Di sebuah rumah besar itu terlihat seorang mama muda sedang menggendong balita di teras, terlihat jika balita itu sedang rewel, dengan telaten mama muda tersebut berusaha menenangkannya.
Ya mama muda itu adalah Nabila, dan beginilah kegiatannya saat ini, menjadi seorang ibu dari anak-anaknya Alvin, walau pun sudah mempunyai dua orang anak, tapi kecantikannya tidak pernah memudar.
"Kenapa Sayang? Apa dia haus?" Ucap Alvin pada Nabila.
"Sepertinya mengantuk Mas, tadi belum puas tidur sudah di ganggu sama kakaknya." Ucap Nabila.
"Hem, jagoan Papa mengantuk ya? Sini ikut dengan Papa." Ucap Alvin berusaha menenangkan Erick untuk di gendongnya.
Dan seperti inilah Alvin, setiap jam makan siang dia akan pulang dari kantor untuk makan siang di rumah bersama sang istri, dia selalu menyempatkan diri melihat istri dan anak-anaknya. Tanpa merasa canggung, Alvin terlihat cekatan dalam menggendong Erick.
Setelah Erick di ajak sang suami, Nabila pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang untuk Alvin, dan memang Nabila selalu bilang jika untuk keperluan suami dan anaknya, tidak mau melibatkan asisten rumah tangganya.
Tidak lama Erick pun tertidur dalam gendongan Alvin, kemudian Alvin menaruh Erick di boks ranjang baby, setelah itu Alvin menuju ke meja makan.
"Mas, sebentar lagi Ara ulang tahun, mau di belikan kado apa?" Tanya Nabila, yang sedang menemani Alvin makan siangnya.
"Terserah kamu saja sayang, gimana baiknya." Jawab Alvin.
"Aku kan bingung Mas? Eh tapi rencana yang di bilang Papa itu jadi gak sih?" Tanya Nabila.
"Tentu saja jadi, kan itu misi buat Arka, kita sebaiknya melihat bagaimana hasilnya saja, dan ingat jangan bilang apa pun ke Ara soal ini, ok sayang." Ucap Alvin.
"Iya iya Mas, aku paham kok." Ucap Nabila.
"Istriku memang pintar." Puji Alvin.
"Mas, kemarin aku bertemu dengan Kiki, di sebuah Cafe, tapi kok dia seperti tidak mengenali aku ya." Ucap Nabila.
Degg!!!
Mendengar cerita sang istri, Alvin langsung menghentikan makannya, dan melihat ke arah Nabila, ingin memastikan pendengarannya, karena memang masalah tentang Kinan, Nabila sama sekali tidak mengetahuinya.
"Bagaimana mungkin dia tidak mengenali kamu sayang, jangan ngaco ah." Ucap Alvin mengalihkan topik pembicaraan.
"Ih Mas, serius mas, masa iya pass kita duduk di meja bersebelahan dia tidak nyapa sama sekali, bahkan ketika aku menegurnya, dia seakan bingung gitu mas." Ucap Nabila antusias dengan ceritanya.
"Memang di cafe mana sayang kamu melihat dia? Jangan-jangan hanya mirip saja, gak mungkin kan dia tidak kenal denganmu?" Ucap Alvin agar Nabila tidak curiga.
"Di cafe dekat kantor mas, bahkan aku melihat dia serius ngobrol bersama pak Jeremy lho mas, yang kata Mas dia manager baru bagian pemasaran." Ucap Nabila.
Alvin semakin mengerutkan keningnya dan menatap tajam ke arah Nabila, seakan ingin mendengar cerita yang lebih banyak dari sang istri.
'Brengsek, jadi mata-mata itu si Jeremy, sialan sudah berani mereka menyusup ke dalam perusahaan.' Batin Alvin.
"Apa kamu mendengar apa yang mereka bicarakan, Sayang?" Tanya Alvin, dengan tatapan tajamnya.
"Aku tidak begitu dengar sih mas, cuman kata Kiki, dia ingin bertemu dengan Papa." Ucap Nabila polos.
"Bertemu dengan Papa?" Tanya Alvin semakin penasaran dengan cerita Nabila.
"Iya Mas, Kiki bilang ingin menemukan keberadaan Papa, tapi kok aneh ya Mas, bukannya Kiki tahu kalau Papa sekarang menetap di kota S, kenapa dia ingin mencari tahu keberadaan Papa?" Ucap Nabila sambil mengambil bekas piring kotor di depan Alvin. Dan membawanya ke dapur.
'Ini pasti ada yang tidak beres, kenapa dia ingin mencari Papa? Apa mungkin ini ulah salah satu Organisasi musuh lama Papa?' Batin Alvin.
"Lah Mas kok jadi melamun." Ucap Nabila membuat Alvin tersadar dari lamunannya.
"Eh, bukan, bukan melamun, hanya sedang memikirkan sesuatu saja Sayang. Oh iya, kalau kamu bertemu Kiki, kamu jangan sampai membahas soal Papa ya, atau tentang apa pun yang berhubungan dengan keluarga kita." Ucap Alvin.
Mendengar ucapan Alvin, kini Nabila bingung, karena ini tidak seperti biasanya suaminya bersikap aneh begitu. Nabila menyipitkan matanya dan menatap tajam ke arah Alvin, dia ingin tahu ada apa sebenarnya.
Alvin mengerti maksud tatapan Nabila saat ini, jika sang istri ingin penjelasan yang lebih atas apa yang di ucapkannya.
"Huft, ikut aku, sayang." Ucap Alvin sambil menarik pergelangan tangan Nabila dan menuju ke kamarnya.
"Eh." Ucap Nabila yang terkejut dengan sikap Alvin yang tiba-tiba tersebut. Nabila hanya mengikuti langkah kaki Alvin dengan pasrah.
Sesampainya di kamar, Alvin menyuruh Nabila untuk duduk di sisi ranjang, dengan menggenggam kedua tangannya. Alvin menatap dalam ke arah manik mata Nabila.
"Sayang, yang kamu lihat itu sebenarnya bukan Kiki, tapi seseorang yang sedang menggantikan posisi Kiki untuk membuat rencana jahat pada keluarga kita."
"Hah!!" Ucap Nabila terkejut sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
Mendengar penjelasan Alvin, membuat Nabila terkejut, seakan tidak percaya dengan apa yang di dengarnya saat ini, akhirnya Alvin menceritakan semuanya, karena Alvin ingin Nabila berhati-hati jika bahaya kini mengincar mereka.
"Ya Tuhan, jadi bagaimana keadaan Kiki saat ini, Mas?" Ucap Kinan dengan terlihat begitu cemas.
"Sampai saat ini belum ada kabar dari Arka atau pun Jojo, kasihan Dave, dia sangat frustasi dengan kondisi ini." Ucap Alvin terlihat khawatir.
"Itu sudah pasti Mas, terus dimana sekarang Kiki palsu itu tinggal, Mas?" Tanya Nabila.
"Sementara di rumah tante Soraya, Dave yang takut akan terlepas kontrol, makanya dia sering tidur di kantor dengan alasan lembur." Jelas Alvin.
"Pasti itu sangat berat untuk Dave, semoga Kiki segera di temukan, apa Papa sudah tahu soal ini?" Ucap Nabila.
"Aku rasa Papa sudah tahu, tidak mungkin Papa tidak tahu tentang hal ini." Ucap Alvin.
Tentu saja Dafa sudah mengetahuinya, walau Dafa bukan lagi ketua mafia dunia, tapi Dafa tidak bisa di anggap remeh sampai sekarang, diamnya Dafa adalah ancaman terbesar bagi musuh-musuhnya.
Apa lagi sesosok Ryo Mahesa dan Arka kusuma mahesa adalah orang kepercayaan Dafa, pasti mereka akan melaporkan apa pun tentang kondisi saat ini. Bukan berarti Ryo dan Arka tidak mengabdi pada si kembar, mereka adalah orang-orang yang paling setia terhadap keluarga Artanegara.
Namun selama Dafa artanegara masih bernafas, maka perintah Dafalah yang akan pertama mereka lakukan. Baru setelahnya si kembar.
"Terus bagaimana reaksi Papa?" Tanya Nabila.
"Papa selalu tenang dalam situasi apa pun, aku sendiri juga tidak bisa menebak apa yang akan Papa lakukan, Sayang." Ucap Alvin.
Mereka berdua pun terhanyut dalam obrolan tentang masalah yang terjadi saat ini, dan bahkan Alvin juga sudah memberitahukan pada Davin, jika Jeremy adalah mata-mata musuh yang harus segera di singkirkan.
☆Bersambung☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Robiatul Adawiah
jantung berasa mau copot thor bacanya..bikin tegang😬😃
2020-04-23
3
Geta Andesiska
love deh buat ayyu
2020-02-10
3
Nur Janah
kagum bet dah sm kamu, mb ayu, romantis, mafia, action, jadi satu war biasah.. mantul😘😘
2020-01-29
3