Singapore.
Langkahnya tampak begitu semangat, matanya berbinar melihat kota yang baru didatangi itu. Jelas ini adalah pertama baginya datang ke Singapore.
"Kamu kenapa?"
Suara Lee menyadarkan Lovely dari tingkahnya yang norak. Mereka berjalan beriringan memasuki gedung, bertiga bersama Yupiter juga.
Lovely yang ditanya hanya menyengir kuda. Ya, dia mengakui kalau tingkahnya norak, tapi ini memang baru pertama kali. Ia berpikir wajar.
Sesaat sebentar mereka berdiri di depan meja receptionist. Menunggu perintah dari seorang pemilik perusahaan ini.
"Apa kah Anda, Tuan Lee?"
Dua orang pria berpakaian jas hitam datang, salah satunya menyapa.
"Iya," jawab Lee.
"Mari ikut kami," ucap dari salah satu pria itu, mereka kembali berjalan menuju lift yang diikuti oleh Lee juga Yupiter.
"Trus aku ngapain?" Lovely menujuk dirinya sendiri. Menghela nafas, melihat sekeliling.
Beberapa saat lalu Lee berkata kalau Lovely diminta untuk menunggu di bawah saja.
Gadis itu tampak berjalan beberapa langkah, mencari suasana, namun karena ini di dalam gedung, jadi tak melihat apa pun yang indah.
"Hah, membosankan." Lovely jengah, kemudian ia mendekati meja receptionist lagi.
"Hai Kak, apa disini ada tempat wisata?"
Wanita yang ditanya tersenyum tipis. "Maaf, tidak ada ya Kak." Jawabnya ramah.
Lovely balas tersenyum, dan melihat ada bangku di pojokan, gadis itu mendekati lalu duduk bersantai di sana.
Tiga puluh menit.
Lovely capek duduk milih berdiri, menoleh ke arah pintu lift masih tertutup.
Satu jam.
Lovely capek berdiri milih duduk kembali. Menoleh ke pintu lift dan makin kesal karena mereka belum selesai.
"Huh, aku pergi saja lah cari udara!" Lovely berjalan meninggalkan tempat itu dengan langkah yang di hentak-hentakkan. Hatinya sangat kesal.
Meski gak tahu kalau keluar tujuannya kemana? Yang penting ia berjalan aja dulu. Dan saat ini Lovely menemukan sebuah Cave yang terletak tak jauh dari gedung yang ia datangi bersama Lee tadi. Hatinya sangat gembira.
Lovely masuk ke dalam sana dengan semangat, dalam pikirannya sudah terbayang kalau mau beli es krim untuk mendinginkan pikirannya yang habis kesal dengan Lee karena sudah diminta untuk menunggu oleh pria itu.
"Saya mau pesan es krim tiga. Dua rasa coklat dan satu rasa vanila."
"Siap, terimakasih. Silahkan di tunggu," ucap pelayan itu, menunduk hormat kemudian pergi.
Sementara saat ini Lee baru saja selesai meeting dengan klien nya sekaligus sahabatnya.
"Mudah-mudahan kerja sama ini makin membuat persahabatan kita jauh lebih baik." Alex berkata antusias.
"Itu harus." Lee menjawab tak kalah antusias.
"Oh, ya kamu sudah menikah? Dimana istrimu sekarang?" Alex membenahi posisi duduknya, semangat ingin mendengar jawaban Lee.
"Ada di bawah."
"Wow, aku ketinggalan informasi dong." Alex tertawa. "Sangat tidak sopan. Sahabat datang bersama istri, tapi aku tak menyambut." Alex menangkupkan telapak tangan tanda maaf.
"Sudahlah tak masalah." Lee bersungguh. "Kalau begitu aku pulang sekarang, takutnya nanti kemalaman sampai jakarta." Lee berdiri, Yupiter mengikuti.
"Baiklah, hati-hati di jalan sahabat." Alex ikut berdiri. Mereka ber-tos kemudian Lee dan Yupiter keluar, Alex mengantar sampai depan pintu ruang kerjanya.
Tiba di lobby di tempat receptionist tadi, Lee mencari Lovely, melihat kesana kemari tak menemukan gadis itu.
"Dimana dia?" gumam Lee.
"Nona ada di Cave sebelah, Tuan." Suara Yupiter mengalihkan Lee, pria itu sembari menunjukkan layar HP nya yang ternyata GPS nya sudah terhubung dengan ponsel Lovely.
Lee menepuk bahu Yupiter, bangga miliki asisten yang selalu bisa diandalkan. Mereka berdua bersama segera berjalan menuju Cave.
Dan benar saja begitu sampai di sana, gadis yang mereka cari terlihat duduk sambil makan entah itu apa?
Lovely saat ini sedang menghabiskan es krim di cup yang terakhir, gadis itu mendongakkan kepala dengan mata sedikit melebar saat menangkap ada seseorang yang berdiri di depan mejanya.
"Hem, enak es krim nya?" Lee tersenyum miring saat mata mereka beradu.
"Enak," jawab Lovely dengan polosnya.
Lee membuang nafas berat, sedikit mencondongkan tubuhnya kemudian meraih dagu Lovely. "Tadi aku perintahkan apa, hem? Tunggu di bawah, tapi kau malah kelayapan sampai sini. Membuat aku harus mencari." Lee berkata tegas, melepas dagu Lovely dan kembali berdiri sempurna.
Lovely tersenyum-senyum, ya saat ini hanya cara tersenyum yang bisa Lovely andalkan untuk menghilangkan rasa cemas melihat tatapan dingin Lee padanya.
"Saya lapar, Tuan. Apa itu salah?" Lovely menunjukkan wajah memelas.
"Tapi apa tidak bisa mengirim pesan?" Lee bertanya tapi terdengar mengintimidasi.
"Maaf." Lovely menundukkan kepala.
"Ini bukan di Indonesia, kalau ternyata kamu hilang siapa yang mau tanggung jawab." Lee berkata lebih tegas.
Tapi sebenarnya tak bersungguh-sungguh, Lee hanya ingin gadis itu punya tanggung jawab, supaya nantinya tidak melakukan hal begini lagi.
"Jika sudah selesai makannya, pulang sekarang." Lee berjalan lebih dulu yang diikuti langsung oleh Yupiter.
Lovely ikut mengejar langkah mereka, setelah langkahnya sejajar tiba-tiba ada yang mengejutkan begitu mereka sampai di luar pintu.
Seorang anak kecil sekitar usia tujuh tahun dengan pakaian compang-camping, bernyanyi sambil membunyikan kaleng.
Belum sampai selesai anak itu bernyanyi, Lee menghentikan kemudian laki-laki itu menjajarkan tingginya dengan anak kecil itu. Lovely melebarkan mata benar-benar tak tahu apa yang akan Lee lakukan.
"Nama kamu siapa?"
Pertanyaan pertama yang Lovely dengar dari bibir pria itu.
"Doni," jawab anak kecil.
Lee tampak tersenyum mendengar anak kecil itu menyebut namanya.
"Kamu mau baju baru? mau makan enak?" tanya Lee tiba-tiba.
"Mau-mau," jawab Doni cepat.
Lee menoleh dan sedikit mendongak menatap Yupiter yng sedang berdiri. "Temani dia belanja, dan ambilkan apa pun yang dia mau."
"Baik, Tuan." Yupiter kemudian mendekati Doni dan mengajak anak kecil itu ke Mall yang ada di seberang jalan sana.
Lee perlahan berdiri lagi, kemudian berjalan yang diikuti langsung oleh Lovely.
Ternyata dia pria yang baik hati juga, peduli sama anak kecil yang kurang beruntung ekonominya. Hah, jika aku hanya mendengar cerita orang lain pasti aku tak percaya, karena selama ini aku melihat dia pria arogan.
Bruk!
Lovely menabrak punggung Lee yang tiba-tiba berhenti.
Lee menoleh dengan tatapan kesal, yang ditatap hanya menyengir kuda. Kemudian Lee lanjut berjalan lagi, mereka akan menunggu Yupiter di tempat helikopter nya tadi mendarat.
Hampir mau satu jam Yupiter barulah tiba. Tak menunggu lama mereka langsung terbang ke Indonesia dengan helikopter nya.
Pukul delapan malam mereka tiba di rumah. Lee langsung menaiki tangga menuju kamarnya. Sementara Lovely langkahnya terhenti saat mendengar namanya dipanggil.
"Lovely."
Apa sih? baru juga sampai.
"Iya, Ibu." Lovely menatap sosok yang baru memanggilnya itu, yang saat ini berjalan mendekatinya.
"Kau sangat pintar ya ternyata!" hardik marah Ibu Yun Hera sembari menunjuk wajah Lovely. "Kau mau ikut Lee ke perusahaan tapi tak mau bicara dengan ku!"
"Maaf, Ibu." Lovely berkata dengan sangat menyesal. Ekpresi wajahnya dibuat-buat sedih.
Hah, anak ini sungguh sangat berani pikir Ibu Yun Hera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mira NR
komplit bgt Thor... terimakasih.
baca sbil senyum2 tersipu,☺️
eh, ada nenek lampir Hera. /Drowsy/
2024-06-06
0
Mira NR
keluar aja jalan2 sendiri , beli jajan lovely...😁😁
2024-06-06
0