Sudah hampir setahun sejak kejadian tragedi di ruang kerjanya di sofa. Ziyyan tidak bisa menemukan keberadaan gadis yang sudah di tidurinya itu. Ziyyan yang dingin semakin dingin ia tidak pernah tersenyum, wajahnya selalu di tekuk, penampilannya juga berubah, Ziyyan yang biasanya berpenampilan rambut klimis sekarang penampilan rambutnya agak gondrong.
Para karyawannya jika berpas-pasan lebih memilih menghindar daripada merasa seperti di kutub terasa dingin mencekam jika bertemu dengan bosnya itu.
Ziyyan menjadi pekerja yang workaholic, para pesaing bisnisnya di babat habis. Dengan auranya Ziyyan sudah seperti reinkarnasi opa Dirgantara nya, kejam dan tanpa pandang bulu, jika ada sedikit saja kesalahan karyawan langsung di pecatnya.
Bersama kekasih nya pun Ziyyan dingin, ia bukan seperti Ziyyan sebelum nya yang masih mau diajak kekasih nya hang out atau makan bersama. Semenjak kedua orang tuanya memintanya mencari gadis yang sudah di tidurinya dan dirinya di tampar oleh papi maminya sejak itu Ziyyan semakin berubah ia tidak mau mendatangi rumah papi maminya.
Selagi ia belum menemukan gadis itu ia tidak mau pulang ke rumahnya. Masalahnya ini tidak di ketahui oleh kembarannya Zayyan.
Zayyan sering ke kantor nya membicarakan tentang kabar papi maminya jika ditanya Zayyan kenapa tidak mau ke rumah papi maminya Ziyyan berlasan dirinya sangat sibuk. Banyak proyek yang sedang di handle nya.
Zayyan percaya saja karena memang perkembangan perusahaan kontruksi milik Ziyyan semakin berkembang pesat. Lawan-lawan bisnisnya seakan bertekuk lutut dengan tangan dingin kembarannya ini.
"Papi mami akan mengadakan anniversary di peraknya di hotel milik opa Dirgantara," ucap Zayyan yang sedang berada di ruangan kembarannya.
"Hmm,"
"Kamu harus datang Ziyy, jangan buat alasan lagi untuk mami papi, aku gak tau ada permasalahan apa antara dirimu dan mami papi, kamu sekarang berubah Ziyy,"
Ziyyan tidak menjawab ia masih terus memeriksa berkas-berkasnya di atas meja.
"Aku pulang dulu, kamu sibuk nampaknya tidak bisa di ganggu,"
"Hmm,"
Zayyan geleng-geleng kepala melihat sikap kembarannya sekarang ini. Ziyyan sekarang tidak banyak bicara. Dirinya semakin dingin dan tidak tersentuh. Kejam dan tidak memakai perasaan jika memutuskan sesuatu, bagi Ziyyan bisnis jika ingin maju harus begitu jangan pakai hati jika memutuskan sesuatu apalagi jika itu hal yang salah putuskan segera.
Zayyan sudah keluar dari ruang kerjanya. Zayyan menghentikan pekerjaannya ia mengambil sesuatu di dalam laci mejanya, sebuah kalung emas dengan liontin inisial huruf C. Ziyyan saat mencari-cari sesuatu yang bisa dicarinya bukti setelah kejadian malam itu selain menemukan underwear ia juga menemukan kalung emas tersebut.
Ziyyan terus mengamati bandul kecil dengan huruf C tersebut.
"Di mana kamu Candy, aku sudah tau tentang dirimu tetapi sampai sekarang kenapa aku belum juga menemukan dirimu," ucap Ziyyan bicara sendiri sambil menggerakkan bandul kecil itu di depan matanya.
"Jika kamu bener-bener hamil dan mengandung anak ku, apa kabarnya dirimu apa kabarnya anakku? Di mana kalian berada? Aku bener-bener menjadi lelaki brengsek jika tidak bisa menemukan kalian," ucap Ziyyan masih dengan penyesalan nya.
Ziyyan sedang asyik memainkan bandul kalung di depan matanya saat pintu ruangannya terbuka. Masuklah kekasihnya Moniq dengan gayanya yang elegan dan angkuh mendekati Ziyyan.
"Kalung siapa itu yank?" tanya Moniq tiba-tiba. Tentu saja Ziyyan kaget. Ia menurunkan tangannya.
"Kenapa masuk tidak ketuk pintu dulu, hah?!" bentak Ziyyan.
Moniq kaget, ia tidak menyangka akan di bentak oleh kekasihnya.
"Aku biasanya masuk juga tidak ketuk pintu dulu, kamu tidak marah seperti ini," jawab Moniq tidak mau di salahkan.
"Aku sibuk, jangan ganggu," Ziyyan kembali menyibukkan dirinya dengan berkas-berkas di mejanya.
"Kamu sekarang berubah yank, kamu cinta gak sih sama aku?"
Ziyyan tidak menjawabnya. Ziyyan sekarang bukan Ziyyan yang dulu yang masih mau menjawab pertanyaan kekasihnya jika ditanya, Ziyyan sekarang lebih banyak mengunci bibirnya.
"Kita pergi makan siang bareng ya," masih juga Moniq membujuk kekasihnya untuk pergi bersamanya.
"Sebaiknya kamu keluar sekarang sebelum aku panggil security!" ucap Ziyyan tanpa menoleh ke kekasihnya.
"Aku akan keluar dengan syarat transfer ke rekening aku 20 juta aku mau membeli sepatu baru," ucap Moniq enteng.
Ziyyan yang tidak ingin di ganggu segera mengambil ponselnya dan mentransfer sejumlah yang Moniq minta.
Mendengar notif masuk ke ponselnya Moniq tersenyum lebar.
"Terimakasih ayank ku," Moniq ingin mencium pipi kekasihnya tetapi Ziyyan menjauhkan wajahnya dari wajah Moniq yang ingin menciumnya. Moniq kesal.
Moniq menarik tas nya di atas meja dan melenggang keluar dari ruangan kekasihnya. Bibirnya tersenyum meskipun ia tidak bisa mengajak kekasihnya keluar makan siang tetapi ia sudah mendapatkan transferan dari kekasihnya itu.
***
Di sebuah rumah kontrakan sederhana seorang wanita cantik sedang menggendong bayi laki-laki nya, di sebelahnya sahabat baiknya sedang menggendong bayi perempuan nya.
Hari masih pagi Zura belum pergi ke cafe, ia masih di rumah membantu sahabatnya mengurus bayi kembarnya. Sudah sebulan mereka tinggal di rumah kontrakan baru ini. Kontrakan baru ini jauh dari kebisingan kota.
Kontrakan kecil yang harus melewati gang jika akan ke rumah mereka.
Kontrakan sederhana dengan biaya setahun 11 juta. Mereka sudah memabayarnya untuk setahun. Untuk di cafe sementara Candy break dulu, ia bisa membantu pekerjaan Zura di rumah merekap data-data pesanan dan yang lainnya yang berhubungan dengan cafe.
"Tak terasa ya Ra udah sebulan kita tinggal di sini, si twins juga gak rewel bayi anteng mereka, sepertinya mengerti dengan keadaan bundanya,"
"Iya Can, gak terasa si baby juga udah bertambah besar malah tambah gemoy,"
"Ada pesanan donat untuk acara anniversary perak di hotel Dirgantara Can, kita juga di undang,"
"Kamu aja yang pergi Ra, aku di rumah aja jaga twins, gak papa kan?"
"Kamu gak papa nanti aku tinggal sendiri di rumah malam lagi acaranya, kenapa juga suka sekali buat acara malam-malam ya,"
"Namanya acara orang kaya Ra, acaranya pun di hotel berbintang,"
"Iya sih, tapi gak apa-apa lah nanti aku pergi sebentar aja, setor muka aja, dah tu langsung pulang," ucap Zura tak semangat.
"Terserah aja Ra, Lama-lama di sana sampai selesai juga aku gak apa-apa Ra, kamu bebas,"
"Jangan ngomong gitu donk Can, aku gak bisa ninggalin kamu sendiri lama - lama di rumah, aku nanti sebentar aja di lokasi acara,"
"Okey lah Ra, sekarang kita istirahat aja udah malam,"
"Ayolah, baby twins udah tidur dari tadi,"
Candy dan Zura masuk ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.
Candy memandangi wajah baby twins yang semakin besar semakin jelas wajahnya ikut ayah kandungnya. Candy mencium pipi kedua buah hatinya itu.
"Semoga kalian menjadi orang yang sukses ya nak seperti ayah kalian, maafkan bunda belum bisa mempertemukan kalian dengan ayah kandung kalian, suatu saat kalian pasti bisa bertemu dengan ayah kalian, kita berdoa ya nak,"
Candy menghapus air mata yang mengalir di pipinya.
"Meskipun kehadiran kalian secara tiba-tiba dalam hidup bunda tetapi bunda tidak pernah menyesal melahirkan kalian berdua. Kita akan berjuang bersama ya my twins," ucap Candy lagi di depan anak-anaknya.
Selesai berbicara dengan baby twins Candy berbaring di kasur nya. Matanya tidak bisa terpejam, pikirannya jauh membayangkan jika ayah dari bayinya akan mengambil buah hatinya dengan paksa. Bisa hancurlah hidup Candy, tetapi semoga saja tidak sampai sejauh itu. Meski kemungkinan itu ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments