Di kantornya Davin tampak berdiri di dekat jendela, pandangan matanya jauh ke depan, pikirannya hanya satu ingin segera menemukan sang istri tercinta saat ini.
Drtt ddrrttt ddrrtt!!
Ponsel berbentuk persegi panjang itu terlihat bergetar dengan nada khas panggilan masuk, Davin mengambil ponsel tersebut dari dalam saku celananya, tertera nama Al di layar depan ponsel.
"Ya, ada apa Al?" Tanya Davin tanpa basa-basi.
"Ternyata mata-mata yang ada di sekitar kita adalah Jeremy, aku yakin dia juga yang telah berusaha menanamkan virus di dalam komputer kantor, untuk meretas semua data penting perusahaan." Ucap Alvin.
"SHIT!! Jadi dia orangnya, aku sendiri yang akan membereskan dia saat ini juga." Ucap Davin, terlihat saat ini Davin begitu emosi, lalu Davin mengakhiri panggilannya sepihak.
"Sean, ke ruanganku sekarang." Ucap Davin melalui Line telepon kantor.
Tidak berapa lama Sean pun datang memasuki kantor Davin setelah mengetuk pintu beberapa kali. Terlihat Sean sangat siap jika mendapat perintah dari Davin saat ini.
"Apa Tuan muda membutuhkan sesuatu?" Tanya Sean.
"Bawa Jeremy manager pemasaran itu diam-diam ke markas utama, masukkan dia ke dalam ruang bawah tanah, jangan sampai ada yang tahu soal ini." Perintah Davin dengan nada datar penuh penekanan.
Terlihat jelas jika Davin saat ini sedang dalam mood yang sangat buruk, sehingga tatapannya begitu dingin dan mematikan siapa saja yang melihatnya.
"Baik Tuan Muda." Jawab Sean.
Sean tahu jika sudah berhubungan dengan markas utama, maka masalah yang di perbuat oleh Jeremy bukanlah masalah sepele, dan Sean sangat yakin jika itu menyangkut soal Kinan.
'Ini bukan lagi soal Kinan palsu itu, tapi ini pasti menyangkut masalah yang lebih besar lagi, tapi siapa yang berani menculik istriku? Bahkan mengkloning wajah dan suara Kiki.' Batin Davin.
Davin seakan tidak dapat berpikir jernih lagi jika itu menyangkut tentang istrinya, wanita yang selalu di cintainya.
Setelah menyelesaikan menandatangani berkas yang bertumpuk di meja kerjanya, kini Davin bergegas untuk keluar kantor, untuk menuju ke Markas utama.
Drrtt ddrrtt ddrrttt!!!
Ponsel Davin kembali berbunyi, Nama Sean tertera di layar ponsel. Dengan segera Davin mengangkatnya dan memakai headset sebagai media untuk berbicara, karena tangannya sibuk mengemudikan mobil.
"Bagaimana, Sean?" Tanya Davin.
"Saya sudah menjalankan sesuai permintaan Tuan muda, Jeremy kini sudah ada di ruang bawah tanah."
"Aku sebentar lagi sampai, biar aku sendiri yang introgasi dia."
"Baik Tuan muda."
Pembicaraan di telepon itu pun kembali di putus sepihak oleh Davin, tatapan tajamnya seakan mengatakan jika dia sudah tidak sabar untuk segera sampai di markas utama. Raut wajah penuh emosi tergambar jelas.
Setelah sampai di halaman markas besar organisasi, dengan tidak sabarnya Davin keluar dari mobil, beberapa penjaga membungkuk memberi hormat, dan dengan langkah panjangnya Davin menuju ruang bawah tanah.
"Tuan muda." Sapa Sean yang kebetulan ada di depan ruangan tersebut.
"Dimana dia?" Tanya Davin.
"Ada di dalam Tuan muda." Jawab Sean.
Sean pun membuka pintu ruangan, Davin melangkah masuk dengan di ikuti oleh Sean di belakangnya, cahaya remang-remang menemani ruangan tersebut, kini terlihat seseorang dengan santainya berdiri dengan tangan terikat rantai besi panjang tergantung di atas. Pria itu seakan tidak mengenal rasa takut ketika berhadapan dengan Davin.
"PLAAAKKKK." Sebuah tamparan mendarat dengan keras di pipi lelaki itu, yang tak lain adalah Jeremy.
"Aku tidak suka basa-basi dengan siapa pun, sekarang katakan dimana istriku saat ini, BRENGSEK!!" Ucap Davin dengan suara meninggi sambil menarik kerah depan baju Jeremy.
"Hahaha, ternyata kamu sudah tahu siapa aku, Dave?" Suara Jeremy dengan tawa mengejeknya terhadap Davin.
"BRENGSEK!!"
"BUGG.. BUUGG.. BUUGG.. BUUGG.."
Davin benar-benar emosi saat ini, berkali-kali Davin memukul perut Jeremy, dan memang karena tangan Jeremy yang terikat, maka dia tidak bisa melakukan perlawanan.
"Walau pun kamu memukuliku sampai mati, aku tidak akan mengatakan dimana istrimu Dave, apa lagi siapa yang menculiknya, Hahaha." Ucap Jeremy dengan sombongnya.
"Oh benarkah?! Kita coba saja sejauh mana kamu bisa bertahan?" Ucap Davin, lalu dia berjalan menuju ke sudut ruangan, dimana di sana terdapat sebuah meja besar, dengan peralatan lengkap jika hanya untuk membuka suara Jeremy.
"Sean, siapkan obat itu." Perintah Davin
"Baik Tuan muda." Jawab Sean.
Dengan cepat Sean mengambil sebuah kotak putih berisi peralatan untuk menyuntik, tapi tunggu dulu, kenapa Sean menyiapkan alat suntikan? Obat apa yang sedang Sean siapkan sesungguhnya?.
"Ini Tuan muda." Ucap Sean dengan menyerahkan sebuah alat suntik yang telah berisi cairan berwarna putih bening.
Davin pun berjalan mendekati Jeremy, ketika melihat jarum suntik yang telah berisi obat yang entah apa itu namanya, Jeremy terlihat langsung pucat pasi, dengan susah payah dia menelan ludahnya sendiri.
'Jadi rumor yang beredar itu benar, jika ketua mafia dunia ini tidak akan mengotori tangannya dengan darah jika membunuh, namun dia membunuh dengan menggunakan cairan tak berwarna itu.' Batin Jeremy yang kini terlihat sangat ketakutan.
"Dosis di dalam obat ini aku jamin akan membunuhmu dalam waktu tiga puluh menit, dan cairan ini juga akan membuat alam bawah sadarmu seketika mengatakan kejujuran yang aku inginkan, jadi aku tidak butuh lagi mengotori tanganku dengan cara melukaimu." Ucap Davin dengan santai namun mengandung makna sebuah ancaman yang mematikan.
Perlu kalian tahu jika Davin Alvin mempunyai sebuah formula yang sangat ajaib untuk membuat seseorang berkata jujur, namun setelah berkata jujur, siapa pun yang terkena suntikan itu akan mati mengenaskan jika melawan reaksi dari formula tersebut, bahkan formula itu di cari oleh seluruh mafia dunia.
Berbagai organisasi dunia hitam sangat menginginkan formula tersebut, bahkan demi sebuah resep formula inilah Jirayu melangkah sampai sejauh ini.
Bahkan Sean yang berdiri di belakang Davin, bergidik ngeri mendengar ancaman tersebut, tidak bisa di bayangkan siapa pun yang terkena suntikan dari formula tersebut, pasti akan tewas mengenaskan.
Davin pun mendekat dan bersiap akan menyuntikkan isi formula tersebut ke lengan Jeremy, terlihat Jeremy begitu ketakutan, bahkan wajah pucat pasi kini mendominasi dirinya.
"Da-Dave, Dave, Tunggu!!" Ucap Jeremy dengan wajah ketakutannya.
Davin pun menghentikan gerakan tangannya di udara, dan melirik ke arah Jeremy yang kini sangat ketakutan tersebut, seakan tatapan Davin mata Davin padanya itu meminta sebuah jawaban.
"Hem, apa kamu sedang ketakutan di ujung kematianmu, Jer?" Ucap Davin dengan Ekspresi datarnya.
Glekk!!
Dengan susah payah Jeremy menelan ludahnya saat ini, tatapan Davin yang seakan siap untuk melahapnya, membuat nyali Jeremy ciut. Dimana keberaniannya yang mengatakan walau pun mati tidak akan membuka suara tadi? Davin tersenyum meremehkan terhadap Jeremy.
"Dimana keberanianmu tadi Jer? Bukankah kamu tidak akan membuka suara padaku sampai kamu mati?" Ucap Davin santai namun mengandung ancaman kematian.
Davin memberi kode pada Sean untuk mendekat, dan Davin memberikan suntikan tersebut kedapa Sean, lalu Davin duduk di sebuah kursi di depan Jeremy terikat saat ini.
☆Bersambung☆
Bagi pecinta babang kembar Alvin dan Davin, bantu like komen serta Votenya ya, karena novel ini ayu ikutkan kontes mangatoon season 2.
Dan sekalian bantu doanya supaya babang kembar bisa menang dalam kontes ini.
Makasih ya sebelumnya And LOVE U ALL.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
xxdeyyaz
sumpah ka ayyuuuu yaallah bagus bgt, cmn butuh 3 hari aja buat membaca novel se 1 maupun 2 ini yaallah seneng bgt nemu novel kek sinetron" gini
ampe ortuku marahin aku gegara aku ga bantuin mereka beberapa hari
semangat terus ka ayuuuu
2022-06-20
1
Hardiyah Wati
ealah .
2020-03-08
1
KitriLestari
keren banget yg dicari2 season ke 2 nya baru ketemu. 😍 smngt ayuu
2020-02-22
2