Di tempat lain di markas Tuan Jirayu, Kinan terlihat duduk di lantai di sebelah ranjang, dia melihat ke arah kaca jendela, terlihat beberapa bodyguard lalu lalang di sana, dengan membawa senjata api.
'Mas Dave, aku merindukanmu Mas, sangat merindukanmu.' Batin Kinan.
Namun lidahnya seakan kelu, Kinan harus menahan rasa rindunya sampai kapan? Selama di kurung di markas musuh, tubuh Kinan seakan sering mengalami pusing, mual, bahkan sampai memuntahkan makanannya.
Bahkan Kinan tidak berselera makan, jika mencium aroma makanan saja sudah membuatnya mual dan muntah, bagaimana dia bisa makan dengan lahap? Sungguh suatu penyiksaan bagi Kinan saat ini.
Bahkan Tuan Jirayu sampai mencurigai koki yang memasak untuk Kinan, dan sudah beberapa kali ganti koki, namun keadaan Kinan tetap sama, yaitu sering muntah.
"Tuan, wanita itu semakin lemah, kita harus bagaimana?" Ucap Niko.
"PLAAKKK." Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Niko.
"Apa kamu sudah menjadi orang bodoh? Sehingga menanyakan masalah sekecil ini padaku?" Ucap Tuan Jirayu dengan nada datar namun terkandung emosi yang besar.
"Ba-baik Tuan, saya akan segera membawa wanita itu ke rumah sakit, supaya dia tidak mengalami muntah lagi." Ucap Niko.
"Suruh Ayumi bawa wanita itu ke rumah sakit sekarang, kamu selesaikan tugasmu yang lain." Ucap Tuan Jirayu.
"Baik Tuan."
Dengan bergegas mencari keberadaan Ayumi saat ini, Niko sambil mengusap pipinya yang masih terasa panas bercampur nyeri akibat tamparan keras dari tuan Jirayu.
Belum jauh Niko melangkah, Niko sudah melihat Ayumi yang baru datang memasuki lobby utama markas besar itu, dengan segera Niko menghampiri Ayumi.
"Ada apa, Nik?" Tanya Ayumi.
"Bos menyuruhmu membawa wanita itu ke Rumah sakit sekarang." Ucap Niko tanpa basa-basi.
"Hah!! Bukannya besok pagi? Ini sudah hampir tengah malam, Nik." Ucap Ayumi yang terkejut, karena tadi dia sudah sepakat akan membawa Kinan ke Rumah sakit besok pagi.
"Boss berubah pikiran, karena kondisi wanita itu sangat lemah saat ini, kalau kita membiarkan dia mati di sini, maka semua rencana kita akan gagal." Ucap Niko.
"Oh ok, aku akan membawanya ke Rumah sakit sekarang," Ucap Ayumi, karena dia tidak ingin Niko mencurigainya.
'Aduh bagaimana ini? Gimana caraku menyampaikan pada Kak Jojo?' Batin Ayumi sambil berjalan menuju ke kamar dimana Kinan di sekap. Wajahnya terlihat gelisah saat ini.
"Kamu kenapa terlihat gelisah begitu?" Tanya Niko yang mulai mencurigai perubahan raut wajah Ayumi.
"Gimana aku tidak gelisah Bodoh, katamu wanita itu sudah lemah." Ucap Ayumi dengan berpura-pura kesal untuk menutupi kegelisahannya.
"Cih, ternyata kamu masih punya rasa belas kasihan juga pada orang lain." Ucap Niko mencibirnya.
"Aku masih tergolong manusia normal, tentu saja aku punya rasa belas kasihan juga, apa lagi wanita itu tidak terlihat berbahaya seperti dirimu." Ucap Ayumi sekenanya.
Mendengar hal itu Niko semakin kesal, namun dia memilih diam dari pada meneruskan perdebatan yang tidak ada untungnya tersebut. Langkah mereka berdua terhenti di depan sebuah kamar yang di jaga oleh beberapa bodyguard.
'Aman adik ipar, aku akan segera mengeluarkanmu saat ini juga.' Batin Ayumi.
Setelah masuk Ayumi mengedarkan pandangannya untuk mencari sesosok wanita yang di maksudkan oleh Niko, namun Niko yang berjalan di belakang Ayumi seakan mengerti arah mata Ayumi yang sedang mencari-cari tersebut.
Niko menepuk bahu Ayumi, dan menunjuk ke arah dimana Kinan kini berada, Ayumi sungguh terkejut melihat Kinan yang terkulai lemas di lantai, dengan segera Ayumi mendatangi Kinan.
"Niko, dia pingsan." Ucap Ayumi setengah panik dan berteriak.
"Hah!! Damn it," Ucap Niko kemudian dia berlari mendekati Kinan dan Ayumi, tanpa basa-basi Niko membopong tubuh mungil Kinan.
Dengan setengah berlari, Niko membawa Kinan keluar dari kamar, dengan di ikuti oleh Ayumi yang berlari kecil di belakangnya.
Tanpa menunggu komando dari Niko, sebuah mobil telah siap di depan lobby Markas besar tersebut, dan dengan segera Niko memasukkan Kinan ke dalam mobil.
"Aku akan melapor pada Boss, sebaiknya kamu sendiri yang membawanya ke rumah sakit, dan segera laporkan padaku bagaimana keadaannya nanti." Ucap Niko.
'Kesempatan bagus saat ini jika Niko tidak ikut denganku.' Batin Ayumi.
"Hem, aku akan melakukannya dengab baik." Ucap Ayumi.
Setelah mendapat perintah dari Niko sopir itu mulai melajukan mobilnya, dengan di ikuti mobil pengawal di belakangnya, dengan sengaja Ayumi memencet tombol memanggil lalu meletakkan ponsel itu di balik badan Kinan yang sedang bersandar padanya, supaya bodyguard yang duduk di kursi depan tidak curiga.
"Hey kalian, bisa tidak agak cepat sedikit membawakan mobilnya, kasihan wanita ini sangat lemah." Ucap Ayumi dengan sengaja di kuatkan suaranya, sehingga membuat bodyguard dan sopir itu saling pandang.
"Ba-baik Nona muda." Jawab sopir itu.
"Kamu tahu kan arah ke rumah sakit milik Kak Jirayu?" Ucap Ayumi lagi dengan sengaja memastikan arah rumah sakit yang akan di tuju, supaya orang yang kini di seberang telepon mendengarnya.
"Tahu Nona." Jawab bodyguard tersebut.
"Kalau begitu tunggu apa lagi, percepat laju mobilmu ini, apa kalian mau menunggu sampai wanita ini mati?." Ucap Ayumi pura-pura marah.
"Ti-tidak Nona, kamu akan segera melajukan mobilnya seperti perintah Nona." Jawab Bodyguard tersebut.
Setelah memastikan jika saat inilah Kinan di bawa ke Rumah sakit, dengan gerakan cepat Ayumi mematikan panggilannya, dan dia sangat yakin jika orang yang di seberang sana sudah kalang kabut untuk bersiap.
******************************
Jojo dan Arka yang kini sedang berada di Rumah sakit karena mendapat kabar jika Davin dan Alvin sedang mengalami luka akibat penyerangan di jalanan tadi sangat terkejut dengan adanya panggilan masuk dari Ayumi di ponsel Jojo.
"Hallo Ayumi, hal..--" Kata Jojo terpotong karena dia mendengar kata Ayumi yang sangat keras sedang memarahi orang.
Melihat reaksi dari wajah Jojo, membuat Davin, Alvin, dan juga Arka menatapnya dan saling pandang satu sama lain, ya memang saat ini luka-luka Si kembar sudah di tangani oleh Dokter dan sudah di perban dengan benar.
Seakan mengerti dengan tatapan ketiga orang di sampingnya, membuat Jojo menekan tombol pengeras suara di ponselnya, sehingga ketiga orang di sampingnya termasuk Sean yang berada di dekat pintu bisa mendengar dengan baik kegaduhan di seberang sana.
Ekspresi wajah Davin sudah terlihat penuh emosi bercampur rasa khawatir, seakan dia sudah tidak sabar lagi untuk membawa istrinya pergi dari negara ini. Namun Arka menepuk bahunya berusaha membuat Davin tenang.
Setelah memahami situasi yang terjadi di seberang telepon, dan Ayumi juga sudah mematikan teleponnya, mereka bertiga pun bersiap untuk melakukan rencananya.
"Ini sebuah kebetulan yang menguntungkan untuk kita, sebaiknya segera persiapkan semuanya, Sean." Ucap Davin. Memberi perintah pada Sean yang memang kebetulan berada di situ.
"Baik Tuan muda." Jawab Sean dengan membungkukkan badannya lalu dia keluar Ruangan. Sean tahu betul apa yang harus di lakukannya saat ini, yaitu membawa wanita kloningan Kinan itu ke rumah sakit.
☆Bersambung☆
Jangan lupa untuk memencet tombol likenya ya, serta komen, kalau malas komen panjang-panjang cukup komen "Next ayyu" itu saja sudah menjadi fitamin buat ayu.
Dan lagi tunjukkan dong cinta kalian pada babang kembar dengan cara kasih vote poin di Noveltoon, biar makin semangat ayunya.
Makasih ya sebelumnya, dan selamat membaca.
LOVE YOU ALL
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Alifa Putri Muna
🥰🥰🥰🥰👍👍👍
2022-02-27
0
Gustina Aryani Titin
mamahnx si kembar mana ya...
2020-08-25
1
Sholeha Sholeh
hmm ayumi love you so much.... ternyata cinta bs mengalahkn smuax
2020-04-29
1