"Sa-sakura."
"Hai Lee." Sakura tersenyum manis. "Aku kembali."
Yupiter memperhatikan mereka berdua, tatapan pria itu dingin.
Tuan dan Nyonya gaston tersenyum melihat putrinya tampak bahagia sekali bisa bertemu Lee kembali.
"Kapan kamu pulang?"
"Kemarin," jawab cepat Sakura. Wanita itu meletakkan telapak tangannya di atas punggung tangan Lee kemudian digenggamnya. "Aku merindukanmu."
Ucapan Sakura bagaikan hembusan angin sangat lembut, keduanya saling tatap dengan dalam.
Ehem! "Sudah-sudah melepas rindunya, sekarang kita makan dulu." Tuan Gaston bicara sambil terkekeh.
Sakura menjauhkan tangannya disertai senyum malu-malu.
Saat makan semua makan dengan diam, Sakura selalu mencuri-curi pandang melihat Lee.
Dia makin tampan di usianya yang matang.
Fokus memperhatikan Lee, sampai-sampai Sakura tak tahu kalau sedang menyendok cabai, saat terkunyah wanita itu kepedesan.
"Ah! pedas," pekiknya kesal.
"Sakura, minum." Tuan Gaston memberikan minuman jus ke putrinya. "Hati-hati kalau makan," imbuhnya.
Mungkin semua orang makan makanan di restoran ini terasa enak, tapi tidak dengan Yupiter. pria itu merasakan rasanya hambar, karena memikirkan tuanya.
Aku punya firasat buruk dengan kembalinya Nona Sakura.
Setelah makan malam selesai mereka pun pergi dari sana. Di tempat parkiran mobil Sakura menahan lengan Lee. Wanita itu menatap Lee penuh damba, kemudian berkata.
"Kapan ada waktu kita jalan berdua?"
Mungkin dahulu Lee akan bahagia mendapat pertanyaan seperti ini dari Sakura, tapi sekarang? entahlah.
"Nanti aku kabarin, no ponsel kamu masih yang dulu, kan?"
"Em'em." Sakura mengangguk kecil. Melepaskan lengan Lee, pria itu kemudian masuk ke dalam mobil.
Sakura dan dua orang tuanya sama-sama menatap mobil Lee yang sudah melaju. "Dad, Mom. Aku harus bisa bersama Lee."
"Tenang sayang Daddy akan usahakan." Tuan Gaston mengusap bahu putrinya. Kemudian mereka ikut pergi dari sana.
Sementara itu di sepanjang perjalanan laju mobilnya, Lee hanya diam menatap ke arah luar jendela mobil yang lagi hujan di luar sana.
Laju mobil tak bisa cepat karena jalanan licin, Yupiter harus berhati-hati dalam berkendara.
Di rumah, Lovely berdiri di depan jendela kamarnya, gadis itu melihat gerbang utama, di luar hujan deras, hatinya merasa khawatir suaminya belum pulang.
Lovely kembali menutup hordeng nya, gadis itu kembali masuk dan duduk di atas ranjang, takut melihat ada petir di luar.
Tiga puluh menit mobil Lee sampai di halaman rumah. Hujan masih turun tapi sudah tak sederas tadi.
Salah satu sekuriti datang menghampiri mobil membawa payung. Lee keluar dari dalam mobil dan Sekuriti itu memayungi Lee sampai pria itu tiba di teras rumah.
Yupiter kembali pulang dengan membawa mobilnya sendiri yang dititipkan di rumah Lee.
Lee masuk ke dalam rumah, beberapa lampu sudah dimatikan, bertanda semua orang siap tidur.
Lee melanjutkan langkahnya menaiki tangga.
Klek!
Lovely langsung terkesiap begitu mendengar pintu kamar dibuka. yang kini menunjukkan sosok tinggi wajah rupawan.
Lee berjalan masuk sambil mengendurkan dasi dengan tangan satu.
Lovely turun dari ranjang. "Tuan, saya siapkan air untuk mandi."
Belum sempat Lovely berjalan, gadis itu merasakan tubuhnya melayang.
Bugh! Lovely kembali berbaring di atas ranjang dengan posisi Lee menindihnya.
Mata Lovely terbelalak lebar. "Tu-tuan sa-saya-,"
Lovely tidak bisa meneruskan ucapannya, saat bibirnya dibungkam dengan daging lembut.
Ciuman yang Lee berikan itu kasar, saat ini pria itu sedang marah campur kesal, dan rasa itu ia lampiaskan pada Lovely.
Kenapa baru sekarang kamu kembali! apa kau ingin mempermainkan aku!
Lee semakin panas memainkan ciuman bibirnya dengan Lovely. Dan baru berhenti saat melihat Lovely sudah mulai kesulitan nafas.
Mereka saling pandang, Lee mengusap bibir Lovely dengan ibu jarinya.
Lee kemudian berguling di samping Lovely, menarik Lovely dalam pelukannya. "Tidurlah."
Lovely diam saja dengan perlakukan Lee, gadis itu menikmati aroma tubuh Lee, parfum yang masih melekat.
Saat mendengar dengkuran halus Lovely tanda gadis itu sudah terlelap, Lee menurunkan wajahnya, mencium dalam-dalam kening Lovely. Kemudian ikut tidur juga masih posisi memeluk Lovely.
*
*
*
Tiga hari kemudian.
Gedung New Way.
Lovely masuk ke ruang kerja Lee dengan beberapa file yang diminta pria itu untuk mengambil di devisi penjualan.
"Ini sudah semuanya, Tuan," kata Lovely.
"Hm." Lee memeriksa file itu.
Setelah selesai ia beri tanda tangan, Lee kembali menyerahkan file itu pada Lovely.
"Tunggu," ucapnya saat melihat Lovely berbalik.
Gadis itu terdiam dan kembali menoleh menatap suaminya.Apa ada yang masih dibutuhkan? begitu arti tatapan bingung Lovely.
"Duduk," pinta Lee selanjutnya.
Lovely menggeser kursi kemudian duduk di sana.
Sebelum bicara Lee tampak mengambil nafas dan membuangnya perlahan. "Nanti malam aku mau menghadiri pesta."
"Hah, apa saya boleh ikut?" Lovely antusias.
"Hm, ikutlah."
Lovely tersenyum.
"Tapi kamu-, "
Klek!
"Sayang... Hai, Sayang...."
Lee seperti mau bicara lagi namun terhenti saat tiba-tiba pintu di buka dan masuklah seseorang.
Hah! sayang apa-apa an sayang! Mata Lovely melotot lebar. Gadis itu menoleh ke belakang dan kini melihat wanita cantik seksi berjalan mendekat.
Setiap langkah wanita itu tak lepas dari pandangan Lovely, sampai wanita itu berdiri di samping Lee. Mata Lovely makin terbelalak lebar saat wanita seksi itu merangkul pundak Lee dan mencium bibir pria itu.
Keberadaannya seolah tak dianggap, Lovely mengepalkan tangannya kuat, dan menatap tajam.
"Sayang, ayo berangkat sekarang." Wanita itu berkata. Ciuman mereka selesai.
Mereka berdua kemudian pergi meninggalkan Lovely seorang diri.
Brak! Brak!
Kepalan tangan Lovely menggebrak meja, marah sangat marah, emosi tapi tak bisa protes.
"Aku harus cari tahu siapa wanita itu!" Lovely bangkit ikut meninggalkan ruang itu. Saat ini tujuannya bertemu Asisten Yupiter.
Lovely mengetuk pintu ruang kerja pria itu, setelah mendapat ijin masuk, barulah Lovely membukanya.
Melihat ternyata siapa yang masuk Yupiter langsung berdiri. "Ah, Nona. Anda-, "
"Duduklah kembali, saya hanya ingin bicara sebentar." Lovely bicara tegas, Yupiter sampai tertegun karena ini pertama kalinya melihat gadis lugu itu bicara tegas padanya. Bahkan ekpresi wajahnya datar tak seperti Lovely yang biasanya.
Aku merasakan bencana akan tiba.
Dengan perasaan gugup Yupiter kembali duduk.
Lovely berdiri angkuh di depan meja kerja Yupiter, tatapan mata gadis itu tajam, serta aura datar yang semakin terlihat mengerikan.
"Anda pasti tahu siapa wanita yang bersama, Tuan Lee?"
Brak!
"Katakan!"
Lovely marah, ia tak sabaran melihat Yupiter yang hanya diam saja.
Dengan takut-takut Yupiter menjawab, "Ke-kesaihnya, Nona."
Duar!!
Tubuh Lovely langsung terasa lemas, gadis itu berpegangan meja, tersenyum miring sembari tertawa hambar.
"Ke-kekasih, hah!" Tertawa hambar. Mengedipkan matanya yang tiba-tiba terasa panas.
"Ah! hiks hiks." Lovely berlari keluar dengan air mata yang tak bisa ia bendung lagi.
"Nona!" Yupiter mengejar gadis itu, namun Lovely lebih dulu masuk ke dalam lift. Yupiter menggunakan ruang lift sebelahnya.
Tiba di lobby, Lovely keluar lift lebih dulu, barulah Yupiter keluar dari lift selanjutnya. Saat dirinya keluar sudah melihat Lovely berjalan keluar. Yupiter segera mengejar gadis itu.
"Nona!"
Tin Tin..
Yupiter meneriaki Lovely saat gadis itu menyeberangi jalan raya dan hampir tertabrak mobil, Lovely terus berjalan sampai akhirnya berhasil menyeberang.
Dari arah Yupiter berdiri pria itu terus menatap kemana Lovely pergi sampai gadis itu hilang dari pandangan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments