Chapter 7- Lionel Valden Akhirnya Bangun
Lowellyn menatap ke arah sang nenek dan berkata, "Aku! aku.. aku tidak seper..."
Namun sebelum dia menyelesaikan perkataannya sang nenek dengan cepat memotong perkataannya, dan berkata dengan nada mengejek:
"Apa kamu berharap untuk membuat orang mengubah kesan tentangmu, menggunakan sandiwara itu? Orang tua dulu berkata, sifat alami manusia tidak akan pernah mudah berubah! Sama halnya dengan niat burukmu tidak akan pernah bisa dihilangkan. Orang sepertimu yang melakukan segala cara dengan menggunakan ancaman demi bisa menikahi seorang pria, harusnya dikeluarkan dari kota Qinzou".
Mendengar kalimat ini wajah Lowellyn menjadi sangat pucat. Perkataan itu membuat hatinya merasa sakit, sedikit demi sedikit dia berpikir kesabarannya tidaklah berarti apa-apa. Namun, tidak ada cara untuk membenarkannya. Karena dirinya tidak di dalam kondisi yang dapat mengkritik perkataan maupun sikapnya.
Ketika Lowellyn berusia 17 tahun, dia jatuh cinta pada Lionel Valden yang berusia 22 tahun pada pandang pertama. Lowellyn terlihat seperti seorang pemburu, yang tidak akan pernah melepaskan mangsanya. Dia melakukan apa saja demi mendapatkan Lionel Valden! Meskipun Lionel selalu menolaknya dengan sikap dingin dan acuh, tetapi dia tidak pernah menyerah. Semua cara telah dia lakukan, namun hasilnya selalu gagal.
Karena tidak berhasil dengan cara-cara biasa, kemudian dia menggunakan kelemahan Lionel Valden untuk memaksanya menikah dengannya. Setelah berhasil menikah dengan Lionel, dia beranggapan telah mendapatkan hati Lionel dan semuanya ada dalam genggaman tangannya. Namun, apa yang dia dapatkan malah kebalikannya! Kehidupan pernikahan yang begitu acuh tak acuh tanpa adanya kebahagiaan sedikit pun.
Lowellyn pikir dia akan mendapatkan cinta yang tulus dari Lionel setelah mereka melakukan hubungan intim di malam itu. Di malam saat mereka berhubungan intim dengan sangat menggairahkan, dia berspekulasi bahwa kehidupan pernikahan mereka akan dipenuhi dengan rasa cinta dan kebahagiaan untuk selamanya. Tetapi, keesokan harinya Lionel justru memilih untuk pergi ke medan perang tanpa meninggalkan pesan apapun pada Lowellyn dan sejak saat itu dia terus diabaikan olehnya. Hal itu bahkan tersusun dengan sangat baik seperti telah direncanakan sebelumnya.
Dan sehari sebelum pernikahan mereka dilaksanakan, Lionel Valden menyerahkan perusahaan pada sekretaris kepercayaannya untuk dikelola. Dia bahkan telah mengurus semuanya, baik itu dari hal kecil maupun hal besar.
Bahkan jika Lionel sesekali pulang ke rumah, dia hanya akan bersikap dingin, acuh tak acuh dan mengabaikannya. Meskipun Lowellyn dengan sengaja membuat masalah, dan menggunakan berbagai metode dan berbagai trik. Lowellyn bahkan menggunakan trik rendahan untuk menggodanya, dengan menanggalkan semua pakainya lalu menggeliat-liat di atas t*buh Lionel. Tetapi, dia justru hanya mendorong Lionel semakin dan semakin menjauh.
Dan ketika dia introspeksi kembali apa yang telah dia lakukan selama ini adalah hal yang salah, dia menyesal dan mulai mengubah dirinya sendiri. Namun, dia sudah tidak punya kesempatan.
Sang nenek menatap tajam ke arah Lowellyn, dan dengan suara keras dia berkata, "Motif mu sudah terlihat sangat jelas di wajahmu. Kamu pasti sangat senang mendengar bahwa dia menderita amnesia? Memikirkan saat ini, kamu dapat menggunakan waktu ini untuk mempertahankan pikiran suamimu! Aku katakan sekali lagi, itu sama sekali tidak mungkin. Cucu kesayanganku hanya akan menyukai anak-anak dengan karakter dan sifat yang baik dan tulus. Dan orang sepertimu, tidak peduli apa pun yang akan terjadi nantinya! Dia tidak akan pernah melihat dan melirik mu."
Tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya, sang nenek semakin menambah keras volume suaranya. Orang-orang yang berlalu lalang dan mendengarkan kalimat itu sedikit merasa dejavu. Karena tidak seharusnya mereka membicarakan masalah pernikahan di depan umum.
Sang nenek kembali melirik ke arah Lowellyn dengan sikap dingin, dan berkata: "Aku menantikan hari di mana ketika kamu membubarkan pernikahan ini."
Mendengar hinaan dan ejekan dari sang nenek yang terus menerus, Lowellyn tetap diam dan terus menerimanya begitu saja tanpa ada pembelaan sedikitpun terhadap dirinya sendiri.
Sejam berlalu dengan sangat cepat. Dan akhirnya sang nenek selesai berbicara, dia mungkin telah mengeluarkan semua kekesalan dan unek-unek dalam dirinya saat ini pada Lowellyn.
Lowellyn melihat suasananya sedikit menjadi lebih tenang, dan dia akhirnya berbicara dengan pelan namun terlihat tegas, "Tetapi saat ini aku masihlah istri sahnya 'bukan? Mungkin kata-kataku ini terdengar ambigu bagi kalian" Sambil berbicara dengan tenang, matanya sesekali tertuju ke arah Lionel yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit. Dia mengalihkan kembali pandangnya dan berkata dengan suara sedikit berat, "Sebagai seorang istri aku akan memikul tanggung jawab dan akan merawatnya dengan baik sampai ingatannya pulih kembali".
"Dan setelah dia mendapatkan semua ingatannya kembali, aku berjanji akan segera pergi ke tempat jauh dan melepaskannya." Suaranya terdengar semakin berat, namun hal ini adalah satu-satunya cara baginya agar melihat Lionel hidup bahagia.
Mendengar kalimat ini, ekspresi sang nenek terlihat sangat puas. Dan dengan cepat dia berkata, "Bagus! aku akan mengingat ucapan dan janjimu ini dengan sangat baik".
Tiga hari kemudian
Karena Dr. Theo berkata bahwa Lionel akan bangun setelah melewati 3 hari, sebagai besar orang yang datang saat itu kembali ke rumah sakit militer untuk menyambutnya. Suasana di tempat itu terlihat sangat ramai dan sedikit berisik. Tatapan mereka semua tertuju ke arah jendela kaca, dan menunggu detik-detik saat Lionel Valden membuka kedua matanya.
Mereka semua menghitung mundur waktunya bersama-sama, dan saat hitungan mereka berakhir di angka satu. Benar saja apa yang di ucapkan Dr. Tho menjadi kenyataan. Lionel Valden benar-benar bagun setelah tiga hari.
Lionel Valden membuka kedua matanya perlahan-lahan tanpa ekspresi diwajahnya. Dia bahkan tidak merespon maupun menanggapi panggilan dari orang-orang. Bahkan ketika sang nenek yang disayanginya memanggilnya beberapa kali, tetap saja dia tidak meresponnya. Lionel seakan terlihat menjadi seseorang tanpa jiwa yang telah kehilangan semua esensi ditubuhnya. Dia hanya diam layaknya seorang lukisan.
Meskipun ada kekecewaan di wajah mereka, karena hal ini. Tetapi, mereka merasa sangat lega karena akhirnya dia bisa bangun meskipun tanpa respon.
Melihat reaksi ini, Dr. Theo memutuskan agar Lionel tetap tinggal di unit perawatan intensif sampai keadaannya membaik. Karena dia perlu mengamatinya selama seminggu ini, jadi akan sangat mudah baginya untuk memperhatikan kondisi Lionel di tempat itu, dengan peralatan canggihnya. Dia terus mengamati Lionel dalam waktu dua jam sekali.
Hari-hari terus berlalu, dan tidak terasa seminggu telah tiba. Selama seminggu ini, Lionel sering dalam keadaan lelah dan pusing. Dia merespon panggilan orang, tetapi tidak menanggapinya. Meskipun begitu kemajuan ini sangat bagus untuknya.
-
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ𝐌ᴜᷞʀͧɴᷠᴀᷧ
mestinya nenek bersikap bijaksana dalam menghadapi Lowellin..
2024-02-09
0
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Astaghfirullahal'adzim.. ternyata niat awalmu buruk tdk bagus dan dengan cara buruk untuk meraih cintamu.. walau ku tahu tujuanmu baik mencintai Lionel. tapi salah niat dan caramu Lowellyn. Ya meski cinta itu tak salah. yg salah menempatkan pada posisi yg tdk baik.. itu sama saja menyakiti dirimu sendiri dan orang banyak. Jdi terima semua itu, krna wjar jika nenek, Lionel dan keluarga Valden marah juga membencimu. karna keterlaluan caramu itu. 🤦♀🤦♀😑😒🤣🤣 Cinta cinta.. derita tiada akhir. membuat gila dan buta. 🤦♀
Alhamdulillah Lionel sadar dari koma masa kritisnya. selamat ya Lionel.. tinggal nunggu kelanjutannya kyak gimna 🤣🤣🤣
2024-02-09
0
𝓓𝓮𝓪
bener emang cinta itu buta
2024-02-09
0