Syuting Film

Satu minggu kemudian, tampak Ghani dan Susan sedang berduaan di tempat tidur.

Dengan penuh gairah, Ghani menindih dan menciumi Susan dengan nafsu berkobar.

"Cut!" ujar Sutradara bernama Henri menyudahi adegan tersebut.

Selesai syuting, Ghani dan Melissa langsung meminta izin untuk pulang.

"Baiklah, syuting hari ini memang sudah cukup," kata Pak Sutradara mengizinkan. "Terima kasih atas kerja kerasnya, Tuan Ghani."

"Semua ini tidak akan terjadi jika bukan demi misi dari sistem," gumam Ghani dalam perjalanan pulang.

Kemudian, ia mendapat pesan dari Rio yang telah menyelesaikan tugasnya.

"Anda benar, Tuan. Semua aktor yang menolak bermain difilm Anda mengakui bahwa mereka mendapat ancaman dari kelompok orang tak dikenal," tulis pesan Rio.

Sekilas saja Ghani langsung tahu bahwa itu mungkin ulah dari kelompok yang mengincar istrinya.

"Ada apa, Sayang?" tanya Melissa yang duduk di kursi sebelahnya.

"Tidak apa-apa, Sayang. Aku hanya masih merasa tidak enak padamu," jawab Ghani seraya memegang tangan Melissa.

Meski sedikit cemberut, Melissa tetap pengertian dan mengedepankan profesionalisme.

"Tenang saja, Sayang. Aku tahu situasinya sangat mendesak sehingga tidak ada pilihan lain," jawab Melissa penuh pengertian.

Setiba di rumah, Ghani langsung sangat memanjakan istrinya sepenuh hati.

Dua bulan kemudian, syuting film yang Ghani perankan akhirnya selesai dan mulai tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.

Film tersebut mendapatkan respon positif dari penonton dan kritikus film.

Ghani berhasil mencuri perhatian sebagai aktor utama dan mendapatkan pengakuan atas penampilannya yang luar biasa.

Ia menerima berbagai tawaran untuk membintangi film-film lainnya dan menjadi salah satu aktor papan atas dalam industri film tanah air.

Para Sutradara dan Talent manager Agensi yang bekerja sama dengan perusahaannya, sangat ingin Ghani kembali berperan pada film mereka.

"Untung saja aku telah membeli keahlian berakting dan akhirnya bisa memerankan peranku dengan baik," gumam Ghani merasa lega.

"Sayang, apakah kamu tertarik untuk bermain film yang lain?" tanya Melissa.

"Boleh, nanti aku akan meminta mereka agar memainkan kamu juga," jawab Ghani.

Tak peduli bahwa mereka masih berada di kantor, Ghani tanpa ragu menggagahi istrinya ketika luang.

Setelah selesai melayani suaminya, Melissa pamit untuk mengunjungi ayahnya.

Sementara Ghani, ia ada urusan lain dan tak bisa menemani istrinya tersebut.

"Tenang saja, Tuan Ghani. Saya akan melindungi istri Anda," kata Rio, diberi perintah untuk mengikuti Melissa secara diam-diam.

Beberapa saat kemudian, Ghani terlihat memasuki gedung studio dan menemui Susan.

"Terima kasih sudah mau menunggu," kata Ghani.

"Sama-sama. Aku paham kamu sangat sibuk dan sulit meluangkan waktu untuk latihan akting film terbaru kita," jawab Susan.

Keduanya pun mulai berlatih, tapi peran sebagai pasangan selalu menuntut kedekatan yang intens.

Tanpa sadar, Susan terbawa suasana dan justru mengungkapkan perasaannya tentang Ghani.

Susan merasa sangat bersalah dan menyesal atas kejadian waktu itu yang telah memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Ghani.

Melihat Susan yang sedih seperti itu membuat Ghani mulai ikut terbawa Suasana.

"Biarkan aku memastikan sesuatu," kata Ghani, tahu tahu sudah merangkul Susan.

Keduanya mulai saling menyentuh, merangkul, dan mencium.

Keduanya pun merasakan sensasi yang berbeda dari saat mereka hanya berakting film.

Perasaan Ghani yang telah lama padam, akhirnya kembali bersinar dan tercurahkan di studio sepi itu.

"Sekarang aku benar-benar memilikimu," kata Ghani terlihat puas dan senang.

Susan hanya memejamkan mata dan membiarkan Ghani terus menggali kenikmatan dari tubuhnya.

Beberapa waktu kemudian, Susan akhirnya tersadar bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang salah.

"Aku akan bertanggung jawab," kata Ghani yang sudah mengenakan pakaiannya lagi.

Sekarang wanita Ghani bertambah lagi, dan ia harus bisa menemukan solusi yang tepat untuk itu.

"Baiklah, latihan hari ini sudah cukup," lanjut Ghani. "Aku akan mengantarmu pulang."

Setiba di rumah Susan, Ghani kembali tak melewatkan kesempatan untuk bisa menikmati tubuh gadis cantik itu.

Beberapa hari kemudian, Ghani menikahi Susan juga secara diam-diam dan ia berusaha membagi waktu untuk menemani mereka dengan baik.

"Hahaha! Itu tak masalah!" kata Tuan Arman ketika Ghani bercerita padanya.

"Tidak apa kamu punya wanita lain selain Melissa! Yang penting, kamu tidak mengabaikan dan tetap menjaga keselamatan Melissa," tegasnya.

Tuan Arman sendiri memiliki banyak istri dan alasan itulah yang membuat Ghani curhat padanya.

"Kita adalah lelaki dan itu wajar saja selama kita mampu dan adil," kata Tuan Arman.

Setelah selesai membahas kehidupannya, Ghani pun mulai fokus membahas hal yang lebih serius.

"Ini dia barangnya," kata Ghani menunjukan sesuatu yang ia bawa.

Tuan Arman memukul meja, "Apa maksudnya ini?"

"J-jangan salah paham dulu, Paman!" jawab Ghani menjadi gugup.

Tuan Arman salah paham dan mengira bahwa Ghani membawa obat-obatan terlarang.

"Ini adalah obat yang aku racik untuk memperkuat tubuh!" ucap Ghani mulai menjelaskan.

Ghani pun mulai membuktikan khasiatnya dengan mematahkan batangan baja yang sudah ia siapkan.

"Lihat, tanganku masih baik-baik saja," kata Ghani.

Kemudian Ghani mendekat dan berbisik. "Ini juga bisa membuatmu lebih perkasa di tempat tidur."

Tuan Arman sedikit tersipu malu dan meminta maaf karena sempat salah paham.

Ghani kembali melanjutkan soal penjelasannya mengenai obat ajaib yang ia buat.

Setidaknya, Ghani bilang ia memiliki dua jenis obat.

Satu untuk para bawahan dan satunya lagi khusus untuk orang-orang tertentu atau yang bisa dipercaya.

Tuan Arman setuju untuk menerima obat itu demi memperkuat organisasinya.

"Baiklah, Paman. Aku harus segera pergi untuk menjemput pulang Kirana," kata Ghani izin pamit.

"Jadi kau beneran serius tentang efek samping obat kedua?" tanya Tuan Arman terkekeh.

"Benar! Maka usahakan obat kedua diberikan pada mereka yang sudah menikah," jawab Ghani.

Obat jenis kedua memang lebih efektif khasiatnya, tapi efek sampingnya membuat nafsu tak terkendali.

Setelah menjemput Kirana dan mengantarnya pulang sampai rumah, Ghani langsung mengajaknya ke kamar meskipun ibu dan bibinya ada di rumah.

Ghani dan Kirana sudah tidak merahasiakan hubungan mereka pada ibu dan bibinya.

"Nak, apa tidak sebaiknya kau membiarkan Kirana istirahat terlebih dulu?" tanya ibunya ketika Ghani keluar dari kamar.

"Maaf, Bu. Aku tidak punya banyak waktu soalnya," jawab Ghani beralasan.

Padahal, itu akibat efek obat yang sedang ia coba kembangkan.

Ghani bahkan pamit pergi lagi tanpa menunggu Kirana bangun, ia bergegas menemui Susan.

Tidak hanya masalah uang, sekarang Ghani juga kerepotan mengurusi wanitanya.

"Hey, apa ada hal seperti ini dalam naskahnya?" tanya Susan yang heran ketika Ghani menciuminya.

Susan pun membalas ciumannya setelah mengerti apa yang sedang diinginkan oleh Ghani.

"Astaga! Kita sedang di studio, bagaimana jika ada orang lain datang," kata Susan khawatir.

Ghani menanggapi keluhannya dengan langsung mengajaknya ke toilet.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!