Chapter 2- Pria Berdarah Dingin Lionel Valden
Dengan alasan yang jelas serta bukti-bukti yang cukup kuat, pernikahan ini dapat dibubarkan dan tidak diperlukan surat untuk rujukan lagi. Karena jika kamu terus melanjutkannya, itu hanya akan terbuang sia-sia.
Staf wanita itu kembali menatap lekat gadis yang berdiri di hadapannya. Sebelum dalam batinnya berkata, "Gadis ini memiliki kecantikan tinggi, bibirnya yang terlihat sedikit merah terlihat sangat menggoda, rambut serta postur tubuh yang terlihat sangat anggun begitu menawan, dan kulit yang putih, bahkan seputih salju. Gadis ini adalah tipe yang akan disukai oleh banyak orang! meskipun dia sesekali mengernyitkan bibirnya namun dia masih terlihat cantik dan mempesona. Tetapi saat ini ekspresinya penuh dengan teka teki dan kesusahan. Gadis ini benar-benar sangat mencintainya." Geleng kepala
Jika memikirkan desas desus jenderal Lionel Valden, yang katanya pria berdarah dingin, dengan sifat yang sulit untuk didekati, dan dia sangat tidak ramah. Tetapi, tetap saja dia memiliki kemampuan tempur dan bisnis yang hebat. Bahkan katanya dia mulai berkecimpung di dunia bisnis saat usianya menginjak tujuh belas tahun, bukan hanya itu dia juga menjadi prajurit muda hanya dalam beberapa tahun.
Dengan pangkatnya yang sangat tinggi, dia telah menarik perhatian pria maupun wanita yang tak terhitung jumlahnya. Dan sekarang dihadapannya saat ini, wanita yang membuat semua orang merasakan, getir dan cemburu, tengah berdiri. Dan dia ingin membubarkan pernikahannya yang membuat semua orang iri.
Dengan suara lembut, dan alis yang sedikit di naikan ke atas, wanita itu kembali bertanya pada Lowellyn:
"Sepertinya anda masih memiliki perasaan yang begitu mendalam dengan suami anda. Bagaimana jika anda mencoba beberapa metode untuk meningkatkan hubungan kalian satu sama lain, mungkin saja itu akan berhasil jika di coba?"
Wanita itu dengan semangatnya memberikan saran kepada Lowellyn, untuk mencoba meningkatkan hubungan di antara mereka dengan cara lain. Namun ekspresi Lowellyn menunjukkan sebaliknya, dia mengigit ujung bibirnya sambil tersenyum masam.
"Ya".
Suara Lowellyn terdengar sangat pelan dan begitu lelah untuk mengucapkan beberapa kata, "Mungkin jika aku menggunakan metode itu pada orang lain, itu akan berhasil. Tapi jika itu dia, maka hasilnya sudah pasti tidak. Dia begitu sangat membenciku, tidak! bukan, itu bukan rasa benci, itu lebih terlihat seperti merasa jijik padaku."
Lowellyn menunjukkan senyum tak berdaya di wajahnya. Yang membuat dirinya seolah terlihat sangat putus asa dengan kehidupan yang sangat pahit itu. Karena bagaimanapun dia sudah melakukan banyak cara dan usaha untuk mendekati Lionel. Merayunya, mengancam dan memaksa, dan bahkan mengikutinya dengan nekat tampa memperdulikan keadaannya sendiri. Tetapi semua yang dia lakukan itu hanya sia-sia. Ketika Lowellyn memandangnya bahkan sambil naik di atas tubuhnya, mata dan tatapannya masih dingin, acuh dan bahkan sedikit mengelak atau pura-pura tidak tahu.
Lionel terlihat seperti sebuah benteng yang berdiri kokoh walaupun diterpa oleh badai sekalipun, dia seperti membelenggu dan mengunci perasaan, mata serta dirinya sendiri rapat-rapat. Agar orang lain tidak bisa membobol ataupun mencairkan dirinya.
Melihat ekspresi Lowellyn, wanita itu kembali menghela nafas dalam hatinya dan suaranya menjadi semakin melunak, "Tidak seperti itu, mungkin anda salah paham pada suami anda. Mungkin sifat dan sikap jenderal Lionel seperti itu secara alami, dan jika jenderal Lionel benar-benar tidak memiliki perasaan untuk anda, mungkin dia sudah mengambil inisiatif untuk perceraian dengan cepat. Itu tandanya dia mungkin memiliki perasaan pada anda. Dan juga, dia tidak pernah datang ke sini.. mungkin saja anda masih memiliki kesempat..."
"Dia akan datang kesini besok pagi, karena hal ini dialah yang memintanya"
Lowellyn dengan cepat memotong perkataan wanita yang ada dihadapannya itu. Dengan perasaan yang rumit, dia menundukkan kepalanya kebawah dan bibirnya sedikit bergetar seolah-olah dia merasa malu, oleh perkataannya barusan.
Setelah mendengar perkataan Lowellyn, wanita itu sangat terkejut, dan merasa sangat canggung pada Lowellyn, lalu berkata, "To-tolong jelaskan, saya kurang mengerti dengan perkataan anda barusan! apakah saya yang salah dengar atau apa? ."
Dengan rasa penuh keengganan, serta bibirnya yang terasa berat untuk berucap. Namun Lowellyn terpaksa harus menjelaskan hal itu, dia mulai bercerita tentang dua bulan yang lalu. Saat dimana dalam enam tahun pernikahan, dia merasakan sangat bahagia karena menerima panggilan itu! baginya yang tak pernah menerima hal-hal sepele itu adalah sesuatu yang sangat besar. Karena selama ini Lionel tidak pernah berinisiatif untuk menghubunginya sekalipun.
Dan setiap kali sesuatu terjadi, Lionel hanya meminta sekretarisnya Austin untuk menghubungi Lowellyn atau mengirim pesan singkat untuk memberi tahu dia. Itu adalah kali pertama, pria yang dia cintai selama enam tahun itu berinisiatif menghubunginya duluan. Lowellyn merasa sangat terkejut dan senang pada saat itu, namun dia juga merasakan gelisah kala itu.
Lowellyn masih mengingat dengan sangat-sangat jelas setiap perkataan yang diucapkan Lionel dengan terperinci, bahkan ekspresi dirinya saat membalas ucapan Lionel pada saat itu masih terukir jelas. Dengan wajah yang terlihat sangat memerah karena saking senangnya, dan dengan tangan yang bergetar dia menggeser keatas tombol terima untuk terhubung dengan Lionel.
Dia dengan fokusnya melihat wajah tampan Lionel yang muncul di layar, tampa berkedip maupun mengalihkan pandangannya dari apapun. Lowellyn hampir dibuat ingin menangis sejenak, namun sebelum hal itu terjadi, suara dingin serta sikap acuh tak acuh Lionel terdengar lebih dulu.
"Aku akan pulang dalam dua bulan lagi, tepatnya tanggal 7. Kamu bisa bersiap dan menyiapkan perasaanmu terlebih dahulu dan pergi ke suatu tempat bersama ku."
Dengan ekspresi dan sikap yang sama, yang ditujukan oleh Lionel pada saat itu. Lowellyn sekali lagi merasakan perasaannya melemah dan sedikit memudar.
Mendengar Lowellyn menceritakan kembali hal itu, dan melihat mata merahnya yang tengah berkaca-kaca, jika dia bercerita lebih lanjut takutnya air mata yang sulit dia bendung akan tumpah keluar dengan cepat.
Staf wanita itu merasa sedikit sakit dan simpati, dia mencoba untuk menenangkan lowellyn sambil berkata, "Nyonya, mungkin jenderal Lionel tidak bermaksud untuk pergi kesini! mungkin saja dia berkata pergi ke suatu tempat untuk memberikan surprise padamu dan mungkin saja anda menafsirkan perkataannya dengan keliru..."
"Hahaha... ke mana lagi kami bisa pergi?" Lowellyn tertawa sedih, setelah mengucapkan perkataan itu. Dia merasa tubuhnya seperti tengah di sayat-sayat oleh ribuan pedang saat ini, meskipun begitu dia tetap melanjutkan perkataannya, "Aku tidak ingat ke mana dia bisa memintaku pergi atau bahkan memang tidak pernah ada permintaan seperti itu, bahkan jika ada itu mungkin hanya agan-agan ku saja".
-
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
kok rasa²nya aneh ya... sebenarnya Lionel mencintai Lowellyn atau membenci lowellyn?
aku takutnya, lowellyn salah paham.. bisa jadi kan lionel memang kaku, dingin dan flat begitu, sebab gk paham urusan cinta asmara. krna gk pernah pacaran cinta²an.. hidupnya isinya kerja, tempur, perang dan ngitung mikir. jadinya lemah urusan pernikahan. 🤔 aku mikirnya begitu sih.. jadi Lowellyn mohon jangan salah paham ma suami kaku flatmu itu. pertahankanlah pernikahanmu.. buatlah suamimu bisa luluh hatinya dan bisa lembut lagi ma kamu...
eman-eman jika bercerai, jika masih bisa dibenahi.
2024-02-09
0
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ𝐌ᴜᷞʀͧɴᷠᴀᷧ
lalu apa maksud Lionel dengan berkata seperti itu?
2024-02-09
0
❤️⃟Wᵃf𝙎heilla ˡᵉᵉ
metode yang kek gimana?? sebesar apapun cinta lowellyn kalau di abaikan terus pasti bosan lah
2024-02-09
1