Ch 19 Harga Diri Itu Mahal

Kami berdua Febrian berjalan dengan agak canggung karena melihat pemandangan yang tidak biasa kami lihat.

Hal ini dikarenakan tempat kami berhenti adalah sebuah restoran besar yang sangat bergengsi di kota kami.

Restoran Panca Rasa yang sangat terkenal akan menjadi tempat kami berbicara.

Febrian yang melihat ini langsung membusungkan dadanya dan menarik kerahnya dengan santai seakan merupakan orang penting di sini.

Aku hanya berjalan santai dengan melihat pemandangan yang ada.

"Mari ikuti aku" ucap gadis tersebut dengan berjalan menuju lift untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Semua pelayan memberi hormat kepada kami dan bahkan saat kami duduk di meja makan.

Aku memegang buku menu dan memesan makanan yang terlihat lezat dimataku.

Aku telah memesan dan meletakkan buku menu kembali.

Aku menatap kearah gadis tersebut yang masih menatap ke arahku dan memberikan sebuah senyuman yang memiliki arti.

"Apakah memang perlu untuk datang kesini hanya sekedar berbicara?" tanyaku dengan meletakkan tanganku di dagu.

"Apakah kamu tahu pepatah bahwa jika seseorang ingin mendapatkan hatinya maka kau harus mengenyangkan perutnya" ucapnya sembari tersenyum.

"Kau tahu aku tidak terlalu suka dengan basa-basi" Balasku sembari menatap dirinya dengan tenang.

Karena mendengar perkataanku dia langsung menghela napasnya dan memasang muka serius. "Aku disini ingin mengajakmu bergabung dengan guild kami"

"Apakah cuman aku?" ucapku sembari mengangkat alis dibalik topengku.

"Iya benar sekali" balasnya dengan tenang.

Dia tidak menyadari bahwa dibalik topengku ada wajah kesal yang tidak bisa aku tunjukkan.

"Kita baru pertama kali bertemu dan harusnya kamu tidak mengetahui banyak hal mengenai diriku"

"Kamu Reinata, mendaftar hunter kemarin dan belum sampai satu hari telah menyelesaikan dua dungeon dengan cepat"

"Oh sepertinya kau memang mencari info mengenai diriku. Entah mengapa aku tidak terlalu senang"

"Hanya informasi umum, tidak ada hal khusus" balasnya dengan tenang berusaha untuk memberikan tekanan kecil dari nadanya.

Aku tahu bahwa cepat atau lambat orang seperti dia pasti akan datang untuk merekrut orang berbakat masuk ke dalam guild hunternya.

Bahkan informasi mengenai diriku telah diketahui yang dimana itu seharusnya merupakan rahasia.

Aku menatap dirinya dengan menyilangkan tanganku.

"Oh mana sopan santunku, Namaku Vina Anggaraini ini kartu namaku" ucapnya sembari meletakkan kartu namanya di meja.

Aku melihat kartu nama tersebut tertulis Wakil Guild Hunter Singa Lumina [Vina Anggraini].

"Lalu bagaimana dengan temanku?"

Dia menatap kearah Febrian dan tertawa kecil.

"Dia Febrian Saputra, seorang class support dan telah bergabung guild tingkat menengah. Alasan dia terima karena mampu membawa banyak barang dengan skill dimensinya sehingga jika masuk ke dalam dungeon atas yang membutuhkan waktu lama dalam penyelesaian di dalamnya maka dia menjadi peran dalam menyimpan segala kebutuhan besar"

Febrian yang mendengar hal tersebut hanya diam dan tidak berkata apa-apa. Berusaha fokus melihat buku menu yang dia pegang tanpa terganggu.

"Skill tersebut sungguh bagus dan kami bisa menerima dia bersama denganmu" sambungnya dengan menatap kearahku.

Aku langsung bangkit dari kursiku dan menatap kearah Febrian yang masih sibuk menatap menu. "Febrian mari kita pergi!" ucapku dengan kesal.

Febrian menghela napasnya dengan pasrah kemudian tertawa kecil. "Haha, kau seharusnya tidak berkata seperti itu" ucap Febrian kepada Vina sembari bangkit dari kursinya

"Aku belum memberitahukan keuntungan bergabung dengan guild kami" ucap gadis tersebut dengan panik berusaha untuk menahan kami.

"Tidak perlu" balasku dengan cepat

Semua orang yang ada di restoran melihat kearahku yang bangkit dari kursi dengan kesal.

[Kemampuan Bayangan]

Seluruh tempat langsung mendapatkan tekanan kekuatan yang begitu besar hingga si Vina sendiri langsung kaget akan hal itu.

Sebuah kegelapan besar muncul di kakiku dan aku langsung menghilang dari hadapannya.

"Lagi-lagi aku ditinggal!" ucap Febrian menggaruk kepalanya melihat Reinata menghilang bersama bayangan.

Febrian berbalik kearah gadis tersebut yang masih kaget akan kekuatan yang dimiliki si Reinata. "Mari kita tidak bertemu lagi"

Febrian tiba-tiba bergerak melalui skill Dimensi Nexusnya dan lenyap begitu saja.

Hal tersebut menjadi tamparan hebat bagi Vina.

"Mereka berdua memiliki kekuatan yang mengerikan" ucap Vina yang langsung bersandar di kursinya dengan wajah tidak percaya.

...

...

...

"Oi Rei, kamu kenapa langsung pergi?" tanya Febrian dengan penasaran setelah berhasil mengejarku.

"Kau tidak lihat dari sikap, tatapan mata dan juga kata-katanya?" ucapku dengan kesal.

"Apanya?"

"Dia tidak menganggap dirimu spesial dan hanya fokus kepadaku. Entah itu membuatku kesal"

"Aku.."

"Dia harusnya tahu bahwa kita berdua seorang teman tapi dia tidak menganggap dirimu ada, bukankah itu tidak sopan" sambungku dengan menyilangkan kedua tanganku denganku kesal.

"Makasih Rei... Sepertinya aku terbiasa dianggap seperti itu jadi aku tidak merasa sedih ataupun kesal sama sekali" ucap Febrian dengan memukul bahuku dengan pelan. "Jadi karena kamu merasa kesal untukku itu sangat berarti bagiku" sambungnya dengan tersenyum santai.

"Ini hal wajar yang aku lakukan untuk temanku" ucapku sembari menatap kearahnya.

Wajahku masih tertutup dengan topeng namun dari raut wajahku sangat yakin bahwa diriku saat ini terlihat ingin menangis.

Kau tidak tahu seberapa sedihnya saat itu ketika kamu mengorbankan diri demi menyelamatkanku.

Ingatan itu masih terasa sangat jelas jadi mungkin jika aku menceritakan kepadanya dia pasti tidak percaya.

"Mari beli pentol sebelum pulang, aku yang traktir" ucap Febrian dengan mengarahkan jempol kearah dirinya.

....

...

...

Vina yang masih ada di restoran hanya duduk terpaku diam tidak percaya dengan perlakuan yang diberikan oleh Reinata.

Kemudian kekuatan miliknya jauh dari apa yang dia bayangkan. Selain itu temannya juga mampu menyembunyikan dengan baik kekuatan aslinya sampai saat ini hingga Vina sendiri melihat bahwa kekuatan bukannya hanya sekedar penyimpanan eksternal pengganti Inventory sistem.

"Aku sungguh tidak percaya ini"

Dia seorang gadis yang terkenal kuat dan selalu dihormati kemanapun dia pergi. Namun hal ini adalah sesuatu yang baru baginya ketika seorang pria tidak memberikan wajah kepadanya.

Dia sedari awal sadar bahwa dia tidak menaruh minat dengan temannya yang ikut datang bersamanya.

Namun dia tidak menyangka hal tersebut malah menjadi bumerang yang langsung menerjang tepat ke wajahnya.

"Sialan, aku menjadi ingin merekrut mereka berdua"

Dia mengepalkan tangannya dengan erat berusaha untuk tetap tenang.

...Bersambung.. ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!