Chapter 4 Setiap Keputusan

Setelah mengalahkan Lich tersebut pandangan Mask Maker telah kembali di dungeon yang dia datangin bersama rombongan.

Dalam kegelapan dungeon yang terus berlanjut, pertarungan yang berkecamuk menciptakan atmosfer tegang. Garret dan rombongannya berhasil menjaga pertahanan, namun ancaman terus mengintai dalam bentuk bayangan misterius yang memegang senjata tajam.

Melihat teman-temannya berjuang, Mask Maker tanpa ragu meluncur menuju rombongan. Dengan lincah, dia menyelamatkan mereka dari serangan monster bayangan yang mengancam nyawa.

"Terima kasih, Mask Maker! Kau datang pada saat yang tepat!" seru Garret sambil terus mempertahankan barisan tankernya.

Monster bayangan terus bermunculan, memenuhi dungeon dengan ancaman yang tak terhitung jumlahnya. Pedang dan perisai mereka menciptakan bayangan yang menakutkan di setiap sudut.

Namun, ketika Mask Maker menyerang, bayangan itu mulai terkoyak. Serangan belatinya mengubah bentuk bayangan itu, membongkar ilusi yang menyelimuti mereka.

Namun tidak lama setelah itu bayangan kembali seperti semula.

"Kurasa menyerang terus menerus menjadi sia-sia," gumam Mask Maker, mencoba memahami fenomena misterius ini.

Dalam kegelapan dungeon yang masih menyimpan banyak misteri, Neil, sang pemimpin yang penuh kekuatan, merasakan kelelahan menyusup ke seluruh tubuhnya. "Pasti ada sesuatu yang membuat mereka bisa pulih begitu cepat," ucapnya dengan napas yang terasa berat.

Wajah Celine De Fiona bersinar lembut dalam sorot cahaya obor. Dia dan Class supportnya bergabung dalam usaha penyembuhan, membacakan mantera dan memberikan buff kelincahan untuk mengembalikan stamina rombongan yang terkuras.

Namun, mantera dari class support tidak dapat mengatasi keterbatasan stamina. Meskipun mendapat penyembuhan dan kelincahan tambahan, rombongan tetap merasakan tekanan dari kelelahan yang menyerang tanpa henti.

Ketika Mask Maker memikirkan sang Lich dia jadi teringat dengan tongkat yang dimilikinya. Dia langsung kembali ke tempatnya dengan cepat melalui berbagai rintangan dan menemukan tongkat itu tergeletak ditanah.

Tongkat dengan bola kristal berwarna merah itu memancarkan cahaya yang begitu jahat.

Ketika Mask Maker menyentuhnya suara sistem berdering.

[Tongkat Scepter of Revival Lumina]

Scepter of Revival Lumina adalah tongkat ajaib yang memancarkan cahaya penuh kehidupan. Kekuatan utamanya terletak pada kemampuannya untuk menghidupkan kembali makhluk yang telah mati. Dengan hanya menyentuhkan ujungnya ke tubuh yang sudah terkunci dalam kematian, Scepter of Revival Lumina mampu mengembalikan kehidupan dan memulihkan esensi vital yang telah hilang.

Selama beberapa waktu, Scepter memberikan sumber energi kehidupan sementara, memungkinkan bayangan mempertahankan bentuk hidup tanpa harus bergantung terlalu dekat pada pemiliknya. Meskipun, setelah durasi berakhir, bayangan mengalami kelemahan sementara, menandai bahwa ketergantungan pada Scepter tetap ada.

Note : Menyalurkan energi suci dapat memurnikan tongkat dan menghilangkan panggilan dari kematian.

"Ini dia sumbernya! "

Dalam keadaan yang genting, Mask Maker dengan cepat mengambil air suci yang ada pada penyimpanannya dan memurnikan tongkatnya. Dengan gerakan tangan yang terampil, tongkat itu bersinar terang, mengubah bayangan mengerikan yang mengepung rombongan menjadi debu.

"Garret!" teriak Neil, sorot khawatir melintas di matanya saat dia melihat Garret yang penuh luka.

Celine mendekati Garret, merapal mantera penyembuhan dengan harapan, tetapi keputusasaan menyelimuti wajahnya ketika upayanya sia-sia.

"Tuan Garret, tidak!" serunya dengan suara gemetar, kesedihan melanda dirinya.

Garret, walau dalam kondisi terbatuk darah, dengan tenang menghibur Celine, "Jangan menangis, Celine. Ini adalah kebanggaan seorang tanker untuk melindungi semua orang."

Mask Maker datang dengan kebingungan melihat situasi, "Apa yang terjadi?"

Neil menjelaskan dengan suara sedih, "Garret menggunakan skill taunting skala besar untuk memusatkan serangan kepadanya. Monster bayangan itu membawa kutukan yang membuat penyembuhan sulit, dan Garret menerima begitu banyak serangan sehingga efek kutukan menumpuk."

Neil menutup matanya dengan sedih sembari memegangi tangan Garret.

"Lanjutkan perjuangan kita, demi masa depan yang ce—rah," ucap Garret dengan senyuman terakhir sebelum menghembuskan napas terakhirnya, meninggalkan kesedihan bagi semua orang.

Dalam keheningan yang menyelimuti rombongan, Mask Maker merenung dengan penuh penyesalan. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak memeriksa tongkat yang dipegang Lich dengan cepat setelah berhasil mengalahkannya.

Keputusannya yang terburu-buru dan ketidakkesabaran dalam menganalisis situasi membawanya pada kesalahan yang merugikan.

Langkah-langkah rombongan melanjutkan perjalanan tanpa kehadiran Garret, sang tanker yang selalu tertawa dengan keras, meninggalkan kesan yang begitu besar bagi setiap anggota rombongan.

Garret bukan hanya seorang tanker yang hebat, tetapi juga seorang pahlawan yang dihormati oleh semua orang. Pengorbanan dan ketegasannya telah menyelamatkan rombongan berkali-kali, hingga saat ini.

Mask Maker berjalan di depan rombongan dengan tugas yang sama untuk memastikan keamanan semua orang. Wajahnya yang tertutup topeng terlihat menyembunyikan rasa penyesalan.

Dengan setiap langkahnya, Mask Maker merasakan beban kesedihan yang membayangi hatinya, terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terlewat. Kata "andai saja" bergema dalam benaknya, menghantui setiap langkah yang diambil.

Namun, suara lembut seorang wanita memecah keheningan lamunan kesedihan.

"Hai"

Amira Kirana, dengan senyumnya yang menenangkan datang mendekati Mask Maker.

"Kau tahu bahwa ini bukan sepenuhnya salahmu kan?" ucap Amira, mencoba menghilangkan beban yang terlalu berat di pundaknya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Mask Maker, mencoba mengalihkan perhatiannya.

"Hanya mencari angin," jawab Amira sambil tersenyum.

"Kau kembalilah. Aku bagian pemantau di sini."

Amira melanjutkan, "Lihatlah, jika seandainya saja topengmu tidak menutupi wajahmu, pasti kau membuat wajah sedih sekarang."

"Apa yang kau bicarakan sekarang?" Mask Maker mengernyitkan dahinya, berusaha untuk kembali pada dirinya sendiri.

Amira memberikan pandangan tajam, "Kau bisa pura-pura tak peduli di luar, tapi kenyataan bahwa setiap kematian masih meninggalkan bekas dalam hatimu. Itu adalah beban yang besar, dan aku tahu kau tidak sepenuhnya tidak peduli."

Mask Maker terdiam, terpancing oleh kata-kata Amira. Meskipun topengnya menutupi ekspresinya, Amira berhasil menyentuh lapisan emosional yang tersembunyi dalam diri Mask Maker.

"Ini makanan ringan, aku hanya ingin memberikan ini" Ucap Amira sembari memberikan sebuah kantong berisi kue kering kearah Mask Maker.

Mask Maker menerima bingkisan itu.

"Aku akan kembali, sebaiknya kau fokus pada tugasmu. Aku tidak mau terkena jebakan kau tahu!" Ucap Amira dengan tersenyum diwajahnya.

Dia kembali ke belakang meninggalkan Mask Maker dengan perasaan tenang dihatinya.

"Sungguh aku tidak mengerti pikirannya" Gumam Mask Maker tanpa dia sadari bahwa dia sedang tersenyum dibalik topengnya.

...Bersambung.....

Siapa yang ngesimp Amira sama MC.

Kalau aku sih biasa aja ya.

*ahem

Seperti biasa like jika suka dan dislike juga tidak suka.

Terpopuler

Comments

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

sama

2024-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!