Chapter 14 Dungeon Pertama

[Mask of Eclipsed Shadows]

Topeng ini memberikan penggunanya akses kekuatan bayangan dan gelap yang mempesona. Setiap elemen topeng ini dirancang dengan teliti untuk memberikan efek yang mendalam.

Topeng ini memberikan kekuatan dinamis yang menggabungkan elemen bayangan, warna, keelastisan, dan kekuatan predator.

[Kekuatan topeng]

[Kemampuan Bayangan]

Pengguna dapat menyembunyikan diri dalam bayangan, membuatnya tak terlihat selama beberapa saat.

Durasi : 10 menit

Batas penggunaan : 2x sehari

[Eclipse Burst]

Pengguna dapat melepaskan burst energi gelap, menciptakan efek gerhana sekejap yang membutakan penglihatan musuh.

Durasi : 2 detik

Batas penggunaan : 3x sehari

[Fleksibilitas Bayangan]

Pengguna mendapatkan kecepatan dan kelenturan ekstra ketika berada dalam bayangan.

Durasi : -

Batas penggunaan : -

[Insting Predator]

Meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar, memperkuat insting predator pengguna.

Durasi : -

Batas penggunaan : -

___________________________________________

Sialan, bukankah ini terlalu overpowered untuk dunia yang masih damai ini?. Jika dipikirkan kembali kemungkinan ini bisa terjadi dikarenakan besi hantu yang aku dapatkan.

Seolah-olah sebuah takdir menyelimuti besi hantu yang kupunya sehingga memberikan kekuatan yang begitu luar biasa. Sepertinya aku harus berterima kasih pada Maya atas keberuntungan yang tak terduga ini.

"Bro, sepertinya kau sangat sibuk."

"Arghh!"

Teriakan kagetku memecah keheningan, tak disangka Febrian tiba-tiba muncul dengan sikap santai yang menyebalkan.

"Haha, buset dah, segitunya?"

"Anjir Febrian!"

Dengan wajah marah, aku memukul dadanya dengan keras. Tapi senyum kemenangan tetap menghiasi wajah bebas beban Febrian.

"Aw, itu bukan salahku, hei!" keluhnya sambil memegang dadanya yang terpukul.

"Sejak kapan kau di sini?"

"Baru saja setelah kamu memandang topeng yang kamu pegang untuk waktu yang cukup lama."

Aku menyimpan topengku dalam inventory dan memandang wajahnya dengan benar.

Seorang teman, sahabat sejati. Febrian, pria yang selalu ada ketika aku berada di ujung kesulitan. Saat dia menyelamatkan hidupku dari genggaman monster di dalam dungeon, itu adalah momen yang tak bisa aku lupakan.

Tak bisa kukatakan, tanpa bantuan Febrian, mungkin aku takkan pernah berdiri di sini hari ini.

"Apa yang kau lihat? Masih kesal?" ucapnya dengan cepat menjauh dariku.

"Sekarang, apa tujuanmu datang?"

"Hei, kau sudah lupa? Kita harus merayakan bahwa dirimu menjadi seorang hunter," ucapnya sambil tersenyum.

Melihat jam, aku menyadari waktu telah mendekati pukul 7 malam. Aku terkejut menyadari bahwa aku hampir lupa akan janji yang telah kumiliki.

"Aku akan bersiap-siap sebentar."

Dengan cepat, aku menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian.

Febrian menunggu di ruang tamu, berbincang santai bersama orang tuaku.

"Mah, Yah, aku dan Febrian pergi untuk nongkrong."

"Jangan pulang terlalu malam," ucap ibuku dengan senyuman.

Aku dan Febrian pamit dengan sopan sebelum bergerak ke warung langganan kami.

Kegelapan malam menyelimuti kota, dan aku duduk bersama Febrian di warung langganan kami. Cahaya remang-remang lampu jalan menyoroti wajahnya yang tenang.

"Jadi, apa skill yang kau dapatkan?" Febrian bertanya penasaran.

"Skill seperti yang kau lihat tadi."

Aku berbicara dengan hati-hati karena berada di tempat umum rahasia skill unikku harus tetap terlindungi dari pengetahuan orang lain.

"Begitu rupanya, skill tiap orang berbeda-beda jadi tidak semua skill itu buruk tergantung bagaimana orang tersebut memanfaatkannya" ucap Febrian dengan santai sembari menghisap vape yang dia pegang.

"Febrian, aku ingin kau keluar dari guild dan ikut bersamaku dalam menyelesaikan misi"

Tangan Febrian terhenti ketika dia ingin menghisap vape yang dia gunakan. Matanya memandang wajahku dengan serius berusaha mencari keyakinan dari kata-kataku.

Tentu saja, aku tahu dia baru saja bergabung dengan guild menengah yang cukup berpengaruh di daerah ini. Sehingga sikapnya saat ini merupakan hal wajar dia lakukan.

Aku melanjutkan, "Kita akan menaklukkan dungeon rendah terlebih dahulu, kemudian menciptakan pijakan untuk membentuk guild terbaik. Bagaimana menurutmu?"

Febrian menatapku sembari menghisap vape yang dia pegang. Seakan masih berpikir apa yang harus dia lakukan.

Aku memahami keraguan yang dia miliki karena saat ini aku mengajak dirinya diwaktu yang tidak tepat.

"Bagaimana jika kita berdua menaklukkan dungeon rendah sehingga kau bisa menilai apakah perkataanku hanya omong kosong atau tidak" ucapku dengan percaya diri.

Dia menghela napasnya lalu kembali menatapku. "Mari lakukan itu"

Setelah itu kami melakukan obrolan ringan, terpaku pada perbincangan gosip dan rumor yang terjadi di sekitar.

Aku hanya mendengarkan Febrian bercerita tanpa banyak yang aku ungkapkan. Mengingat masa ini merupakan kenangan dari masa laluku sehingga mendengar hal yang terjadi terasa masih baru bagiku.

Melihat jam telah larut malam. Kami berdua memutuskan untuk pulang.

Ketika sampai di rumah aku langsung berbaring di kasur dan memikirkan dungeon mana yang harus aku taklukan. Mengingat dungeon kecil masih sering bermunculan disekitaran dungeon besar yang masih belum ditaklukan di Kalimantan ini.

Langkah awal untuk menghadapi dungeon besar adalah dengan menaklukkan dungeon-dungeon kecil yang muncul di sekitarnya. Ini dianggap langkah strategis terbaik untuk mengurangi resiko kesulitan untuk menaklukkan dungeon.

Pengetahuan ini telah menjadi umum setelah hasil riset ilmuwan membuktikan kebenarannya. Meskipun kita masih berada dalam masa damai, di mana dungeon belum menunjukkan keganasan penuh yang akan terjadi di masa depan. Tetapi, mengatasi dungeon-dungeon kecil di sekitarnya terlebih dahulu dianggap sebagai persiapan yang strategis untuk menghadapi ancaman yang lebih besar.

Aku masih mengingat dengan jelas bahwa dalam kurun waktu satu tahun mendatang, akan terjadi kemunculan dungeon secara bersamaan di bumi.

Tidak hanya itu, jika dungeon-dungeon tersebut tidak ditaklukkan, maka monster-monster di dalamnya akan keluar. Ini menjadi tantangan serius yang harus dihadapi seluruh manusia.

Dalam periode damai satu tahun ini, aku akan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk meningkatkan kekuatanku.

Setelah merenung sejenak aku akhirnya memutuskan dimana tempat yang bagus untuk memulai penaklukan dungeon.

...

...

...

Aku tiba di depan gerbang dungeon kecil yang dijaga oleh beberapa aparat keamanan dari Asosiasi Hunter. Karena ukurannya yang kecil, banyak hunter peringkat rendah mencoba menaklukkannya, mengingat risiko kehilangan nyawa tidak terlalu besar.

Berdiri di pinggir jalan, wajahku tersembunyi di balik sebuah topeng. Aku berpakaian serba hitam, celana elastis yang tidak terlalu ketat, kemeja hitam, dan berjas hitam.

Gaya berpakaian ini mungkin membuatku terlihat seperti agen rahasia yang dikirim, tetapi sebenarnya ini lebih kepada preferensi gaya pribadiku yang juga memberikan kesan elegan.

Beberapa hunter saling berbisik dan menatapku ketika aku berdiri di dekat pintu gerbang dungeon. Aku berusaha mempertahankan fokus untuk pertarungan yang akan datang, sambil menunggu kedatangan Febrian.

Menatap ponsel, jam menunjukkan pukul 07:30, sudah lewat 30 menit dari waktu pertemuan. Aku lupa bahwa orang ini sering kali terlambat.

Mungkin bukan hanya Febrian, sepertinya kebiasaan "bilang otw tapi belum datang" adalah hal umum di Indonesia.

Ketika aku hendak menelepon Febrian, tiba-tiba dia muncul mendekatiku.

"Rei, ya?" ucapnya agak ragu melihatku.

"Iya siapa lagi, ayo masuk ke dungeon," balasku cepat.

"Kau terlihat keren, mungkinkah kamu membangkitkan kekuatan wibumu?" godanya sambil memberikan jempol.

"Shut up, fu*****" jawabku sambil mendengus kesal.

Kami berdua berjalan mendekati aparat keamanan dan memberikan kartu identitas hunter kami. Mereka kemudian mencatat identitas kami dibuku dan setelah itu mengembalikannya.

Yah ini hanya dungeon tingkat kecil jadi tidak begitu ketat. Kami berdua pun berjalan menuju portal yang akan membawa kami ke dalam dungeon.

Sensasi melalui portal telah menjadi sesuatu yang biasa bagiku, di mana pemandangan sekitar berubah drastis begitu masuk ke dalamnya.

Dungeon ini penuh dengan monster berbentuk ayam, tetapi ukurannya jauh lebih besar. Cakar dan patukannya bisa menyebabkan luka yang cukup serius.

Mengalahkan ayam-ayam ini cukup mudah, karena kelemahan mereka hanya bergerak lurus ke depan, sulit bagi mereka untuk mengubah arah saat mendekati mangsa.

Sebuah permulaan dungeon yang baik untuk pemanasan.

...Bersambung......

Monster ayam ini tidaklah berbahaya karena mereka hanya mengincar seseorang yang muncul di depannya.

Berbeda dengan ayam kampus yang hanya mengincar isi dompetmu dan pergi setelahnya.

upss tulisannya udah selesai dari tadi kok aku masih nulis narasi ya 🗿

Berikan like jika suka dan silahkan komen jika ada hal yang janggal.

Terpopuler

Comments

Kay/0

Kay/0

bener lah

2024-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!