Ch 6 Buat apa?

Secara perlahan semua orang kehilangan harapannya ketika Neil telah tiada. Tiap detik berlalu dengan perlahan merenggut nyawa setiap individu yang melawan monster tersebut.

Dalam keadaan masih berdiri, aku merasa tak mampu untuk terus bergerak secara konsisten guna memberikan damage kepada monster yang dengan perlahan menyembuhkan dirinya sendiri.

Jika ada skill berskala besar yang mampu memberikan damage besar dalam satu kali serangan, mungkin saja monster itu dapat dikalahkan. Namun, "damage besar" itu masih menjadi misteri seberapa besar yang diperlukan? Bahkan skill milik Neil sendiri tak sanggup menumbangkan monster tersebut.

Menyadari hal ini Amira memutuskan untuk berbicara melalui alat transmisi suara yang terhubung dengan seluruh tim.

"Aku akan mengeluarkan skill terkuat terakhir yang kumiliki," ucap Amira dengan penuh keyakinan.

Pertanyaan tajam pun muncul dari diriku dengan nada yang agak tinggi, "Buat apa? Kau melihat sendiri, bahkan Neil pun tidak mampu menumbangkannya."

Namun, Amira menatapku dengan penuh keyakinan. "Mask Maker ini adalah satu-satunya jalan,"

Celine, yang selama ini memperhatikan situasi, ikut berbicara dengan senyum di wajahnya, "Aku akan memberikan buff terkuat, mungkin ini bisa berhasil."

"Kita masih bisa memberikan damage secara konstan, pasti skill self-regeneration-nya takkan mampu menyembuhkan terus menerus, kan?" ucapku berusaha untuk merubah pikiran Amira.

Namun, Amira masih menolak dengan yakin, matanya penuh keputusasaan, "Mustahil semua orang bertahan sampai saat itu." Dengan gemetar, dia memohon, "Tolong, ulur waktu sebentar untukku merapal mantera."

Desakan putus asa merayap di hatiku, "Mengapa semua orang rela mengorbankan nyawa demi yang lain?" Amira menatapku dengan ekspresi penuh penderitaan, "Ini sudah menjadi kewajiban, kita yang diberkati harus membantu yang lemah."

Sebelum suara percakapan bisa berlanjut, monster raksasa itu seakan tahu apa yang ingin kami lakukan dan melakukan gerakan yang begitu agresif.

Aku terpaksa berusaha mengalihkan perhatian monster dengan terus menyerang punggungnya yang terbuka lebar. Meski seranganku tergolong lemah, aku merasa seperti lebah yang mengganggu bagi monster itu, cukup untuk membuatnya marah.

Dengan napas yang terengah-engah, aku memandang ke arah Amira dan Celine yang tengah sibuk membaca mantera, menggabungkan kekuatan buff dan serangan terakhir yang mereka persiapkan. Satu-satunya kekhawatiran yang membayangi adalah, skill ini terlihat begitu berbahaya, mengeluarkan kekuatan besar tanpa mempertimbangkan risiko pada nyawa penggunanya. Tetapi, dalam situasi seperti ini, tampaknya tidak ada pilihan lain.

Berharap bahwa upaya kami ini membawa dampak yang signifikan, aku melanjutkan seranganku sambil menjaga kewaspadaan terhadap setiap gerakan monster yang semakin marah. Saat itu, keberanian dan ketidakpastian menjadi dua sisi mata uang yang saling berlawanan.

Neil adalah contoh kasus yang menderita akibat penggunaan mana yang berlebihan. Minimal, dampaknya adalah cacat fisik yang menghantui mereka, membuat mereka tidak mampu menggerakkan tubuh mereka.

Namun, akibat yang lebih tragis adalah kematian.

"Mask Maker, apa kau ingat apa yang kukatakan padamu?" ucap Amira kepadaku, sorot cahaya dari mantera sihirnya begitu menyilaukan.

"Tolong beritahu adikku bahwa aku sungguh-sungguh menyayanginya."

"Aku—

Aku tergagap, terhenti oleh ucapan yang terputus. Dalam keremangan, terasa getaran yang menusuk hati dan kehilangan yang merajalela. Amira memandangku dengan mata penuh arti, seakan-akan mengetahui sesuatu, sesuatu yang tidak bisa kukatakan.

Mantera tersebut telah selesai dan cahaya api yang menyala berwarna biru keputihan terlihat berbahaya.

"Inferno Azure"

Skill ini menciptakan lingkaran ajaib api biru yang membakar musuh-musuh dengan intensitas suhu yang sangat tinggi. Inferno Azure dapat merusak musuh secara langsung dan meningkatkan kekuatan serangan pemiliknya selama beberapa saat, menciptakan aura kehangatan yang mematikan di sekitarnya bahkan si pengguna sendiri.

Dunia yang kemerahan ini mulai bercahaya dengan api biru yang diciptakan oleh Amira.

Ketika skill tersebut dikeluarkan Amira telah menghilang tanpa mengatakan apapun. Dunia ini menjadi putih berkilau menyakiti mata tepat menghantam monster tersebut.

Dalam cahaya yang menyelimuti, aku tidak dapat melihat dengan jelas sihir yang dikeluarkan oleh Amira. Meski begitu, harapanku terpampang pada keyakinan bahwa sihir itu akan memberikan dampak besar pada monster tersebut. Dalam ketidakpastian, aku memusatkan perhatian pada setiap getaran dan suara yang mengindikasikan perubahan dalam pertempuran.

Namun secara perlahan monster tersebut menghisap skillnya melalui kristal biru di dadanya. Dia memperhatikan setiap ekspresi manusia yang dulu penuh harapan kini mulai sirna.

"Dasar monster brengs**"

Dia tersenyum begitu lebar seakan melihat sebuah mainan yang begitu menggemaskan.

Aku mengepal erat belati yang aku pegang dengan marah dan sembari mengerutkan kening ke arah monster tersebut.

Semua perjuangan teman-temanku kini telah sirna..

[Skill Sacrificial Symphony diaktifkan kepada dirimu]

[Skill ini akan aktif selama 1 jam]

Deskripsi skill : [Sacrificial Symphony] Aktivasi skill ini membawa harmoni ilahi yang dahsyat, memberikan buff luar biasa kepada pemain dan sekutunya. Namun, harga yang harus dibayar adalah nyawa sang pengguna yang rela mengorbankannya demi keberkahan dan kekuatan untuk timnya.

Aku melihat kearah Celine yang telah menjadi sebuah patung dengan merangkul kedua tangannya layaknya berdoa.

Dia juga mengorbankan nyawa dengan pengaktifan skill ini.

Semua orang yang menjadi rangker terkuat telah meninggal.

Kini hanya aku sendiri yang berdiri yang lagi-lagi selamat atas pengorbanan orang lain.

"Mask Call!" Ucapku dengan marah.

[Mask Call]

"Gabungkan semua topeng yang ada pada inventory dan jadikan semuanya menjadi satu!"

[Topeng yang dibuat dalam berbagai bahan akan menciptakan topeng yang tidak tahan lama dan bisa saja terjadinya kegagalan!]

"Gunakan item Talisman of Fortune untuk meningkatkan rasio keberhasilan dan langsung gabungkan semua topeng!"

[Item berhasil digunakan dan akan membuat topeng]

[Topeng berhasil dibuat]

[Silahkan berikan nama]

"Disaster Mask!"

[Disaster Mask]

Deskripsi:

Disaster Mask, sebuah artefak misterius yang merilis kekuatan dahsyat namun berbahaya. Topeng ini dihiasi dengan simbol-simbol kuno yang menyiratkan kehancuran dan kekuatan yang tak terkendali. Kekuatan topeng ini berasal dari berbagai sumber kegelapan yang terkandung di dalamnya, mampu memberikan pengguna kekuatan yang luar biasa.

Efek Positif

Aura Kekuatan: Meningkatkan kekuatan fisik dan sihir pengguna secara dramatis.

Resonansi Kegelapan: Menghasilkan gelombang energi yang meresap musuh, menyebabkan kerusakan ekstra dalam pertempuran.

Efek Negatif:

Korosi Mental: Seiring penggunaan yang berkepanjangan, Disaster Mask mulai menggerogoti kestabilan pikiran pengguna. Pikiran mereka terkena korosi secara perlahan, menyebabkan kebingungan, paranoia, dan kegilaan.

Ketergantungan Kekuatan: Pengguna menjadi semakin tergantung pada kekuatan topeng ini, sulit untuk melepaskannya tanpa merasakan kelemahan dan kehilangan kekuatan.

Catatan: Disaster Mask memerlukan kebijaksanaan dan pengendalian diri yang tinggi. Pengguna harus siap menghadapi risiko yang melekat pada kekuatan gelap yang dibawanya.

Tanpa membaca deskripsi tersebut aku langsung menggunakan topeng tersebut diwajahku.

Aku merasakan kekuatanku melonjak begitu pesat dan langsung bergegas bergerak menuju kearah monster tersebut.

Semua serangan aku kerah merupakan serangan mematikan yang mampu memberikan damage yang begitu besar.

Monster tersebut terluka berat disekujur tubuhnya namun dia semakin memberikan senyuman yang begitu lebar.

"Manusia kau begitu kuat!"

Suaranya menggelegar seperti petir yang nyaring.

"Suaramu sangat jelek, sebaiknya kau diam!"

Kini aku sendirian...

Semua orang yang ikut telah menjadi kenangan.

...Bersambung... ...

Sekarang telah masuk cerita utama.

Apakah ini akan menjadi pertarungan yang epik?

ngomong² ilustrasi dari karakter saya pakai menggunakan AI

Berikut ini ilustrasi character.

Neil Rein

Celine De Fiona

Amira Kirana

Mask Maker.

Character Mask Maker sulit dibikin di AI jadi deskripsi nya gak dapat topeng yang keren.

Terpopuler

Comments

Pena Hideki

Pena Hideki

sebaiknya buat ilustrasi sendiri sebelum di serbu nanti (sebaiknya jangan gegabah)

2023-12-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!