Chapter 12 Susahnya Menjadi Berpengetahuan

Aku tiba di tempat yang disarankan oleh Febrian, yang katanya menjual barang hasil buruan monster dengan harga murah. Namun, alamat yang diberikan membawaku ke sebuah gedung tua dengan palang nama [Lily Monster Store].

Ketika aku melihat gedung ini, kekhawatiran mulai menyelinap, sebab tempat ini tidak terlihat seperti "Store". Kalau saja orang menyebutnya rumah hantu, aku mungkin percaya.

Aku menelan air liur yang kering, berusaha memberanikan diri untuk masuk. Saat membuka pintu, suasana di dalam sangat berbeda dengan eksteriornya.

Gedung ini luas, dengan berbagai barang dari monster dipajang di belakang lemari kaca yang terlihat mewah. Ini menunjukkan keyakinan bahwa barang-barang ini bernilai tinggi dan sulit dicuri.

Pemandangan di dalam sangat kontras dengan luar. Tempat ini bersih dan rapi, namun aku tak melihat tanda-tanda kehadiran orang atau penjaga.

Mungkin lebih baik jika aku berjalan-jalan untuk melihat-lihat lebih dulu. Aku melangkah dari satu rak ke rak lainnya, menyelidiki berbagai barang, namun tidak menemui seorang pun, bahkan penjaga toko.

Ada sesuatu yang tidak beres, firasatku mengatakan itu sekarang.

Ketakutan yang kuduga ternyata menjadi kenyataan; tiba-tiba, ruangan ini bergerak dengan cepat membentuk suatu jalan, dan itu adalah labirin.

Aku menganalisis situasi ini sambil memperhatikan tulisan besar yang muncul di lantai.

[Mari lakukan sebuah permainan]

[Carilah jalan keluar dari labirin dan semua barang akan mendapatkan diskon]

[Jika gagal, hati-hati karena ada hukuman yang akan diberikan]

"Hadeh, bukankah ini terlalu memaksa?" ucapku, menghela napas dengan kesal.

"Jika aku menaklukkan labirin ini dengan cepat, apakah aku bisa mendapatkan satu item gratis?"

Seakan merespons kata-kataku, tulisan di lantai berubah.

[Jika berhasil dalam 10 menit, kamu bisa mengambil barang gratis apapun di toko]

Apa 10 menit? Bukankah itu terlalu meremehkan diriku?

Aku tersenyum lebar dan berjalan langsung ke depan. Keyakinanku tinggi; mencari jalan keluar dari labirin bukanlah masalah besar bagiku.

Dulu, saat bumi dihadapkan pada dungeon besar muncul dengan labirin yang sulit, aku dibantu oleh topengku untuk menyelesaikannya.

Meskipun sekarang aku tidak memiliki topeng yang menemaniku, menghadapi labirin semacam ini hanyalah hal kecil karena aku telah hafal seluk-beluk dalam menaklukkan labirin.

Jadi ada atau tidaknya topeng yang aku gunakan sekarang tidak banyak membantu jika itu hanya menyelesaikan labirin kecil ini.

Aku melangkah perlahan, dan pemandangan labirin mulai berubah dengan batu-batu yang yang umum pada labirin. Aku yakin, di jalur ini pasti ada jebakan yang muncul jika salah langkah.

Biasanya, berhati-hati tidak akan membantu dalam situasi ini. Aku hanya perlu berlari dengan langkah ringan, yakin bahwa kecepatanku dapat menghindari segala jebakan yang mungkin muncul di jalanku.

Jika kita berlari harusnya aku bisa sampai menuju tempat yang aman.

Aku berlari dengan cepat semua panah dan lubang dari labirin muncul pada langkah yang aku buat.

Karena kecepatan berlariku mampu menghindari semua itu dan sampai ke seberang dengan aman.

Ketika aku sampai dengan selamat tiba-tiba pencahayaan dari labirin semakin gelap dan membuat pandanganku menyempit.

Ketika itu terjadi, aku mendengar suara mekanis dari dinding yang berubah secara perlahan. Menyalakan penerangan mungkin tindakan umum, namun aku merasa mekanis yang aneh membuatku mengurungkan niatku.

Kemungkinan labirin ini dirancang untuk menghindari penerangan. Jika tanpa sengaja mengeluarkan cahaya, mekanisme tersebut bisa memicu jebakan yang menghancurkan sumber cahaya.

Oleh karena itu, aku menggunakan pendengaran yang difokuskan untuk mendengarkan mekanisme tersebut, berusaha mencari jalan keluar. Secara perlahan, cahaya menyilaukan datang dari arah depan.

Seandainya orang normal melihatnya, mereka mungkin menganggap itu adalah cahaya jalan keluar. Namun, aku, dengan mendengarkan mekanisme labirin, mengarahkannya ke arah kanan, berlawanan dengan pintu yang tampak terang.

Aku memutuskan untuk mengikuti petunjuk ini, dan hasilnya adalah sebuah pintu rahasia di balik labirin ini. Mekanisme di sini tampak aneh, dan aku masuk lebih dalam, memperhatikan jejak kecil pergeseran antara dinding.

Aku meraba dinding dan menemukan sebuah tombol. Saat menekannya, dinding itu bergeser, memperlihatkan sosok seorang wanita berambut hitam panjang dengan kacamata, berpakaian anggun dengan sebuah jas putih.

"Bagaimana kau bisa sampai di sini?" ucapnya marah ke arahku.

"Aku telah menemukan jalan keluar. Jadi, bagaimana dengan perjanjiannya?" ucapku tersenyum.

Dia menatapku, tubuhnya bergetar, dan wajahnya penuh kemarahan.

"Ini bukan jalan keluar yang semestinya kau ambil!"

"Hah!? Oi, jangan bilang cahaya tadi itu memang jalan keluarnya."

"Itulah yang harus aku katakan, mengapa kau malah menemukan tempatku!"

Jadi, karena kehati-hatianku, aku malah terjebak dalam situasi ini. Aku yakin tentang pengetahuanku dalam labirin, namun siapa sangka itu malah membawaku menemui orangnya langsung.

"Yah, karena aku menemukanmu, bisa dibilang juga aku menemukan jalan keluar, bukan?" ucapku dengan senyuman canggung.

"Ini—"

Dia ingin mengeluh, namun tidak bisa karena kejadian ini adalah kelalaiannya sendiri.

"Baiklah!"

Dia tiba-tiba menekan sebuah tombol di layar hpnya, dan semuanya kembali ke bentuk semula, termasuk barang-barang yang tadinya aku lihat. Sistem mekanis ini sungguh berkembang dengan baik. Aku yakin orang di hadapanku adalah seorang Maze Maker (Pembuat Labirin).

Skill unik seorang pengrajin tentu berbeda-beda, jadi tidak heran jika ini bisa terjadi. Aku menatapnya dengan tertarik, melihat bakatnya yang luar biasa.

"Apa yang kau lihat sekarang?" ucapnya dengan nada kesal.

"Labirin yang kau buat tidaklah buruk" ucapku memuji.

"Apa kau menghinaku sekarang?"

"Eh!?"

...Bersambung... ...

Hmmm untuk ini terlalu pendek chapternya karena memang ingin dipotong nantinya karena setelah ini aku berniat untuk mengubah sudut pandang. Aku tidak yakin apakah lebih baik menggunakan sudut pandang orang pertama atau orang ketiga. :v

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!