Chapter 16 Cerminan Diri?

Ayam Cindelaras merupakan boss dungeon yang muncul untuk menghalangi misi akhir dalam penyelesaian dungeon.

Ayam Cindelaras sendiri memiliki tubuh yang luar biasa besar, sebanding dengan ukuran truk. Bulu-bulunya berkilau dalam warna emas dan ungu, menciptakan aura keanggunan dan kekuatan. Dengan kaki yang kokoh seperti tiang, ia dapat merentangkan sayapnya yang luas sejauh sepuluh meter, menunjukkan keindahan dan keagungan yang luar biasa.

Dengan sepasang mata yang memancarkan energi ajaib, ia dapat mengeluarkan skill debuff untuk melambatkan pergerakan musuh. Juga, melalui kokok nya yang merdu, dia bisa memanggil angin badai yang melibatkan petir dan kilat untuk menghancurkan lawan-lawannya. Kekuatan ajaibnya membuatnya menjadi monster yang ditakuti, sekaligus pelindung setia bagi siapa pun yang berada di pihaknya.

__________________________________________

Aku melihat kedatangan Ayam Cindelaras membuatku langsung mengerutkan kening. Karena ini merupakan salah satu boss dungeon yang sulit dimana ini tidak bisa dikalahkan dengan cara biasa.

Umumnya kami memerlukan sebuah tim besar untuk mengalahkannya namun kami hanya berdua orang jadi sangat sulit untuk membagi tugas dalam mengalahkannya.

Hal yang sulit lagi adalah dalam kurun waktu 2 menit kita diharuskan untuk membunuh ayam terakhir yang dilindungi oleh Ayam Cindelaras.

Jadi ada dua cara yang aku pikirkan untuk berhasil dalam tahap ini yaitu :

Cara pertama adalah mengabaikan ayam Cindelaras dan langsung membunuh ayam tersebut.

"Febrian apakah kau bisa mengeluarkan pisau kearah ayam itu"

"Mustahil dengan jarak yang begitu jauh, selain itu skillku tidak bisa muncul jika ada makhluk hidup yang menghalangi terutama ayam besar ini!"

"Cih dasar tidak berguna!"

"Apaan sikapmu itu!?" ucap Febrian dengan marah.

Mari lupakan cara pertama karena sepertinya temanku tidak cukup berguna dalam hal ini.

Cara kedua lebih mudah dikatakan namun sulit untuk dilakukan yaitu membunuh ayam Cindelaras dan kemudian membunuh ayam tersebut.

Waktu hanya sebentar jadi aku mengharuskan mengalahkannya dalam kurun waktu 2 menit.

Aku langsung mengaktifkan kemampuan bayangan dari kekuatan topeng.

[Kemampuan Bayangan Aktif]

Gerakanku menjadi cepat dengan menyatu ke dalam bayangan. Karena lebatnya pepohonan yang rindang membuat semua jalur menuju monster menjadi lancar.

Ayam tersebut berusaha untuk mencari diriku melalui matanya. Namun faktanya pandangan ayam itu terbatas dan selalu sulit untuk melihat sudut pandang yang berada di depannya. Jadi ketika ayam tersebut melirik kira dan kanannya aku selalu mencari sudut pandangan yang sulit dilihat.

Tanpa terkena efek debuff dari pandangannya, dia menyadari kesulitannya dalam melacak keberadaanku. Dia menjadi marah kemudian mengepakkan sayapnya dengan kasar, menyebabkan segala pepohonan roboh tersapu oleh hembusan angin yang dahsyat.

Ketika pepohonan di sekitarnya menghilang, kesulitan muncul saat aku ingin mendekat, karena kini tak ada bayangan yang bisa aku manfaatkan untuk melepaskan kemampuan bayanganku.

Karena buff dari topengku hanya berlaku jika ada bayangan.

[Buff kecepatan telah diberikan]

[Kecepatan akan bertambah dengan durasi 1 menit]

Aku menatap kearah Febrian yang berhasil merapal sebuah mantera yang meningkatkan kecepatan walaupun durasinya hanya satu menit. Aku melupakan fakta bahwa Febrian merupakan Class Support.

Karena buff ini aku masih bisa terus mendekatinya dengan cepat. Ayam Cindelaras terlihat begitu marah dan berusaha untuk berkokok memanggil gelombang bencana yang jauh lebih besar.

Aku telah berada dijarak yang dekat dengan Ayam Cindelaras dan tidak membiarkan dirinya untuk berkokok dengan tenang.

Aku membutakan pandangannya menggunakan kekuatan dari [Eclipse Burst]. Karena hal itu dia menjadi panik dan gagal dalam mengeluarkan kokoknya.

Aku ingin membunuhnya namun karena waktu tersisa sangat sedikit sekali oleh karena itu aku memutuskan untuk melemparkan dengan kuat pisau daging yang aku miliki kearah ayam terakhir yang dia lindungi.

Karena efek buta dari skill [Eclipse Burst] sendiri merupakan serangan jenis area yang dimana jika target dekat denganku maka semua terkena efeknya. Karena hal itu ayam tersebut tidak bisa menghindarinya dan mati dengan mudah.

Eclipse Burst berdurasi 2 detik dan ketika pandangan Ayam Cindelaras kembali dia menyadari bahwa ayam yang dia lindungi telah mati.

Kehebatan yang dia miliki tidak bisa melindungi orang terdekatnya. Seperti cerita dongeng yang telah diceritakan ketika dia gagal melindungi ayam lainnya.

"Maafkan aku" ucapku dengan menyesal.

Seolah memahami apa yang aku katakan Ayam Cindelaras berubah menjadi butiran cahaya yang menyilaukan dengan wajah yang terlihat menyesal.

Dia begitu sedih karena seluruh ayam kini telah musnah menyisakan dirinya sendiri.

Aku yang saat ini melihatnya seakan melihat pantulan diriku sendiri dimasa depan yang selalu gagal melindungi siapapun.

[Anda berhasil menaklukkan dungeon]

[Hadiah akan diberikan atas kontribusi yang dilakukan]

Suara sistem berdering meninggalkan keheningan yang lama ketika itu.

Aku melihat kearah Ayam Cindelaras yang telah lama menghilang.

"Hei kenapa kau melamun?"

Suara Febrian menyadarkan diriku dari lamunan.

"Bukan apa-apa"

Sepertinya aku tidak bisa makan ayam untuk beberapa hari ini.

Kami memutuskan untuk keluar dari dungeon dengan cepat sebelum dungeon mulai runtuh akibat dampak dari penyelesaian misi dungeon.

Ketika keluar kami berjalan dengan santai dan melihat orang-orang di luar telah menunggu kami.

"Tidak mungkin, mereka berhasil menaklukkannya dalam sekali percobaan!" ucap aparat keamanan yang menulis nama kami dicatatan sebelumnya.

"Mari kita cepat kabur sebelum wartawan mengepung" ucap Febrian yang dengan cepat melarikan diri.

Aku juga mengikuti apa yang dia lakukan dengan menggunakan pasif dari topeng yang aku miliki semua berjalan dengan lancar.

Setelah kami kehilangan orang yang memperhatikan kami. Aku dan Febrian memutuskan untuk menuju warung makan.

Aku melepaskan topengku ditempat yang sunyi jadi tidak ada orang yang tahu bagaimana dengan wajahku.

"Hei kekuatanmu sungguh hebat!" Febrian dengan bersemangat menepuk punggungku.

"Ini tidak seberapa dibanding skill yang kamu miliki" ucapku dengan tersenyum.

"Tidak usah memujiku, karena aku tahu sendiri bahwa skillku hebat" balasnya tanpa malu.

Setelah itu kami berdua memesan ikan untuk makan siang. Karena saat ini ikan terlihat begitu enak daripada ayam.

Bersambung...

Note : Cerita Ayam Cindelaras diambil dari cerita dongeng ya. Dalam hal ini aku akan berusaha untuk memberikan beberapa tema yang berasal dari Indonesia. Jadi jika ada beberapa nama yang berasal dari cerita dongeng jadi jangan kaget karena ini latar tempatnya Indonesia.

Namun penulisan karakter tentunya cuman karangan. Karena belum tentu sama dengan dongeng.

Intinya ada penyesuaian dengan tema fantasy sehingga tidak benar-benar mirip ya.

Terpopuler

Comments

☠zephir atrophos☠

☠zephir atrophos☠

tau kol

2024-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!