Ch 18 Dungeon Penguji Kesabaran

Jika menyebutkan topik mengenai nafsu.

Maka ada banyak yang bisa diterangkan karena jenis nafsu sendiri tidak hanya satu.

Namun yang umum dikenal oleh semua orang adalah nafsu seksual.

Jangan terkejut karena nafsu ini memang hal yang menjadi permasalahan setiap manusia.

Hal ini juga berlaku pada situasiku saat ini.

Jika kita berbicara akan nafsu, diriku sendiri sama dengan manusia pada umumnya yaitu menyukai seseorang dari lawan jenis.

Selama aku hidup seorang wanita yang dekat denganku hanya ada satu orang saja yang terpikirkan olehku yaitu Amira Kirana.

Dia merupakan sosok kecantikan yang sungguh memukau yang dapat membuat pria manapun untuk menyatakan perasaannya.

Aku seringkali berpikir bahwa kedekatanku dengannya bisa menyebabkan sebuah pisau bermata dua.

Dulu jauh dimasa lalu, hmm maksudku ketika diriku dimasa depan Amira Kirana selalu menempel denganku dengan sikapnya yang selalu penasaran.

Ini sungguh membuatku frustasi.

Bukan berarti aku tidak memiliki perasaan kepadanya.

Ini karena betapa realistisnya diriku mengenai dunia yang kacau saat itu.

Jika seandainya saja dunia tidak dalam keadaan seperti ini apakah aku akan berusaha untuk mendapatkannya?

"Hi, lama tidak bertemu" ucapnya dengan memberikan sebuah senyuman yang sangat manis.

Ilusi ini sungguh terlihat nyata namun perilaku dan sikap dari characternya jauh berbeda dari aslinya.

Ilusi Amira memandangiku dengan mata yang penuh dengan rasa cinta, dia mulai melepaskan pakaiannya sedikit demi sedikit. "Aku sedikit panas di sini" ucapnya dengan nakal.

Aku tahu ini merupakan ujian namun entah mengapa ini terlihat sungguh menggoda.

Sayangnya diriku ini terlalu sibuk dengan bahaya yang mengancam di masa depan jadi berpikir layaknya laki-laki normal itu bukanlah hal yang aku prioritaskan.

Aku masih melihat dan mendengar apa yang dia lakukan di depanku namun aku tidak bergeming dan hanya diam untuk menghadapi ujian ini.

Ada alasan mengapa ini merupakan dungeon tingkat menengah hal ini dikarenakan tujuan terciptanya ini untuk menguji tingkat kesabaran, tekad, dan semangat seseorang.

Jika seandainya saja kami melewati cara yang normal maka seluruh perjalanan akan menjadi sebuah uji nyali melawan berbagai makhluk astral yang hidup untuk mencegah hunter untuk sampai ke titik ini.

Namun proses tersebut telah hilang dikarenakan niat yang aku baca untuk menghilangkan rintangan tersebut.

Setelah 5 menit berlalu seluruh pandangan yang ada di depanku mulai berubah dan Amira Kirana terlihat kelelahan dengan semua upaya yang telah dia lakukan.

Ketika pemandangan Amira Kirana menghilang pemandangan berubah menjadi kedua orang tuaku yang terlihat sangat bahagia mendatangiku.

"Hei nak, mengapa kau tidak istirahat sejenak" ucap ayahku dengan tersenyum. "Kau terlalu lama berdiri di sana, ayo kemari duduk bersama kami melihat pemandangan di sini" sambungnya mengulurkan tangannya untuk menyuruhku menghampiri dirinya.

[Eclipse Burst diaktifkan]

Aku mengaktifkan skill dari topengku mengarahkan kepada diriku sendiri agar aku tidak bisa melihat apa yang terjadi.

[Eclipse Burst diaktifkan]

Lagi...

Ini adalah pemandangan yang membuatku goyah karena inilah seberapa besarnya cintaku kepada kedua orang tuaku.

Aku sendiri tidak yakin jika aku melihat pemandangan ini terus menerus sepertinya aku tidak mampu melangkah lebih jauh.

Aku masih memiliki kesadaran bahwa ini masih ilusi namun aku tidak bisa memecahkan ilusi ini ketika saat dimana aku memiliki [Nightshade Mask]

Jadi aku hanya mengandalkan Eclipse Burst untuk membutakan diriku sendiri.

[Eclipse Burst]

...

[Eclipse Burst]

"Hei, nak kau tidak apa-apa?" suara ibuku memecahkan keheningan.

[Eclipse Burst]

[Eclipse Burst]

[Eclipse Burst]

...

[Batas Penggunaan Eclipse Burst telah habis]

[Skill akan memasuki kondisi Cooldown]

Ah sialan Eclipse Burst hanya membutakan diriku dalam 2 detik dan aku telah menghabiskannya.

Seberapa lama aku harus menahan ini...

[Selamat karena telah bertahan dalam ujian yang diberikan Keris Pati Geni]

[Keris Pati Geni mengakui tekadmu akan tujuan yang lebih besar]

[Keris Pati Geni memberikan hadiah kepadamu]

[Hadiah disesuaikan dengan kontribusi]

[Dungeon akan runtuh sebentar lagi, silahkan bergegas keluar!]

Sialan aku hampir saja tidak dapat bertahan. Karena itu merupakan salah satu ujian yang sangat curang karena dihadapkan oleh orang tuaku.

Namun melihat dari waktu untuk menyelesaikan dungeon ini termasuk cara yang sangat cepat.

Karena beberapa rintangan tidak muncul karena aku telah mengetahui bacaan niat untuk menghilangkan berbagai rintangan.

Sungguh kembali ke masa lalu adalah salah satu kekuatan yang overpower karena mengetahui banyak hal terkait masa depan.

"Eh uangku, aku tidak melihat uangku dimana mereka!"

Febrian kebingungan dengan sekitarnya yang dimana tidak adanya uang ataupun emas yang dia pegang.

Tiap orang akan dihadapkan oleh nafsu yang berbeda-beda tergantung kepribadian seseorang. Sepertinya dia dihadapi dengan nafsu kekayaan dan dia gagal dalam menahan godaan tersebut.

"Sadarlah Febrian itu hanya ilusi"

"Sialan!, seberapa keras aku bertahan tetap sangat sulit untuk menahan godaan tersebut" ucapnya dengan memegangi kepalanya yang sakit.

Sebenarnya seberapa banyak keinginannya untuk uang?

"Kita sudah selesai di sini" ucapku sembari dengan santai meregangkan pinggangku.

"Bagaimana kamu tahu cara cepat untuk menyelesaikan dungeon ini sebenarnya?" tanya Febrian dengan heran.

"Keris Pati Geni itu budaya untuk menghilangkan hawa nafsu, aku hanya tahu bacaan niat itu dari sana"

"Hah?"

"Inilah kenapa orang Indonesia sendiri banyak yang tidak tahu kebudayaan Indonesia karena terlalu banyak budaya asing yang masuk karena efek globalisasi" balasku dengan menggelengkan kepala tidak percaya.

...

Aku dan Febrian berjalan keluar dari Dungeon dan sekumpulan orang telah berkerumun dengan ramai menunggu kami.

"Mereka telah keluar!"

Suara seseorang memecahkan keheningan yang datang dan beberapa dari mereka memotret kami dengan cepat.

Aku memegangi topengku yang masih melekat diwajahku. Khawatir bahwa wajah asliku terungkap lebih cepat.

Suara langkah kaki terdengar membuat semua kerumunan membuka jalannya untuknya.

Seorang gadis berambut coklat dengan gaya ponytail menatap ke arahku.

"Bisakah kita pergi dari sini dan berbicara secara pribadi?"

Aku hanya mengangguk dengan terpaksa melihat situasi yang sulit ini.

Tidak ada celah untuk kabur dari sini karena banyaknya orang yang berkerumun.

Karena pengaruh kekuatan gadis ini semua orang tidak berani untuk menghalangi jalan untuknya.

Beberapa pria berjas hitam juga membantu menahan berbagai orang untuk memotret situasi ini.

Apakah aku terlalu banyak menarik perhatian saat ini atau memang ada efek kupu-kupu yang terjadi tanpa aku sadari?

Ketika aku dan Febrian memasuki mobil limousine miliknya interior di dalamnya terlihat begitu mewah.

Ini merupakan salah satu pengalaman yang menarik untuk memasuki sebuah mobil orang kaya yang hanya bisa aku lihat di televisi sebelumnya.

"Apa kalian sudah makan siang?" tanya dengan tersenyum kearahku.

"Kami-"

"Sebenarnya kami sangat lapar saat ini karena lupa makan siang" ucap Febrian dengan cepat menyela diriku untuk berbicara.

"Maka aku akan memesan tempat untuk makan sekaligus mengobrol beberapa hal kecil, kalian tidak keberatan bukan?"

...

...Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!