Chapter 20- Mencoba Menahan Perasaan Sakit

Chapter 20- Mencoba Menahan Perasaan Sakit

Jenderal Lionel Valden dan letnan jenderal Zayn Valentine sangat terkenal karena mereka bekerja sama dengan sempurna dan tak terkalahkan di medan perang. Mereka adalah pasang terbaik yang memiliki pemahaman diam-diam dan satu pikiran. Kedua orang ini juga memiliki julukan nama 'Azura god and bloodthirsty god'. Setiap surat kabar resmi dan berita yang diterbitkan memuji kemampuan dan sikap kedua orang itu dengan banyak kata-kata indah dan kagum.

Mereka juga memposting foto jenderal Lionel Valden dan letnan jenderal Zayn Valentine dalam pakaian formal. Karena kamu setiap hasil foto yang di ambil itu terlalu tampan dan berkharisma, banyak orang yang akan membelinya terutama bagi para gadis dan remaja. Bahkan Lowellyn juga membeli salinannya untuk disimpan. Setiap berita dan surat kabar resmi terbit dia akan meluangkan waktu dan membaca beritanya. Melihat orang yang selalu digosipkan dekat dengan Lionel Valden dia hanya akan mengabaikannya. Apalagi orang yang digosipkan berasal dari keluarga 'Valentine' ini hanya akan membuatnya kehilangan minat.

Tidak ada alasan lain mengapa dia kehilangan minatnya. Karena nama keluarganya adalah nama duke dari kota Qinzou yang terkenal dari zaman kuno. Saat pesta penobatan pangeran mahkota, Lowellyn telah melihat beberapa anggota keluarga mereka. Hampir semuanya di keluarga mereka adalah pria kasar dengan penampilan menakutkan, bahkan wanita pun terlihat sangat menakutkan. Mereka adalah kaki tangan keluarga kaisar. Oleh karena itu, bahkan jika hubungan mereka dikatakan dekat. Lowellyn tidak menganggapnya serius.

Karena dia tidak berpikir bahwa orang yang kasar dan menakutkan seperti itu akan menjadi saingannya. Tetapi sekarang, dia merasa bahwa dia mungkin salah dengan pemikirannya.

Lowellyn mengalihkan kembali pandangannya lalu menatap Zayn, dia sedikit mengerutkan bibir dan keningnya dan bertanya dengan sopan, "Nama. Apa nama lengkapmu Zayn Valentine Belois?" Dia sedikit mengepalkan tangannya kebelakang.

Pria itu mengangkat bahunya sedikit, dan tersenyum kecil, "Ya, benar. Belois adalah nama belakangku. Tapi karena aku tidak menyukainya jadi aku menyamakan dengan marga ibuku Valentine." Dia menyentuh dagunya lalu tertawa lepas. Dia terlihat lebih cantik saat tertawa.

Lowellyn mengerutkan bibirnya, "Hmn... Kalau begitu aku..." Dia berhenti sejenak untuk menekan rasa sakit dihatinya, lalu memandang Zayn sambil mencoba tersenyum, "Aku, namaku Lowellyn Fidette. Dan aku istri Lionel Valden." Dia mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Zayn.

Di Negara S, terutama di kota Qinzou. Terdapat tradisi setiap seseorang yang mengucapkan salam atau penghormatan, mereka harus mencium tangan kanan wanita maupun pria yang disukainya, atau hanya sebagai formalitas saja.

Lowellyn tersenyum getir dan mencoba menahan perasaan sakitnya. Meskipun sangat memungkinkan sebentar lagi dia bukan lagi istrinya.

Ketika dia mendengar apa yang di katakan Lowellyn. Zayn Valentine tidak menunjukkan keterkejutan ataupun bereaksi seperti orang lain. Namun, sebaliknya. Dia mendekat ke arah Lowellyn lalu terkekeh, "Hmm. Aku sudah menebaknya." Dia membungkukkan badannya sedikit dan memegang tangan Lowellyn lalu menciumnya dengan pelan dan berkata:

"Saya sangat beruntung dapat berkenalan dengan anda, nona Lowellyn". Dia menoleh ke arah Lionel untuk melihat reaksinya.

Ekspresi Lionel terlihat dingin dan tatapannya menjadi sedikit tajam, "Uhuk! Sepertinya kakek tua ini sudah mengobrol dengan ku terlalu lama, dan sekarang dia menjadi tidak sabar. Tenanglah aku tidak akan menculik istrimu."

Lionel sedikit mengerutkan alisnya. Di mata Lionel saat ini, mereka terlihat sangat romantis dan sangat serasi.

Mendengar perkataan Zayn, Lowellyn tertawa kecil. Andai saja yang dia katakan itu benar, mungkin dia akan merasa sangat bahagia.

Lowellyn menatap wajah suaminya. Benar saja suaminya memang terlihat sedikit tidak sabar. Dan reaksinya saat melihat tangan Lowellyn yang tengah di genggam Zayn sedikit dingin dan tajam. Setelah kehilangan ingatannya, wajahnya yang selalu dingin dan tegas menunjukkan banyak ekspresi, yang membuat orang jadi salah paham. Bahkan kepribadian dan keseluruhan orang itu jauh lebih hidup dari pada sebelumnya yang bertemperamen dingin.

Meskipun begitu, Lowellyn belum terbiasa dengan perubahan sikap yang mendadak itu. Ketika dia berjalan ke arah ranjang rumah sakit, Lowellyn tanpa sadar dengan refleksnya meminta maaf kepada Lionel yang menatapnya tak puas, "Maaf, maaf. Kamu, Apa kamu sudah menunggu lama?" Dia menatap wajah suaminya sebentar dan menundukkan kembali kepalanya.

Dia terlihat sedikit ragu-ragu ketika dia menanyakan kalimat ini, wajahnya sedikit suram. Dia merasa bahwa tidak pantas menanyakan hal ini. Lagi pula Lionel tidak pernah menunggunya selama ini. Dan hanya dirinya yang selalu menunggu dan mengejarnya.

Lionel memandanginya sejenak dan berkata dengan nada sedikit sedih, "Ya. Aku sudah menunggu lama." Dia mengulurkan tangannya untuk meraih ujung pakaian Lowellyn dengan ekspresi kasihan, dan berkata kembali, "Hmn... Tidak bisakah kamu datang lebih pagi lagi? Aku sudah lama menunggumu dan berharap kamu adalah orang pertama yang mengunjungi ku. Lalu bagaimana dengan sup dan buburnya? Aku menantikannya." Matanya terlihat berbinar.

Sontak saja reaksinya mengejutkan mata Lowellyn, saat dia mendengar kata-kata dan sikap yang di tujukan Lionel. Melihat pemandangan ini sangat lucu, Zayn Valentine tersenyum tipis.

Setelah kehilangan ingatannya, Lowellyn dibuat terguncang dua kali olehnya. Wajahnya sangat memerah dan reaksinya sedikit berantakan. Dia mengalihkan pandangannya dari Lionel dan buru-buru mengeluarkan apa yang dia bawa saat ini, "Ah, aku.. aku sudah membawa sup dan buburnya. Sekarang kamu bisa memakannya." Dia membuka tutupnya dengan perlahan.

Setelah tutupnya dibuka, aroma sup meluap keluar. Aromanya sangat harum dan warnanya sangat kental, yang membuat selera orang bangkit.

Lowellyn menyerahkan mangkok dan sendoknya, lalu berkata, "Cobalah mencicipinya. Mungkin rasanya tidak enak, ini masih agak panas, jadi kamu harus meniupnya sebelum memakannya."

Lionel hanya menganggukkan kepalanya sedikit, kemudian meniupnya dengan pelan.

Dia tiba-tiba tersadar dan memikirkan jika ada Zayn Valentine yang berdiri di sebelahnya, dan dengan cepat dia bertanya, "Tuan Zayn, apakah kamu sudah sarapan? jika belum, apakah kamu menginginkannya? Mungkin rasanya tidak seenak masakan chef terkenal. Tetapi, saya dengan tulus memasaknya." Dia tersenyum lembut.

Zayn yang awalnya tidak ingin mencicipinya. Tetapi, ketika dia melihat Lionel yang dengan cepat menghabiskan makanannya dan meminta tambah, dia berkata dengan licik, "Apa. Bolehkah aku mencicipinya? Kalau begitu aku benar-benar merasa terhormat bisa mencicipinya. Terima kasih, Nona Lowellyn." Dia mengulurkan tangannya dan menerima mangkok sup yang diberikan Lowellyn kepadanya.

Melihatnya yang seperti ini, Lowellyn sedikit terkejut dan berkata, "Tidak perlu sungkan. Sama-sama."

Dia menatap wajah Zayn sejenak dan memalingkan kembali wajahnya. Sebenarnya dia hanya bersikap sopan. Lagi pula Zayn Valentine terlihat tampak seperti dia tidak akan makan apapun tanpa pandang bulu.

-

^^^Bersambung...^^^

Terpopuler

Comments

💦 maknyak thegech 💦✔️

💦 maknyak thegech 💦✔️

oihhh manis dan manjanya sikap Lionel

2024-02-11

0

🦅WIDODO🦅

🦅WIDODO🦅

zayn sedikit menggoda lowellyn haaa ekpresi Lionel kelihatan dingin 🤭cemburu kayak nya

2024-02-04

0

❑⃝★⏤͟͟͞͞ 𝑵𝒂𝒄𝒂𝒏ᵈᶦᵃⁿ★❑

❑⃝★⏤͟͟͞͞ 𝑵𝒂𝒄𝒂𝒏ᵈᶦᵃⁿ★❑

Lionel cemburu kah/Slight/

2024-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!