"Sean sedang melakukan tugasnya, wanita kloningan itu sedang berada di tangan Sean saat ini, bahkan dia belum sadar karena pengaruh obat bius." Ucap Davin.
"Jadi besok kita akan menukar wanita kloningan itu dengan Kinan di Rumah sakit, pastikan jika wanita tadi membawa Kinan keluar dari rumah Tuan Jirayu, setelah semua aman, kita bumi hanguskan markas Tuan Jirayu." Ucap Alvin.
"Oh, ok ok aku mengerti sekarang." Ucap Arka.
Mereka bertiga menyusun rencana untuk keamanan Kinan terlebih dahulu, baru akan menyerang markas Tuan Jirayu. Karena keamanan Kinan lebih penting dari segalanya.
Setelah menyusun rencana sedemikian rupa, dan serapi mungkin, Davin dan Alvin memutuskan untuk keluar dari kamar hotel tersebut, dan menuju ke tempat dimana Sean sedang menyembunyikan wanita kloningan Kinan kini berada.
Baik Davin maupun Alvin diam dan tidak banyak bicara ketika di dalam mobil, mereka berdua terlihat hanyut dalam pikirannya masing-masing. Apa lagi Davin seketika menjadi lebih pendiam ketika mendengar kabar bahwa Kinan sakit.
'Apa mungkin Tuan Jirayu memasukkan racun di dalam makanan Kinan? Sehingga dia sampai muntah-muntah.' Batin Davin.
Karena lamunannya tersebut membuatnya hampir saja menabrak seorang pejalan kaki yang sedang melintas, jika bukan karena teriakan Alvin, mungkin Davin sudah mendapatkan kasus tabrak lari.
"Loe gila ya? Hati-hati mengemudikan mobilnya, gue masih ingin hidup lama dengan Nabila dan anak-anak gue." Kesal Alvin.
"Ck, loe gak mati juga kan? Sebaiknya loe diam saja, tidak usah banyak protes." Jawab Davin tidak kalah sengit.
"Turun loe, biar gue yang kemudikan mobilnya." Kesal Alvin.
"Ck, iya." Ucap Davin.
Lalu Davin pun turun dari mobil, dan pindah ke kursi penumpang di samping, sedangkan Alvin mengambil alih kemudi mobil. Belum sempat Davin memasuki mobil, suara tembakan mengagetkannya dan membuatnya menunduk.
"Doorr doorr doorr."
"Dave, AWASSS!!" Ucap Alvin yang melihat jika Davin terancam terkena tembakan, sambil menundukkan kepalanya menghindari tembakan Davin bergegas masuk ke dalam mobil dan dengan segera Alvin tancap gas.
"Go, Al go." Teriak Davin dengan kepanikan luar biasa. Dengan segera dia menyiapkan senjata api di balik jasnya. Sedangkan Alvin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Dengan cepat Davin menghadap ke belakang dan mengacungkan senjata apinya untuk menembak mobil di belakangnya yang berusaha terus mengejarnya.
"Dor. Dor. Dor."
Beberapa kali terdengar suara senjata api, para pengguna jalan terlihat sangat takut dengan hal itu, sungguh mengerikan kejadian saat ini, kejar-kejaran bagaikan di film-film action yang pemeran utama di kejar mafia memakai senjata api.
Suara pistol terus menerus mengarah ke si kembar saat ini, dan kondisi ini membuat si kembar terdesak, karena memang tidak ada persiapan senjata sebelumnya.
"SHITT!! Gue kehabisan peluru, Al." Teriak Davin panik. Kemudian Davin menundukkan kepalanya untuk menghindari tembakan yang terus-terusan menghujani mobil mereka berdua.
"Damn it!!" Gerutu Alvin tak kalah panik. Dengan segera Alvin membelokkan mobilnya menuju ke sebuah jalan menuju tempat yang sepi, untuk menghindari korban jiwa.
"Loe mau kemana, Al?" Teriak Davin yang masih terlihat panik, dan masih menyembunyikan badannya.
"Loe diam aja, percaya sama gue." Teriak Alvin.
Dengan kecepatan di atas rata-rata Alvin mengemudikan mobilnya dengan cara Zig-Zag, supaya tembakan musuh tidak bisa mobilnya.
"Ambil alih kemudi sekarang, Dave." Teriak Alvin.
"Hah!! Ok ok, baiklah." Jawab Davin yang masih bingung dengan apa yang akan di rencanakan oleh Alvin.
Dengan secepat kilat, kini Davin sudah mengambil alih kemudi, dan Alvin melompat ke kursi penumpang di belakang, dia menunduk dan mengambil sesuatu di bawah jok.
Davin hanya memperhatikan lewat spion di atas, dan dia lebih fokus ke jalanan supaya musuh tidak bisa mengejar mereka lagi, wah-wah situasi saat ini benar-benar genting, selain kehabisan peluru, mereka juga tidak bisa menghubungi yang lain. Posisi mereka saat ini benar-benar terjepit.
"Booommmmm."
Terdengar dentuman keras di belakang mobil mereka saat ini, seketika Davin melirik ke kaca spion, mobil di belakangnya terbalik, seketika Davin mengerem mobilnya.
"CYYIIIITTTT." Suara rem berdecit, dan seketika mobil yang di tumpangi Davin dan Alvin berbalik arah.
"Brengsek loe, loe mau buat kita mati sia-sia di sini." Kesal Alvin yang kepalanya terantuk jok mobil dengan sangat keras.
"Cih, jangan cengeng bro, sekarang katakan loe apakan mobil mereka?" Ucap Davin tanpa rasa bersalah telah membuat pelipis Alvin terluka dan darah segar mengalir membasahi pipinya.
Kemudian Davin membuka pintu mobilnya untuk keluar dan menuju ke arah mobil musuh yang sudah terbalik, Alvin yang terluka itu memegang pelipisnya dan mengikuti Davin.
"Gue cuma menembakkan bola kecil ini untuk mengacaukan mobil mereka, lalu gue sengaja menembak di ban mobilnya." Ucap Alvin yang masih setia memegang pelipisnya yang nyeri karena terluka. Sambil menunjukkan sebuah bola kecil yang memang di rancang untuk melumpuhkan kinerja mesin mobil.
Davin dengan siaga mendekati mobil itu, berniat ingin menyandera salah satu dari mereka, dan mencari informasi tentang siapa yang menyuruh mereka, namun keadaan mereka terlihat terluka parah, belum lagi aroma bensin bocor yang mengalir akibat mobil yang terbalik.
Perlahan Davin melangkah mendekat, dengan selalu waspada akan serangan tiba-tiba yang nanti akan muncul, Davin masih terlihat sangat tegang saat ini.
"Daveeee lariiii." Teriak Alvin yang melihat percikan api yang sedang berkobar di dekat bensin mengalir dari tangkinya,
Alvin berlari sekuat tenaga menarik tangan Davin untuk menjauhi mobil yang sedang terbalik tersebut. Dan dengan sigap Davin mengikuti Alvin dan berlari sekuat tenaganya. Namun api itu menjalar begitu cepat.
"BUUUUMMMM."
Suara dentuman kuat terdengar, dengan seiring kobaran api yang menyambar mobil itu, Alvin dan Davin terpental karena ledakan yang sangat kuat akibat api yang menyambar bensin dari tangki mobil.
Mereka berdua terlempar ke semak-semak, sehingga tubuh mereka begitu banyak terdapat luka. Dan untungnya mereka masih selamat dalam tragedi tersebut, dengan susah payah Davin dan Alvin berdiri.
"Sial, kita belum sempat membawa salah satu dari mereka." Ucap Davin terlihat penuh amarah.
"Tenang, kita akan selidiki ini pelan-pelan, gue yakin ini tidak jauh dari kasus Formula blue atau formula kematian yang sedang mereka incar saat ini, yang jadi pertanyaan adalah siapa mereka? dan kenapa mereka tahu jika kita ada di Spanyol saat ini?" Ucap Alvin sambil menepuk bahu Davin.
"Hem, sebaiknya kita harus segera meninggalkan tempat ini, Al." Ucap Davin.
Mereka berdua akhirnya berjalan tertatih karena luka di sekujur tubuhnya, bahkan Davin dan Alvin mengalami cidera di lututnya, akibat mereka terjatuh dengan telungkup, yang mengakibatkan lututnya terluka.
☆Bersambung☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Siti Fatimah
ka ayu cerita nya bagus bnget,dag dig dug menegangkan
2022-03-31
0
Riri Sundari
seru thorr
2020-06-06
1
fellicyadarline✨
menegangkan😱
2020-06-04
2