi uduk langsung tercium indra penciuman Lee.
Sepertinya enak.
"Apa mau aku suapi?"
"Aku mau makan sendiri." Lee merebutnya. Lovely pasrah aja.
Lee memakan nasi uduk itu dengan lahap, menyendok dengan isi penuh. Lovely tersenyum melihat cara makan Lee.
Aku senang dia menyukai masakan aku. Gak apa-apa saat ini dia menyukai masakan aku, nanti lama-lama menyukai aku hohoho.
Lee mau ambil botol minum dan Lovely segera membantunya.
"Pelan-pelan minumnya," ucap Lovely setelah botol minum berada di tangan Lee dan sedang pria itu minum airnya.
"Tuan, kan. Sudah selesai sarapan, kalau begitu saya keluar. Atau masih ada yang ingin diperlukan?"
Kenapa mesti keluar sih?
Lee kesal tapi tak bingung mau menahan Lovely menggunakan cara apa?
"Tidak ada."
Ahirnya yang terucap kata tersebut.
Lovely tersenyum. "Jika begitu saya keluar."
Gadis itu bangkit seraya membawa kotak bekal makanan yang sudah kosong, Lee terus menatap punggung Lovely sampai gadis itu menghilang di balik pintu.
Sementara itu di bandara.
Tampak dua orang paruh baya sedang berdiri, sepertinya sedang menunggu keluarganya. Dan itu benar karena tidak lama kemudian tampak seorang wanita cantik memakai kaca hitam dan berpakaian seksi menghampiri mereka.
"Mom... Dad... " teriak wanita itu.
"Sakura.... "
*
*
*
Esok harinya Lee tampak sedang ada pertemuan dengan klien di sebuah restoran.
"Senang bisa bekerja sama dengan Anda," ucap klien itu sembari mengajak berjabat tangan.
"Mm." Lee tersenyum, pria itu menerima jabatan tangan dari kliennya.
"Jika begitu saya pamit, Tuan Lee. Sampai jumpa lusa."
Lee mempersilahkan kliennya untuk pergi, pertemuan mereka sudah selesai. Lee melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah pukul dua siang.
"Yupiter, kita kembali ke perusahaan sekarang." Lee bangkit dan berjalan lebih dulu.
Yupiter menyusul langkah tuanya, kemudian pria itu berjalan sjajar dengan Lee.
"Tuan, Anda nanti malam mendapat undangan makan malam dari keluarga, Gaston."
Langkah Lee langsung berhenti seketika mendengar keluarga Gaston di sebut.
Yupiter juga ikut berhenti. "Apa kah Anda akan datang?"
Lee diam mendapat pertanyaan dari asistennya itu. Laki-laki itu sedang berpikir, hubungannya selama ini dengan keluarga Gaston sangat baik, dekat banget malah.
"Ya, aku bisa," jawabnya kemudian berjalan lagi.
Mereka tiba di parkiran mobil dan segera membawa mobil itu melesat pergi.
Malam harinya.
Lee mendatangi undangan makan malam di restoran bintang lima bersama asistennya, sengaja mengajak Yupiter. Lee tak mau sendiri.
Restoran ini sangat mewah, yang berkunjung ke tempat ini hanyalah orang-orang yang berduit, padahal hanya sekedar untuk makan.
Lee dan Yupiter masuk ke restoran tersebut, ketampanan dua pria itu langsung menjadi pusat perhatian wanita-wanita yang ada di sana.
Yupiter menunjuk keluarga Gaston yang sudah menunggu. "Tuan, mereka ada di sana."
Lee dan Yupiter berjalan ke arah meja mereka.
"Dia sudah datang, Mom," ucap Tuan Gaston pada istrinya. Sang istri menoleh dan bersamaan itu Lee sudah berdiri di sebelahnya.
"Selamat malam, Tuan Gaston. Maaf jika menunggu lama." Lee menjabat tangan Tuan Gaston sembari melepas kaca mata hitamnya.
"Kami tiba belum lama juga. Em-silahkan duduk."
Lee dan Yupiter duduk di kursi yang kosong. Lee tidak memperhatikan siapa aja yang duduk di sebelahnya.
Saat menoleh ke kiri ternyata sebelahnya Nyonya Gaston, Lee menjabat tangan wanita baya itu. Merasa di sebelah kanannya ada orang juga, Lee menoleh dan seketika itu laki-laki itu terkejut, pandangan mereka bertemu dan saling mengunci.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mira NR
i🤣🤣
2024-06-15
0