Akio mengerutkan alisnya dan tak lama ia terbangun, suasana kamar yang sudah gelap membuat Akio merasa heran
"Ehh sudah malam bukan kah tadi suasan masih ramai, kenapa tiba-tiba, apa yang terjadi"
Gumam Akio di dalam hati
Akio mengaruk" Kepalanya yang tidak gatal dan mencoba untuk mengingat kembali, Akio yang sudah mengingatnya langsung menutup wajahnya mengunakan wajahnya
"Konyol sekali, bagaimana bisa aku pingsan saat masih berada di depan teman" Ku, sungguh memalukan"
Ucap Akio malu
Akio menyingkirkan tangannya lalu melirik jam di kamar tersebut, ia bisa melihat bahwa jam menunjukkan pukul 1.00 AM, Masih terlalu malam ia kembali merebahkan tubuhnya
Terlintas dari ingatannya sosok Ichiro yang menjadi teman lamanya, Akio menghalangi matanya mengunakan tangannya
"Jangan terus memikirkan ya Akio"
Ucapnya pelan
Akio menghembuskan nafasnya dengan sangat berat, lalu membalikkan tubuhnya, saat tubuhnya berbalik Akio baru menyadari ada sosok Reo yang sedang tidur di samping ya dengan tubuh yang menghadap tembok membelakangi Akio
"Sejak kapan kau di sana Reo, kenapa kau tak mengenakan selimutnya apa kau tak kedinginan??"
Pikir Akio
Akio menarik selimutnya lalu menyelimuti tubuh Reo yang terlihat tengah tertidur sangat lelap
"Sebelum kau pikiran orang lain, seharusnya kau memikirkan dirimu sendiri dulu"
Tangan akio kini tengah memegangi kepala Reo, ia mengelus" Kepalanya dengan sangat lembut
"Aku ingin kau selalu ada di sini"
Ucapnya
"........
" Aku tidak akan meninggalkan mu"
Akio yang masih mengelus" Kepalanya terkejut saat melihat Sosok Reo yang sudah menatapnya, Akio langsung menjauhkan tangannya dari kepala Reo
"Kau...kau belum tertidur"
Perlahan Reo membalikkan tubuhnya setelah melihat sosok Akio yang masih terlihat terkejut ia pun tersenyum
"Aku menunggu mu, aku khwatir jika meninggalkan mu begitu saja"
"Seperti itu ya, sebaiknya kau tidur saja aku sudah baik" Saja sekarang "
Reo bangkit dari tidurnya lalu duduk sambil menyenderkan tubuhnya kepada Akio,akio hanya diam saja saat melihat Rep yang bersikap seperti itu
"Biarkan aku seperti ini untuk beberapa saat saja, setidaknya sampai aku tertidur"
Ucap Reo
"Lakukan sesukamu saja"
"Aku mulai merasa gugup"
"Karna??"
"Bagaimana jika aku melakukan kesalahan lagi seperti waktu itu"
"Aku tidak tau, semoga saja tidak, selama aku di sini aku tidak merasakan apa-apa"
"Kau benar bisa melihat sosok seperti itu"
Tanya Reo penasaran
"Bukan hanya melihat aku juga bisa merasakan keberadaan dan kekuatan mereka"
"Seperti itu ya"
"Iyaa"
"...........
Cukup lama mereka berbincang Reo menguap dan tak lama ia kembali menutup matanya dengan posisi tubuh yang masih menyandar kepada Akio
Meskipun Akio merasa tak nyaman namun ia tak mau mengganggu temannya yang sudah tertidur, tak mau mikirkan ya lagi akio pun ikut terlelap dengan kepala ya yang menyender ke kepala Reo
"..........
Malam kini sudah berganti menjadi pagi yang sangat cerah, Matahari yang mulai terbit perlahan masuk melewati sela" Jendela kamar Reo
Reo, Akio dan Azura yang masih terlelap perlahan mulai bangun saat Hordeng yang menghalagi sinar matahari mulai di buka oleh Haiko
"Bangun dan bersiap, ingat hari ini kita sekolah"
Ucap Haiko sebari men goyang" Tubuh Azura untuk membaginya yaa
"Eum sebentar lagi lah masih pagi ini"
Ucap Azura yang masih menolak untuk bangun
Haiko yang mulai geram dengan tibgkah lakunya yang manja seperti itu, secara mendadak Haiko menarik paksa bantal yang di kenakan olehnya lalu memukulnya secara brutal
Buk...Buk.....Buk.....
"Ku bilang bangun yaa bangun, Bodoh tak usah banyak alasan!!"
BUAK!!!!
AKHH!!!
Pukulan yang terakhir Haiko memukul bagian perut azura dengan sangat kasar, hingga pada akhirnya ia terbangun karna perutnya yang sakit
Reo dan Akio yang sudah bangun hanya menggeleng"kan kepalanya saat melihat tingkah laku mereka, padahal masih terlalu pagi untuk itu, ada ada saja.
Setelah semuanya sudah mengenakan pakaian seragamnya mereka semua berkumpul di meja makan untuk pergi sarapan
Mereka hanya memakan Roti bakar yang di siap kan oleh Akio, Reo memakannya dengan sangat lahap karna itu makanan kesukaannya lain halnya dengan Azura yang hanya memandangi ya dengan mata yang terus terlihat masih mengantuk
"Heii makan, sebentar lagi kita berangkatkan, habiskan sarapan mu"
Seru Haiko yang berada di samping ya menyuruh Azura untuk memakannya
Azura mengaruk kepalanya dengan kasar, lalu perlahan meraih rotinya lalu perlahan memakannya, melihat cara makan Azura yang sangat lambat Haiko merebut roti yang sedang di pegang oleh Azura
Azura melirik temannya berharap agar temannya menyuapinya, dengan senang hati Azura langsung membuka mulutnya lebar", Haiko yang melihat Azura yang bertingkah manja seperti itu memasuki Roti yang tadi ke dalam mulut Azura dengan sangat kasar
"Kau memiliki tangan untuk makan, sebaiknya gunakan dengan baik sebelum tangan mu ku cabut"
Ucap Haiko kesal
"Huh bisa kah kau bersikap lebih lembut kepadaku"
Ucapnya dengan mulut yang penuh dengan Roti bakar
Haiko mendecih kesal lalu memalingkan wajahnya dengan tangan yabg di lipat di depan dadanya
"Tak usah berharap"
Ucapnya cetus
"Padahal kan kita sudah melakukan i....."
Buak....
Azura berhenti saat kakinya di injak oleh Haiko dengan sangat keras, Akio yang berada di hadapannya menaikan halisnya saat melihat Azura yang sedang menahan rasa sakit
"Kau kenapa??"
Tanya Akio dengan wajah melasnya
"A...aku...baik...baik saja"
Balasnya dengan nada suara yang terbata"
"Apa yang kau lakukan kepada Haiko selesaikan dulu membicara mu Azura"
Ucap Reo penasaran dengan apa yang ingin di katakan oleh Azura
Azura kembali menahan rasa sakit saat injakan di kakinya kembali di tekan.
"Bu...bukan apa...apa Reo, lupakan saja"
Ucapnya dengan senyuman paksa di wajahmu
"Ya sudah"
Reo bangkit dari kursinya membawa piring kotor ke wastafel lalu mencuci tangannya, setelah Reo bangkit Akio pun ikut bangkit ia meraih pinggul Reo untuk ikut mencuci tangannya
Namun karna tangannya yang menyentuh Pinggulnya membuat Reo sedikit terkejut, Akio menatapnya dengan tatapan datarnya
"Kau kenapa??"
Tanyanya
"Ehh bukan apa apa"
Cukup lama Ia menginjak kakinya, Akhirnya Haiko menyingkirkan kakinya di atas kaki azura
Hosh....hosh....hosh...
Azura bernafas dengan tergesa-gesa saat kakinya tidak di injak lagi oleh temannya, selama kakinya di injak oleh Haiko Azura menahan nafasnya agar tidak mengeluarkan suaranya
Dan kini ia kembali bernafas dan merasa sangat lega
"Semuanya sudah bereskan?? Ayo kita berangkat"
Ajak Akio, Ia berjalan kembali ke tempat ia duduk lalu mengambil tasnya lalu berjalan meninggalkan dapur yang di susul oleh Reo di belakangnya
Saat Haiko ingin berjalan menyusul temannya, bahunya di tahan oleh Azura yang berada di belakangnya, azura mendekatkan kepalanya tepat di samping telinga Haiko
"Tidak usah se agresif itu, kau akan tau apa yang akan kamu dapatkan setelah kau menginjak kaki ku seperti ini"
Ucap Azura dengan nada suara yang pelan
Hus....
Setelah menyelesaikan ucapnya Azura sengaja meniup telinga Haiko yang membuatnya merinding, azura merasa dirinya menang saat melihat Haiko yang seperti sedang ketakutan seperti itu
Namun dugaan ya salah Haiko bukan merasa takut namun ia menahan emosinya, setelah emosinya meluap Haiko mengayunkan Sikunya lalu memukul Azura tepat di perutnya lalu kembali menginjak kakinya
Buak..Buak...
"Kau pikir aku takut, tidak"
Ucapnya cetus lalu berjalan meningalkan Azura yang kembali menahan rasa sakitnya
"Tidak ku pikir dia setangguh itu, benar" Tak ku sangka"
Ucapnya terkagum-kagum
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments