Karna kejadian semalam suasana di dalam kediaman Reo masih berduka, Ibunya Reo tak kunjung keluar dari kamarnya sedang Reo hanya terdiam termenung sambil terus melihat jendela kamarnya
Akio, Azura dan Haiko yang melihat kondisi mereka cukup mengkhawatirkan yaa, namun mereka bingung apa yang harus mereka lakukan
Sampai hari berganti menjadi malam Reo masih terdiam di sana dan tak bergerak sama sekali,Akio yang tak mau mendiamkan ya seperti itu langsung menghampiri ya lalu duduk di samping yaa
"Reo, kau tak bisa seperti ini terus"
Ucap Akio pelan
Meskipun Akio mengajaknya bicara tatapan Reo tak berpaling dari jendelanya
"Aku....ingin melihat ayah untuk sekali saja....kenapa dia meninggal kan ku seperti ini"
"Semuanya sudah di takdirkan seperti ini, cepat atau lambat kau harus mengikhlaskan ya pergi, walaupun aku itu pasti akan sulit"
".......
" Namun siapa yang akan menguatkan ibumu jika kamu seperti ini"
"Apa yang terjadi dengan ibu"
Tanya Reo yang kini sedang menatap Temannya
"Sedari kemarin ia tidak keluar dari kamarnya,meskipun sudah kami kasih makan ia tak memakannya"
".......
Tanpa membalas perkataan yaa Reo bangkit dari duduknya dan langsung bergegas menuju kamar ibunya
Saat sampai di depan kamarnya Reo dapat melihat kedua temannya yang sedang mencoba membuka pintu kamar ibunya dengan paksa raut wajah mereka terlihat seperti sedang panik
Azura dan Haiko yang melihat kedatangan Akio dan Reo merasa lega
"Syukur lah kalian ada disini tolong bantu buka pintu ini"
"Apa yang terjadi"
Tanya Akio yang ikut panik
"Ibu mengunci kamarnya, lalu kami tadi mendengar suara ketawa dan mendengar suara benda yang jatuh"
"Sial"
Akio dan kedua temannya mendorong tubuhnya dengan kuat dan sesekali menendang yaa, namun pintu tak kunjung terbuka juga
"Dalam hitungan ketiga kita tendang bersama" Oke"
Ucap Akio memberi aba", yang di balas anggukan oleh teman"nya
1
2
3
BRAKK!!!
akhirnya pintu kamarnya dapat terbuka juga, dari dalam kegelapan kamarnya Mereka merasakan angin yabg berhembus dari dalam kamar tersebut
Reo yang masuk terlebih dahulu melihat sosok wanita yabg sedang berdiri di jendela kamar itu dengan tali di lehernya.
"Ibu....ibu apa yang kau lakukan di sana, ayo turun....turun ibu"
Seru Reo kepadanya
Ia hanya tersenyum ke arah Reo, lalu ia menunjukan sebuah pisau yang sedari tadi ia gengam
"Ibu tak sanggup lagi,jangan dirimu baik" Nak...ibu sangat menyanyangi mu"
Setelah menyayat lehernya mengunakan pisau ia langsung menjatuhkan dirinya, Reo berlari untuk menghentikan ya namun semuanya sudah terlambat
Tubuhnya terjatuh dengan kepala yang terputus mengelantung di tali yang ia ikat di lehernya
"IBUU!!!!!!!!"
Reo terjatuh setelah ia gagal menghentikan aksi ibunya, Haiko yang tak mau melihatnya langsung memalingkan wajahnya dengan matanya yang di tutup
Azura yang melihat Haiko seperti itu langsung memeluknya dan ikut menutup matanya, Akio hanya berdiri ter patung di belakang tubuh Reo yang sedang terduduk sambil menangis
BUK....BUK.....BUK....
Merasa kesal dengan keadaan yang seperti ini Reo terus memukul"lantainya kamarnya beberapa kali dengan sangat keras hingga tangannya memerah
Tak mau melihat Reo yang menyakiti dirinya sendiri, Akio langsung menarik baju Reo hingga ia berdiri, Reo yang merasa kesal dengan perlakuan Akio terhadap dirinya langsung menepis kasar tangan Akio agar tak menyentuhnya lagi
"Jangan dekati aku"
"Reo dengar....."
"Apa yang harus ku dengarkan lagi dari mu, aku sudah kehilangan sega...."
Plakk....Pluk
Reo melebarkan matanya saat Akio memukul wajahnya namun langsung memeluk tubuh Reo dengan sangat erat, meskipun terasa sakit di pipinya Namun Reo merasakan kenyamanan saat tubuhnya di dekap erat oleh Akio
Ia rasakan rasa kasih sayang yang cukup dalam saat dirinya di peluk olehnya, Akio menggesek kan wajahnya Di bahu Reo menyusut Air mata yang sedang keluar dari dalam matanya
"Aku tau kau kehilangan segalanya, namun kami masih berada di sini bersamamu"
Ucapnya Akio seraya mengelus"punggung Reo dengan sangat lembut
Kedua temanya yang lain langsung menghampiri Reo dan Akio lalu ikut memeluknya
"Benar apa yang di katakan oleh Akio, kami akan selalu ada di sini untuk mu...Reo"
Kesedihan yang begitu sangat dalam membuat Reo terus menangis memecahkan keheningan di malam hari ini.
Beberapa hari kemudian.....
3 hari berlalu saat Reo kehilangan orang tuanya,keadaannya kini kian membaik, kini mereka sedang berkumpul di meja makan entah sedang berbincang tentang apa
"Apa kalian ingin kembali bersekolah??"
Tanya akio
Semuanya mengangguk kecuali Azura
"Aku tidak mau bersekolah"
"Apa?! Kau tidak mau??"
Ucap Haiko
Azura melirik temannya lalu kembali menganggukan kepalanya
"Terlalu malas"
Ucapnya sambil memalingkan wajahnya
"Memang yaa kau sudah memiliki ilmu seperti apa hingga kau tidak mau bersekolah hah..."
BUAK!!!!
"Haiko sakit tau"
Ucap Azura kesakitan saat kepalanya kena pukul oleh Haiko
"Sapa suruh bikin aku emosi, pokoknya semuanya harus sekolah"
Ucap Haiko menegaskan pilihannya
Setelah melihat Haiko seperti itu mau tak mau akhirnya Azura memilih untuk mengikutinya
"Yaudah"
Setelah Azura mengikuti keinginannya ia tersenyum lalu kembali duduk di kursi nya, Akio menatap temannya Satu persatu lalu mengeluarkan selembaran kertas
"Ini sekolah yang berada tak jauhdi sini, silahkan putuskan"
"Akio, bagaimana jika kita pilih yang ini"
Ucap Reo
Akio mengulurkan tangannya lalu Reo memberikan kertas tersebut kepada Akio, Akio melihat isi kertas tersebut lalu menanyakan kepada Kedua temannya
"Bagaimana jika di sekolah ini, tidak terlalu jauh kok dari sini"
Akio menyerahkan kertas tersebut yang langsung di ambil oleh mereka, setelah melihat"nya, Azura dan Haiko menyetujui ya karna mereka juga merasa sekolah itu cocok untuk mereka
"Baiklah semua sudah di putuskan"
"Jika seperti itu aku pergi mandi duluan"
Haiko beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju kamar mandi Akio dan Reo memutuskan untuk pergi kekamar mereka lagi
Azura yang masih terdiam di sana terus menerus menatap pintu kamar mandi, tak lama azura bangkit dari kursinya berjalan menuju kamar mandi
Azura hendak memanggil Haiko yang berada di dalam kamar mandi, ia sudah tidak tahan sedari tadi ia ingin sekali buang air kecil namun karna haiko lama Azura sempat ingin menerobos masuk namun sebelum itu Azura terkejut saat tiba-tiba saja Reo datang dan memanggilnya
"Azura, kenapa kau berada di sana"
Tanya Reo yang merasa bingung melihat temannya berlagak aneh seperti itu
"Tidak, aku hanya sedang menyendiri saja, ehehe"
"Kau serius??"
"Iyaa"
Setelah memastikannya Reo kembali meninggalkan dapurnya, azura yang tak mau terus berdiri di sana malah mengikuti Reo di belakangnya yang berjalan menuju kamarnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments