Semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang pula angin yang menerpa.
Toko Keahlian telah terbuka dan Ghani bisa membeli skill menggunakan uang dari penghasilannya.
Memiliki keahlian sekarang akan sangat dibutuhkan oleh Ghani mengingat dirinya semakin melambung.
"Sayang," sapa Melissa baru bangun.
"Ya, Sayang," jawab Ghani segera.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Melissa penasaran, melihat suaminya duduk di tepian tempat tidur.
"Aku sedang memikirkan apakah tidak masalah membatalkan kerja sama dengan ayahnya Roy?" tanya Ghani tampak khawatir.
"Tenang saja, aku sudah menghubungi seseorang yang bisa menjadi penggantinya," jawab Melissa seraya bangun dan duduk di sebelah Ghani.
"Kamu memang luar biasa," puji Ghani seraya merangkulnya.
"Terima kasih, Sayang. Kita bisa pergi hari ini juga jika kamu sudah tidak sabar," kata Melissa.
Ghani tersenyum kemudian membaringkan tubuh istrinya. "Nanti saja. Sekarang masih pagi!"
Melissa membalas senyuman tersebut. "Kamu masih bersemangat ternyata!"
Setelah saling memuaskan satu sama lain, mereka berdua pun berangkat ke perusahaan.
"Apa kalian tidak bisa libur dulu sehari dan tinggal lebih lama?" tanya ayahnya Melissa, Pak William.
"Maafkan kami, Papa. Mungkin lain waktu saja kami baru bisa," jawab Melissa.
"Ya sudah. Tapi, jangan terlalu berlebihan dalam bekerja ya," ucap Ayahnya memberi nasehat.
Melissa mengangguk dan mengecup pipi ayahnya sebelum akhirnya berangkat.
"A-apa yang ingin kau lakukan?" tanya Pak Will menahan Ghani.
"Aku ingin mencium pipi Ayah mertua juga," jawab Ghani sudah memonyongkan bibirnya.
"Tidak usah!" tolak mertuanya agak kesal dan jijik.
Pak William itu keturunan orang luar negeri, itulah alasan kenapa Melissa bisa berambut pirang.
Setiba di perusahaan, Melissa dapat panggilan dari orang yang ingin diajak kerja sama oleh mereka.
"Dia memutuskan untuk datang ke sini," kata Melissa terlihat senang.
Ghani jadi penasaran perusahaan mana yang Melissa maksud.
Setelah Melissa pergi untuk menyambut kedatangan tamu penting, Ghani segera membuka sistem.
"Katanya bisa membeli banyak keahlian dari toko sistem, tapi yang terlihat di sini hanya ilmu bela diri saja yang bisa dibeli," keluh Ghani.
[Jawaban : Sistem menyesuaikan dengan jumlah penghasilan yang Host miliki saat ini]
"Kalau begitu, aku ingin membeli keahlian bela diri ini," kata Ghani. "Mungkin bisa berguna nanti."
[Harga : 500.000.000.000 Rupiah]
Meski harganya mahal, tapi itu cukup bagus untuk mengurangi jumlah saldo rekening dari sistem.
[Sisa saldo Rekening : 8,5 triliun rupiah]
Ghani cukup frustasi melihat jumlah saldo rekening miliknya masih saja banyak.
Untung saja, rencanya untuk menjalin kontrak kerja sama dengan perusahaan teknologi masih bisa dilakukan.
"Aku mulai membenci angka nol itu," gumam Ghani melihatnya bagai roda kereta api.
Melissa pun akhirnya kembali dengan tamu penting yang sudah ditunggu-tunggu.
"Ini dia pemilik perusahaan teknologi yang akan bekerja sama dengan perusahaan pembuatan game dan perusahaan entertainment kita," kata Melissa memperkenalkannya.
Orang tersebut bernama Pak Arman Haris, pamannya Melissa dari ibu.
Pak Arman Haris adalah seorang pengusaha sukses di bidang teknologi.
Dia memiliki perusahaan teknologi yang terkenal dan merupakan salah satu pemain utama dalam industri tersebut.
Pak Arman memiliki pengalaman yang luas dalam berbagai proyek dan kerjasama lintas perusahaan.
Melissa sangat senang mendapatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan pamannya.
Dia tahu bahwa kerjasama antara perusahaan teknologi, perusahaan pembuatan game, dan perusahaan entertainment, itu akan membawa banyak manfaat bagi semua pihak.
Dengan adanya pak Arman, Melissa yakin bahwa proyek tersebut akan menjadi sukses.
Ghani langsung mengangguk setuju dengan keinginan istri sekaligus istrinya tersebut.
Ghani tahu betapa berharganya kesempatan ini dan berharap kerjasama ini dapat membawa perusahaan mereka ke level yang lebih tinggi.
Pak Arman adalah orang yang memiliki banyak koneksi dan pengalaman, yang dapat memperluas jaringan bisnis perusahaan mereka.
Tim kerja di perusahaan juga pasti sangat antusias menyambut kedatangan Pak Arman.
Mereka dapat belajar banyak dari pengalaman dan keahliannya dalam industri teknologi.
Melissa merasa bangga dapat memperkenalkan pamannya kepada timnya, serta menjalin kerjasama yang baik dengan perusahaan teknologi pamannya.
Dengan kerjasama ini, perusahaan pembuatan game akan dapat mengembangkan teknologi yang lebih canggih untuk game mereka.
Sedangkan perusahaan entertainment dapat menggunakan teknologi terbaru untuk menciptakan pengalaman menarik bagi para penontonnya.
Kita singkat saja soal pertemuannya karena mereka akhirnya sepakat untuk menjalin kontrak kerja sama.
Jadi, intinya semua terlihat cerah bagi perusahaan mereka dengan adanya kerja sama tersebut.
Mereka yakin dapat menghadirkan inovasi baru dan mencapai kesuksesan yang lebih besar lagi.
"Meli, boleh Paman ajak suamimu untuk jalan-jalan sebentar?" ucap Pamannya tiba-tiba.
"Boleh, tapi jangan berbuat hal aneh-aneh padanya!" sahut Melissa.
"Memangnya Paman mau ajak saya ke mana?" tanya Ghani tampak sedikit gugup.
"Tentu saja, ke rumah saya!" jawab Pak Arman sedikit menyeringai.
Setelah Ghani setuju untuk ikut ke rumah paman dari istrinya, mereka malah dihadang dalam perjalanan.
"Apa mereka belum jera?" kata Pak Arman tampak santai saja.
"Tenang saja, Bos. Saya bisa mengatasinya sendiri," kata bawahan Pak Arman yang menjadi supirnya.
"Tidak bisa, Rio. Kali ini jumlah mereka terlalu banyak," kata Pak Arman mulai terlihat serius.
Ghani yang duduk di sebelah Pak Arman hanya bisa melongo, melihat ada banyak orang tak dikenal membawa senjata mencegat mobil mereka.
"Mereka tampak marah," kata Ghani sedikit ketakutan.
"Hahaha! Jadi kau beneran belum tahu apa-apa meskipun sudah jadi pengusaha besar?" ujar Pak Arman malah tertawa.
"Jika memang ada hal yang belum saya ketahui, bukankah saya bisa mengandalkan Anda?" jawab Ghani.
"Ya! Kau bisa mengandalkan saya," jawab Pak Arman sudah puas tertawa.
Tampak Rio sudah turun dari mobil dan mulai bertarung dengan orang-orang bersenjata itu, sementara Pak Arman segera ikut membantu.
Ghani yang awalnya sedikit ketakutan, akhirnya ikut bergabung untuk melawan kelompok tak dikenal itu.
Mereka berjuang sekuat tenaga, namun kelompok lawan terlalu banyak dan terlatih.
Ghani, Rio, dan Pak Arman terus berusaha bertahan, namun mereka sadar bahwa situasi semakin sulit.
"Tinggalkan aku, Ghani!" teriak Pak Arman di tengah-tengah pertarungan.
"Apakah kamu gila? Aku tidak akan meninggalkanmu!" jawab Ghani, semakin semangat.
Tiba-tiba, sebuah suara terdengar di kejauhan.
Sebuah mobil kepolisian mendekat dengan sirine yang menyala, membuat para penyerang itu panik dan bergegas melarikan diri.
"Apa Paman menghubungi polisi?" tanya Ghani, terkejut dengan pertolongan yang tiba-tiba.
Pak Arman tersenyum, "Tidak, itu bukan aku. Aku memiliki hubungan yang luas, termasuk dengan pihak kepolisian. Mereka selalu siap membantu jika aku dalam bahaya."
Ghani memandang Pak Arman dengan penuh rasa takjub. Ia tidak pernah menyangka bahwa pria yang terlihat santai dan ceria ini memiliki sisi lain yang begitu kuat dan berpengaruh.
"Suami dari keponakanku ternyata cukup pandai berkelahi juga. Itu baru namanya pria sejati!" puji Pak Arman.
"Paman terlalu berlebihan. Aku bukan pandai berkelahi, tapi mereka saja yang lemah," jawab Ghani sedikit bangga.
Rio tersentak kaget mendengar ucapan Ghani dan mengira bahwa Ghani mungkin bukan orang biasa.
"Kelompok barusan itu adalah orang-orang terlatih setara pasukan khusus," gumam hati Rio.
’Mereka saja yang terlalu lemah?'
"Hahaha! Kau memang layak menjadi suami dari Melissa!" kata Pak Arman tampak begitu senang dan bangga kepada Ghani.
Mereka pun melanjutkan perjalanannya dan sisanya telah diserahkan kepada petugas polisi yang datang.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Sak. Lim
idioooooot mc
2024-01-12
0
Richie
sabar napa
2023-12-20
0
Lari Ada Wibu
lanjut thor
2023-12-19
0