Chapter 2 Pertarungan Dalam Dungeon

Dalam keheningan gelap dungeon, 3000 petualang bersiap melanjutkan perjalanan mereka ke kedalaman yang tidak diketahui. Susunan strategi telah dirancang dengan cermat, fokus pada keseimbangan antara class pertempuran dan class pengrajin.

Assassin, knight, tanker, mage, archer, dan support bersatu dalam fokus utama untuk mengalahkan dungeon yang penuh bahaya ini. Di antara mereka, class pengrajin menjadi penopang vital, siap memberikan dukungan saat peralatan rusak atau kebutuhan makanan dan istirahat muncul.

Namun, satu sosok menonjol di antara class pengrajin—Mask Maker. Meskipun berasal dari class yang sering dianggap remeh, ia telah membuktikan diri sebagai ranker terkuat. Seiring langkahnya yang santai, dia memimpin dengan karismatik, menjadi idola bagi rekan-rekan class pengrajin yang selalu diabaikan.

Rombongan bergerak dengan hati-hati melalui lorong-lorong sempit dan ruangan yang gelap, dipandu oleh sinar pandangan yang tajam dari Nightshade Mask yang dia buat sendiri dan dikenakan oleh Mask Maker.

Nightshade Mask, dalam segala keanggunannya, adalah karya seni fungsional yang memukau. Bentuknya, melengkung dengan elegan, memberikan kesan misteri dan kekuatan yang terkandung di dalamnya.

Topeng ini terbuat dari bahan hitam yang seolah menyerap cahaya, menciptakan aura gelap yang menyelubungi wajah pemakainya. Detail ukiran halus di sekitar mata dan garis-garisnya yang meliuk dengan lembut menambah sentuhan estetika, memberikan topeng ini daya tarik seni yang begitu kuat.

Ketika dipakai, Nightshade Mask tidak hanya memberikan perlindungan fisik, tetapi juga menambahkan elemen dramatis pada sosok yang mengenakannya. Keindahan dan kemisteriusannya tidak dapat diabaikan, membuatnya menjadi simbol keberanian dan ketangguhan.

Di tengah kegelapan, Mask Maker dengan tenang memimpin, menjadi mata yang waspada di depan rombongan.

Tiba-tiba, Mask Maker berhenti, menahan langkahnya.

"Ada sesuatu yang tidak beres di depan," bisiknya dengan suara lembut.

Class pertempuran bersiap-siap, mata mereka fokus pada arah yang ditunjuk oleh Mask Maker.

Dengan sigap, Mask Maker mengambil alih, memeriksa setiap sudut lorong dengan cermat menggunakan Nightshade Mask-nya.

"Ada jebakan di sini," katanya sambil menunjuk pada lantai yang seakan-akan tidak ada yang aneh disana namun topengnya menunjukkan tanda yang tidak biasa.

Seorang mage melangkah maju, menyelaraskan energi sihirnya untuk menonaktifkan jebakan. "Terima kasih, Mask Maker. Kita tidak akan selamat tanpa pandanganmu yang tajam."

Mask Maker hanya mengangguk, "Kita bergerak terus. Jangan lengah. Dungeon ini penuh dengan jebakan." Rombongan melanjutkan perjalanan, memercayakan penglihatan canggih dan kepemimpinan Mask Maker dalam menavigasi kegelapan yang mengancam.

Sementara itu, di barisan belakang, seorang pengrajin menatap kagum pada Mask Maker. "Dia memang luar biasa. Idola kita tidak pernah mengecewakan!"

Seiring langkah mereka yang mantap, petualang-petualang ini bersatu dalam ketidakpastian, dihadapkan pada rintangan dungeon yang tak terduga, namun terjalin erat oleh strategi yang cermat dan kepercayaan pada Mask Maker, sang idola di antara class pengrajin.

"Seperti yang diharapkan dari Mask Maker," ucap kagum Neil, yang memimpin pasukan garda depan dengan penuh kepercayaan.

Amira, mendengar pujian yang terus-menerus terarah pada Mask Maker, merasa kesal. Seakan-akan bayangan Mask Maker memudarakan peran penting yang dimilikinya.

Walaupun dia tidak pernah menunjukkan wajahnya, perempuan-perempuan di rombongan mengakui daya tarik tersendiri dari sosok Mask Maker, menjadikannya sebagai pilihan kedua jika mereka tidak mendapatkan hati Neil sang pemimpin yang memiliki wajah yang begitu tampan dengan rambut pirangnya.

Tanpa mengetahui alasan pasti kekesalannya, Amira mempercepat langkahnya untuk menyusul ke depan, menciptakan tempo langkah yang cepat.

Ketika dalam perjalanan, Mask Maker merasa keberadaan seseorang mendekatinya. Ternyata, itu adalah Amira yang dengan cepat menyusul.

Melihat Amira, Mask Maker berbalik ke arah Assassin yang menemaninya di garis depan, "Aku akan lebih dulu ke depan dan meletakkan tanda jika ada jebakan dengan ini." Mask Maker dengan cepat menciptakan ornamen mini berbentuk kucing yang sangat detail, memberikannya kepada Assassin.

Assassin terkagum-kagum melihat keindahan ukiran detail pada figure kucing tersebut, hingga dia lupa sejenak bagaimana merespon.

"Aku akan pergi lebih dulu!" ucap Mask Maker dengan cepat menghilang di depan, memulai tugasnya sebagai pemandu jalan untuk menjaga keamanan rombongan.

"Hei--tunggu!" teriak Amira, tetapi Mask Maker sudah menjauh dengan cepat, menghilang di dalam kegelapan dungeon. Amira, yang telah bersusah payah untuk menyusul, merasa kesal setiap kali Mask Maker dengan jelas menghindari dirinya.

Amira mengembungkan pipinya dengan kesal, memandang ke arah kepergian Mask Maker. Kecepatan dan keahlian misteriusnya membuatnya semakin menarik bagi Amira, meskipun dia tidak ingin mengakui hal itu.

Saat Mask Maker memeriksa sekitarnya, segalanya tampak sunyi senyap, tanpa tanda-tanda bahaya. Meski topeng canggih yang dikenakannya tidak memberikan informasi apapun, instingnya memberi sinyal bahwa sesuatu tidak beres.

Dengan hati-hati, dia mengingat memiliki item dengan bau yang bisa memikat monster. Dalam langkah penuh pertimbangan, Mask Maker mengambil benda tersebut dari penyimpanannya. Keputusan ini seperti taruhan, 50-50 apakah monster akan datang atau tidak.

Sambil mempersiapkan diri, Mask Maker dengan cekatan mempersiapkan satu topeng ditangan kirinya yang dimana topeng tersebut berbentuk burung.

Berbagai bulu yang terpasang di topeng memberikan sentuhan artistik dan sekaligus berfungsi untuk meningkatkan kecepatannya. Mask Maker siap untuk melarikan diri dengan sigap jika monster tiba-tiba menyergap.

Ketika bau memikat monster tersebar, pergerakan di medan dungeon mulai berubah. Meskipun dengan mata telanjang tidak terlihat perbedaannya, namun Mask Maker, dengan indra dan topeng canggihnya, merasakan perubahan di atmosfer dungeon.

Dengan detektor gerakan dan perubahan medan, Mask Maker menyadari kehadiran monster yang terlatih dalam ilusi. Dia menyimpan kembali benda berbau dan bersikap seolah-olah tidak menyadari apa-apa, sehingga monster tidak tahu bahwa keberadaan mereka telah diketahui.

Dia sadar bahwa monster di dalam dungeon ini bukanlah makhluk biasa. Keunikan mereka terletak pada kemampuan untuk menahan diri dan tetap berada dalam mode siluman, suatu hal yang membuat mereka sulit terdeteksi bahkan oleh Nightshade Mask yang canggih.

Monster-monster ini mungkin menjadi ancaman yang sulit diatasi.

Menggunakan transmisi suara melalui benda sihir di telinganya, Mask Maker memberi peringatan kepada rombongan. "Sesuatu ada di depan, menyatu dengan medan lingkungan. Bersikap biasa saja dan persiapkan diri untuk penyergapan," ucapnya dengan pelan.

Neil, yang mendengar peringatan tersebut, memberikan perintah dengan cepat. Mage bersiap dengan mantra, tank mempersiapkan skill taunting, dan support mempersiapkan mantra buff.

Ketika rombongan melanjutkan perjalanan, musuh tiba-tiba muncul dari medan penyergapan, tetapi berkat Mask Maker, rombongan telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi ancaman yang tidak terlihat ini.

Pertarungan di dungeon pun pecah dan menjadi semakin kacau, dan Mask Maker, yang awalnya berniat untuk kembali membantu rombongannya, tiba-tiba merasakan keberadaan seseorang.

Langkahnya terhenti di tengah kekacauan, dan ketika dia mendongak kebelakang, dia melihat seorang Lich tua yang membungkuk, memegang tongkat sihir yang bersinar.

Dengan tatapan yang menyala, Lich mulai melantunkan mantera ke arah Mask Maker. "Kau, penghalang yang tidak diinginkan," ucap Lich dengan suara seram.

Seiring kata-kata terucap, medan dungeon berubah secara dramatis. Mask Maker terpisah dari rombongannya, dan kegelapan dungeon bertambah intens.

Mask Maker merasa ketegangan memenuhi udara, seolah-olah kehadiran Lich telah memicu kekuatan misterius yang mengubah segalanya.

"Siapa kau?" tanya Mask Maker dengan waspada, menyesuaikan topengnya, siap menghadapi ancaman yang tak terduga ini.

Lich tersenyum sinis. "Aku adalah penjaga dungeon ini, dan kau telah melanggar wilayahku. Bersiaplah untuk menghadapi konsekuensinya."

Sebuah aura kegelapan merayap di sekitar Lich, menciptakan suasana yang semakin tegang. Mask Maker harus menghadapi tantangan ini seorang diri, dan pertarungan yang berbahaya di dungeon ini baru saja dimulai.

...Bersambung......

Maaf jika narasinya kepanjangan. Mungkin aku terlalu fokus untuk menggambarkan apa yang terjadi secara lebih detail.

Jika menurut kalian narasi yang terlalu panjang ini membuat kalian bosan tolong komentar saja agar ini bisa menjadi saran pertimbangan author untuk membuat novel ini menjadi lebih baik.

Dan seperti biasa like jika suka dan dislike jika tidak suka :v

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!