Chapter 15 Ayam Jago Bukan Ayam Kampus!

Melihat sekitar, tampaknya ini adalah hamparan hutan yang luas, dipenuhi dengan rerumputan dan semak-semak yang tinggi. Suasana alam yang lebat dan penuh dengan elemen alami menciptakan latar belakang yang menarik untuk dungeon ini.

[Untuk menaklukkan dungeon ini perlu membunuh 50 ayam dengan rentang waktu 2 menit setiap ayam agar bisa terhitung]

[Dalam prosesnya boss dungeon akan muncul untuk menghentikanmu mendapatkan ayam yang ke-50]

[Semoga berhasil]

Suara pesan sistem datang memasuki pandanganku seketika memasuki dungeon.

Kesulitan dalam menaklukkannya dungeon kecil seringkali disebabkan oleh persyaratan misi yang diberikan, yang dimana tingkat kompleksitas persyaratan misi begitu tinggi.

Meski monster yang dihadapi tergolong lemah dan tidak membahayakan nyawa seseorang secara signifikan, namun persyaratan inilah yang menjadikan dungeon kecil sulit ditaklukkan.

Karena persyaratan misi yang sulit, membuat kita harus dengan cepat mencari ayam di lokasi yang berbeda dan mengalahkannya dalam waktu kurang dari 2 menit setiap ekor untuk berhasil menaklukkan dungeon ini.

Jika dalam waktu 2 menit ayam selanjutnya tidak bisa dikalahkan maka misinya akan mengulang hitungan dari awal.

Dengan sigap, aku merenggangkan otot-ototku, mempersiapkan diri untuk memburu ayam. Peregangan itu menjadi ritual kecil sebelum memasuki pertarungan, memastikan keseimbangan dan ketangkasan yang diperlukan.

"Wah kau begitu bersemangat!" ucap Febrian dengan tersenyum menyebalkan.

"Kita berdua akan berpisah untuk berburu ayam" balasku dengan kesal.

"Bagaimana dengan senjatamu?" ucap Febrian ketika melihatku tidak memegang apa-apa.

Aku mengeluarkan senjata pemotong daging yang aku bawa dari rumah. 'Ibu maaf aku meminjam pemotong dagingmu' ucapku dalam hati sembari berdoa ibuku tidak mencarinya.

"Oi kau serius memakai itu?" tanya Febrian dengan heran.

"Ini cuman ayam, apa yang sulit?. Baiklah aku akan pergi"

"Oi kau lupa aku adalah Class Support, lah anying malah ditinggal!" teriak Febrian dengan panik.

Dengan gerakan cepat, aku mencari ayam yang akan diburu. Misi ini juga tidak terlalu sulit, jadi kekhawatiran tentang keselamatan dirinya tidak ada gunanya.

Selain itu, kemampuan unik yang dimiliki Febrian lebih menakutkan daripada milikku, sehingga meninggalkannya sendiri sebenarnya adalah keputusan yang bijaksana.

Dengan biji padi berkualitas yang telah kubeli selama perjalanan, aku dengan cermat menaburkannya, menciptakan suara gemercik yang menarik perhatian.

Sementara biji padi jatuh di antara semak-semak, aku berdiri dengan sikap yang tenang, menantikan dengan sabar kedatangan monster ayam.

Suasana hening memenuhi udara, hanya diselingi suara gemercik padi yang menambah ketegangan di udara.

Beberapa detik kemudian, suara hiruk-pikuk terdengar saat para ayam berlarian dengan ganas menuju hamparan padi yang telah aku tabur.

Melihat diriku yang sedang berdiri di dekat padi membuat mereka menatapku dengan penuh tantangan.

Tatapan mereka memberi pesan bahwa mereka melihat diriku sebagai predator yang harus dihadapi dan dikalahkan.

Dengan satu gerakan penuh keterampilan, para ayam mencakar tanah, memberikan ancaman yang tak terelakkan, menunjukkan kesiapan mereka untuk menyerang.

Tetapi, dengan sikap santai, aku melangkah cepat ke samping, mengelak dari ancaman mereka. Dalam sekejap, senjata tajamku merespon dengan cepat memotong leher para ayam dengan keindahan gerakan yang terkendali, mengakhiri pertempuran dengan dominasi yang menakjubkan.

[1 ayam telah mati]

[Batas waktu 2 menit berjalan untuk menambah hitungan ayam]

Melihat rekannya yang mati ayam jantan langsung berkokok dengan keras mengundang semua ayam lainnya datang.

Selain dari ayam jantan, ayam betina menunjukkan sifatnya yang sangar saat melihat padi berserakan.

Ayam jantan melihat keinginan dari ayam betina langsung membuat mereka bersemangat.

[Buff Ayam Jantan Aktif]

Ayam jantan, makhluk yang ingin diperhatikan oleh ayam betina, kini mendapatkan kekuatan tambahan dari semangatnya untuk menarik perhatian pasangan. Keberadaan Ayam betina di sekitarnya memberikan dorongan kelincahan dan kekuatan ekstra, menciptakan dinamika menarik di antara para ayam jantan.

Hati-hati ayam juga punya hal yang ingin dia banggakan dengan orang tersayangnya.

___________________________________________

"Terimakasih sistem untuk penjelasannya!" ucapku dengan kesal.

Meskipun begitu, sebenarnya aku tidak terlalu peduli. Bagi ku, ayam tetaplah ayam.

Tapi entah mengapa beberapa saat terlintas dipikiranku untuk mendapatkan beberapa potong daging dari mereka untuk dijadikan lalapan makan siang.

Seakan aroma masakan yang belum tercipta sudah membangkitkan selera makan, membuat perutku keroncongan dengan hanya membayangkan betapa lezatnya potongan ayam.

[2 ayam telah mati]

Oh Febrian sepertinya mendapatkan mangsanya.

Aku tidak boleh kalah.

Dengan fokus penuh, aku menyelusuri bayangan pepohonan, memanfaatkan skill pasif dari topeng yang kumiliki untuk mendapatkan kelincahan ekstra di dalam bayangan.

Sementara itu, ayam jantan terus berdatangan ketika banyaknya ayam betina mendekati padi yang terus aku tabur.

Melihat sergapan ayam dari samping, aku menghindarinya dengan cepat dan kemudian aku memandang ke atas, di mana ayam mengepakkan sayapnya mendekat dengan cepat.

Dengan sikap santai, aku memotong mereka satu per satu, sementara sayatan cakar terus menerkam ke arahku. Keseluruhan pertarungan menjadi tarian bayangan dan cakar yang terus berdatangan.

Tidak hanya itu, patukan mereka mulai datang dari arah bawah, seolah-olah ayam-ayam ini terorganisir dengan baik membentuk sebuah kelompok yang bersinergi.

Untungnya, kelincahanku cukup cepat Sehingga mampu menghindari dengan gesit serangan dari para ayam tersebut.

Pertarungan semakin intens, seolah melibatkan taktik dan koordinasi yang tak terduga dari ayam jantan ini.

[6 ayam telah mati]

[16 ayam telah mati]

[32 ayam telah mati]

Dalam medan pertarungan yang penuh kesulitan, aku berjuang keras memobilisasi seluruh energiku untuk menghindari serangan ganas ayam-ayam yang datang.

Sembari menghindari serangan, aku pun menaburkan padi untuk memancing ayam lain untuk terus berdatangan. Lupakan strategi untuk mencari ayam, aku lebih suka menggagas strategi ini.

Terlebih lagi, semangat membara ayam jantan semakin kuat saat melihat banyak ayam betina berkumpul, menambah intensitas keganasan mereka seiring berjalannya waktu.

Ketika banyak ayam mulai datang langkah kaki terdengar mendekati kearahku. Aku melihat orang tersebut adalah Febrian yang muncul dengan cepat menggunakan keterampilannya.

"Sialan, semua ayam kampus sepertinya ingin mengajakmu dansa. Tidak bisakah kau berbagi denganku?" ucap Febrian, memberikan sentuhan humor di tengah kekacauan.

"Maaf disini tidak ada ayam kampus!" balasku dengan kesal sembari memotong ayam dengan kasar hingga bulunya terbang berserakan ketika aku dengan kasar memotong melalui barisan ayam yang menyerang.

[Ayam ke-46 telah mati]

Baiklah, sekarang tinggal sedikit lagi. Ketika monster ayam telah berkurang, beberapa ayam terlihat ketakutan dan mereka berpencar ke segala arah.

"Febrian!" teriakku.

Dia mengangguk paham dan tanpa ragu mulai memburu ayam yang kabur di bagian kanan, sementara aku bergegas ke arah kiri.

[Ayam 48 telah mati]

Satu lagi.

Ruang mulai terdistorsi kemudian sebuah pisau muncul di depanku membunuh ayam yang aku kejar.

"Kamu terlalu lambat" ucap Febrian dengan senang.

Aku hanya mendengus kesal dengan skill unik miliknya.

[Keterampilan Unik Dimensi Nexus]

Dimensi Nexus adalah kekuatan yang memungkinkan manipulasi ruang dimensi. Dengan kekuatan ini, seseorang dapat mengendalikan peristiwa di berbagai dimensi, mengeluarkan benda dari dimensi tersembunyi, dan merubah lingkungan sekitarnya. Ini memberikan individu dengan kekuatan khusus kemampuan untuk memanfaatkan ruang dan dimensi secara unik.

____________________________________________

Sisa satu ayam tersisa di hadapan kami. Dengan langkah hati-hati, aku dan Febrian mendekatinya, namun tiba-tiba, tanah bergetar dengan hebat.

[Sosok Ayam Jago Cindelaras muncul, siap melindungi ayam terakhir.]

Pesan sistem berdering begitu keras.

Ayam Jago Cindelaras muncul, mengibaskan sayapnya dengan gemuruh kuat. Aura magisnya menyelimuti tempat ini, dan cahaya keemasan bersinar dari matanya. Ayam Jago Cindelaras dengan gagah berdiri, siap melindungi ayam terakhir dengan kekuatannya. Keselamatan ayam tersebut kini berada di tangan Ayam Jago Cindelaras.

...Bersambung.....

Ada yang pernah baca cerita Cindelaras?

Kalau tidak pernah silahkan cari di google ya xixixi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!