Sepulang dari Tiongkok, Ghani dikejutkan oleh ketiga istrinya yang sedang berkumpul.
"Sayang, kamu tidak perlu menutupinya lagi," kata Melissa. "Kami bertiga sudah bicara."
Ghani tidak bisa berkata apa-apa ketika mereka menyinggung soal kelakuannya yang buaya.
"Adik dan mantan kau embat juga, bahkan wanita di luar negeri pun tak lepas," singgung Melissa.
"Apa kamu marah?" tanya Ghani sudah pasrah.
Susan dan Kirana tentunya sudah tahu kalau Ghani sudah menikahi Melissa.
Jadi, di sini hanya Melissa yang tidak tahu apa-apa dan akhirnya merasa dibohongi.
Meski begitu, Melissa bukan seseorang yang akan mempermasalahkan sesuatu selama mendapatkan apa yang ia inginkan.
Setelah berdiskusi dengan ketiga istrinya, mereka pun menuai beberapa kesepakatan.
Melissa, ia ingin mendirikan perusahaan baru yang fokus pada pakaian.
Susan, ia ingin mendirikan sebuah agensi baru di industri hiburan.
Sementara Kirana, ia mendirikan sebuah rumah sakit karena teringat masalah ibunya.
Dari sini Ghani pun sadar bahwa istri-istrinya itu lumayan matre.
Tapi, ia tidak keberatan karena hal tersebut dapat membantunya mengurangi saldo dari sistem.
"Baiklah. Sebagai suami kalian, aku akan memenuhi kebutuhan dan keinginan kalian," ujar Ghani setuju.
Selesai bicara, Ghani langsung mengajak ketiga istrinya ke kamar.
"Dasar kadal!" singgung Melissa.
"Kak, kamu beneran melakukan ini?" ujar Kirana.
"Memangnya kamu sanggup?" tanya Susan.
"Lihat saja nanti," jawab Ghani sangat percaya diri dan nafsu.
Beberapa waktu kemudian, ketiga istrinya dibuat kewalahan di atas tempat tidur oleh Ghani.
"Tidak sia-sia aku membuat pil obat yang dinamai Kaisar Malam ini, hehe," gumam Ghani senang.
Esok harinya, Ghani benar-benar menaklukan ketiga istrinya tersebut.
Melissa, Susan, dan Kirana, mereka menjadi lembut kepada Ghani serta penuh perhatian.
"Ini kopinya, Sayang," ucap Susan menyajikan kopi untuknya.
Ghani langsung menciumnya.
"Kak, dasi kamu perlu dibenerin," kata Kirana segera membenahinya.
Ghani pun menciumnya juga.
"Sarapan sudah siap!" kata Melissa.
Melissa pun menyodorkan pipinya dan meminta untuk dicium juga.
Selesai sarapan, mereka pun masuk ke dalam mobil Ghani bersama-sama.
Kirana diantar ke sekolah, Susan diantar ke lokasi syuting, dan Melissa ikut ke perusahaan.
"Di kantor ini, barulah kamu benar-benar menjadi milikku sepenuhnya," ungkap Melissa.
Selama di kantor, Melissa terus saja menggodanya untuk mendapat perhatian Ghani.
"Baiklah, sekarang sudah selesai," kata Ghani seraya menarik Melissa ke pangkuannya.
"Sayang, kita sudah menyiapkan tempat tidur khusus di kantormu, tapi kenapa kamu masih suka main di meja kerjamu," tanya Melissa heran.
"Bukannya justru kamu yang suka dengan posisi ini?" kata Ghani sudah mendudukkan Melissa di meja.
Tanpa buang waktu, Ghani segera melanjutkan aksinya sebelum ia pergi menjemput Kirana.
Sebenarnya, mereka tidak melakukan hal ini atau berhubungan setiap hari di kantornya.
Tapi, sekarang ini Ghani baru pulang dan Melissa sudah sangat merindukannya.
Setelah memuaskan Melissa, Ghani pun pamit untuk menjemput Kirana.
"Sekarang, aku serahkan sisanya padamu, Sayang," kata Ghani sebelum pergi.
"Iya," jawab Melissa seraya membenahi pakaiannya sendiri.
Ghani pun keluar dari gedung perusahaan dan tancap gas menuju sekolah Kirana.
"Gimana hari-harimu di sekolah?" tanya Ghani ketika Kirana sudah masuk ke dalam mobilnya.
"Sama seperti biasanya," jawab Kirana.
Beberapa menit kemudian, tampak mobil Ghani yang terparkir di area sekolah itu mulai bergoyang-goyang.
Tapi, tidak ada satupun orang lewat yang melihatnya itu peduli dan hanya mengabaikannya saja.
"Waktunya pulang," kata Ghani.
Tampak area sekolah sudah sepi dan pintu gerbang akan segera ditutup oleh penjaga sekolah.
Sekarang Kirana tinggal bersamanya, jadi Ghani membawanya ke rumahnya.
Setiba di rumah, mereka lanjut melakukannya setelah mereka menyantap makan siang.
Sejak pulang dari luar negeri, Ghani lumayan kerepotan untuk melayani ketiga istrinya.
"Waktunya menjemput Melissa dari kantor," kata Ghani pamit.
Lagi-lagi, mobil Ghani bergoyang, tapi kali ini di tempat parkir perusahaan.
Setelah tiba di rumahnya lagi, tiba-tiba Susan menghubunginya dan minta dijemput juga.
"Ghani," ucap Susan ketika ia masuk ke mobil.
"Ya," sahut Ghani.
"Kenapa kamu enggak berpakaian?" tanya Susan heran dan terkejut.
Ghani tidak menjawab dan langsung menerkamnya, meskipun Susan tidak memintanya.
Beberapa menit kemudian, Ghani pun tertidur dan tampak kelelahan.
Akhirnya, Susan terpaksa harus mengambil alih untuk mengendarai mobilnya pulang.
Setiba di rumahnya lagi, ketiga istrinya menggotong tubuh Ghani ke tempat tidur.
"K-kalian?!" Ghani tersentak melihat ketiga istrinya tampak ingin meminta layanan lagi.
"Kak Melly, apa yang terjadi padanya?" tanya Kirana.
Melissa tersenyum. "Ia hanya pingsan."
"Haha. Mungkinkah kita terlalu berlebihan?" ujar Susan tertawa.
Diam-diam, ketiga istrinya menyusun rencana untuk mengerjai Ghani dan mereka sukses melakukannya.
Enam bulan kemudian, misi Ghani untuk memenuhi keinginan istri-istrinya telah selesai.
"Hey, kamu terlihat lesu sekali," kata Pak Arman.
"Ya, belakangan ini aku sibuk mengurusi istri-istriku," jawab Ghani cukup pucat.
"Hahaha!" Pak Arman langsung tertawa mendengarnya.
"Itulah alasan kenapa kita boleh poligamii kalau kita beneran sanggup," kata Pak Arman. "Tapi, apa kau pikir memenuhi keinginan wanita itu mudah?"
"Anda benar," jawab Ghani setuju. "Faktanya, satu istri saja punya kebutuhan serta keinginan yang sangat banyak dan cukup merepotkan!"
"Gimana pergerakan mereka?" tanya Ghani mulai beralih pada sesuatu yang lebih penting.
"Kelompok kita berhasil menemukan satu per satu persembunyian mereka dan langsung menghancurkannya," jawab Pak Arman.
"Tapi, mereka juga punya markas di luar negeri."
Setelah bertemu dengan Pak Arman dan anggota lainnya, Ghani segera berangkat ke luar negeri lagi.
Singkat cerita, Ghani menjadikan hal ini sebagai kesempatan untuk mengunjungi Shen Yue.
"Sayang!" sambut Shen Yue menjemputnya di Bandara.
Setiba di rumah mereka, Ghani dan Shen Yue tak bisa menahan diri lagi dan pergi ke kamar.
"Sayang, Kenapa kamu lama sekali untuk kembali menemuiku?" kata Shen Yue cemberut.
"Maaf, aku banyak sekali urusan dan masalah ketika tiba di sana," jawab Ghani menjelaskan.
"Begitu, ya?" kata Shen Yue berusaha pengertian.
"Omong-omong, tadi aku hampir tidak mengenalimu," kata Ghani.
Shen Yue cemberut lagi. "Apa kamu begitu cepat untuk melupakan aku?"
"Bukan," jawab Ghani. "Tapi, kamu terlihat lebih muda dan cantik sekarang."
"Oh. Mungkin itu efek obat spesial yang kamu berikan waktu itu," jawab Shen Yue.
Ghani pun kepikiran untuk memberikannya kepada istrinya yang lain.
"P-putih sekali!" ungkap Ghani kagum ketika sudah melepas pakaian istrinya.
Ghani pun tidak tahan untuk menikmati keindahan mempesona yang ada di hadapannya.
Lidahnya menjelajah hampir ke setiap bagian dan mendapatkan sensasi begitu lembut.
Sekilas, Shen Yue terlihat seperti wanita dalam gambar hasil cetakan AI.
Sangat mulus, putih bersih tanpa noda sedikit pun pada kulit tubuhnya.
Ghani bahkan berpikir bahwa Shen Yue mungkin sudah berganti kulit kaya ular. Hehe.
"Ah...."
Begitu mereka menyatu menjadi satu dalam balutan penuh cinta membara, Ghani merasakan seolah-olah ini yang pertama kalinya lagi.
"Apa benar ini adalah Shen Yue?" gumam Ghani heran dengan perubahannya.
Efek obat yang ia berikan benar-benar memberikan perubahan yang sangat besar.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Anna
Next semangat thor ☺
2024-01-03
2