Chapter 10- Menghindari Pertanyaan Lionel Valden

Chapter 10- Menghindari Pertanyaan Lionel Valden

Namun pada akhirnya dia justru di dorong ke sisi lain dan semakin menjauh. Kecuali saat dia tidak mengungkapkan pikirannya pada awalnya mungkin itu tidak akan pernah terjadi. Sikap Lionel terhadapnya sangatlah dingin dan acuh tak acuh, tidak ada cinta maupun pujian meskipun hanya sedikit di hatinya. Jadi jika Lionel memiliki sikap yang dingin terhadapnya, dia tidak akan lagi merasa terbebani karena dia telah menanggung terlalu banyak dan dia akan terbiasa.

Dia terus menahan air matanya agar tidak berjatuhan seperti sebelumnya. Tetapi, saat dia mengingat pujian yang di ucapkan Lionel lagi. Pertahanannya menjadi hancur, dan air mata itu sekali lagi berjatuhan tak terkendali. Pada akhirnya, Lowellyn merasa tubuhnya menjadi lemas dan tak bertenaga.

Dia berjalan selangkah ke depan, namun terjatuh ke lantai karena kurangnya keseimbangan tubuh. Wajahnya yang terlihat sangat sembab dan terus terisak membuatnya seketika sadar. Dia merasa bahwa dia terlihat sangat memalukan saat ini, dan ketika dia ingin menghapus air mata di pipi menggunakan punggung tangannya. Sebuah tisu tiba-tiba diberikan kepadanya. Lowellyn sedikit tercengang, lalu mengangkat kepalanya dan melihat Lionel yang berdiri dihadapannya dengan ekspresi khawatir di wajahnya.

Mata Lowellyn seketika melebar ketika melihat pria itu ada di hadapannya, dan dengan ragu Lionel berkata, "Haruskan aku menggunakan ini untuk menyeka air matamu? Aku merasa sedikit sakit saat melihatmu mena..."

Melihat ini, Lowellyn mencoba berdiri dengan panik lalu berkata, "Kam.. kamu belum di izinkan untuk berdiri. Cepat berbaring kembali di tempat tidur. Tubuhmu bahkan masih lemah, tapi kamu memaksakan untuk berdiri. Kamu sangat ceroboh, bagaimana jika sesuatu terjadi padamu. Aku, aku tidak..."

Karena sangat panik, dia bahkan mengabaikan air matanya dan pergi untuk membantu Lionel. Dia merasa sedikit bingung, ketika dia merasa pria itu meletakkan sebagian besar berat badannya padanya. Dengan tubuh mungil dan kecilnya, dia harus menahan rasa berat itu. Dia dengan hati-hati membantunya untuk berbaring di tempat tidurnya, dan perasaan sedihnya seketika hilang begitu saja, saat dia melihat Lionel yang berusaha memberinya tisu.

Lowellyn menyeka air matanya dan berkata dengan suara panik, "Apa, apakah ada yang sakit? bagian mana? haruskah aku memanggil dokter untuk memeriksanya..."

Lionel mengangkat tangan kanannya dan berkata dengan pelan, "Tidak perlu, untungnya aku hanya tidak bisa mengingat apapun dan itu tidak berpengaruh pada tubuhku,"

Dia mengepalkan kedua tangannya lalu menatap ke arah Lowellyn dan berkata dengan kurang yakin, "Bisakah aku mengingatnya dan mendapatkan semua ingatanku kembali dalam waktu satu tahun?"

Mendengar kalimat ini, Lowellyn terdiam sesaat lalu berkata dengan nada sedikit berat, "Ya, dalam satu tahun. Kamu sudah dapat mengingatnya semuanya kembali".

Lionel memperhatikan setiap kata-kata yang di ucapkan wanita itu, dan merasa ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Dia sedikit mengerutkan bibirnya lalu memandangnya dengan penuh kasih dan berkata, "Kita pasangan dan kekasih... apa kita sudah menikah?"

Melihat reaksi ini, Lowellyn menganggukkan kepalanya dengan rasa sedikit panik lalu berkata, "Ya, kita sudah menikah." Wajahnya terlihat sedikit masam.

Mendengar hal ini, Lionel tampak senang. Dan dengan antusiasnya dia bertanya, "Kapan itu terjadi?".

"Enam tahun yang lalu, tepatnya pada musim semi kita menikah." Ketika sampai di kata-kata ini, hati Lowellyn terasa hancur dan berantakan.

Mendengar kalimat ini, pria itu tampak terkejut dan sedikit tidak percaya. Dia memandangnya dengan lembut dan berkata, "Sudah lama sekali, tapi kamu terlihat sangat muda. Hnm.. apakah aku telah menculik dan memaksa mu untuk menikah denganku atau aku melakukan metode khusus, dan hal-hal aneh lainnya?"

Lowellyn merasa sedikit bersalah, dia menurunkan pandangnya dan berkata, "18 tahun. Kita menikah ketika aku berusia 18 tahun, kamu tidak menculik ataupun melakukan hal-hal aneh apa pun."

Ketika pria itu bertanya apakah dia menggunakan cara aneh atau memaksanya untuk menikah dengan dirinya. Dalam hatinya dia merasakan sakit yang menusuk, karena dia telah menggunakan metode khusus untuk memaksa pria ini untuk menjadi pasangan yang sah secara hukum dengan dirinya sendiri. Bahkan saat ini dia masih ingat dengan jelas ketika mereka mengajukan permohonan pernikahan mereka, sistem membutuhkan foto pernikahan untuk melengkapi datanya.

Saat itu adalah momen yang sangat dinantikan oleh banyak pasang. Ketika mereka berfoto bersama di depan kamera, yang satunya terlihat penuh kebahagiaan dan kebanggaan, tetapi yang lainnya terlihat dingin dan acuh tak acuh. Jelas itu adalah foto bahagia yang dinantikan, tetapi siapa pun yang melihatnya bisa merasakan bahwa pernikahan mereka tidak akan ada kebahagiaan dan cinta sedikit pun, dan itu jelas tidak akan bertahan lama.

"18 tahun? bukankah ini masih di bawah umur.. benar saja aku pasti melakukan cara-cara khusus. Berapa umurku sekarang?"

Melihat reaksi Lionel yang sedikit polos, Lowellyn tertawa kecil sebentar dan berkata, "28 tahun. Kamu adalah jenderal termuda di negara S ini, dan sekaligus seorang presdir terkemuka yang sangat terkenal".

Dia terus menceritakan identitas asli pria itu dengan tegas dan fokus. Tetapi, reaksi yang dikeluarkan oleh Lionel terlihat berbeda. Dia terlihat tidak bangga dengan ini, bahkan jika dia kehilangan ingatannya sekarang. Fokusnya lebih di antara mereka berdua. Namun, apa yang di ceritakan oleh Lowellyn saat ini hanya terfokus pada kehidupannya. Bahkan dia tak membahas hal-hal mengenai mereka berdua sedetik pun.

Dan saat pria itu bertanya mengenai hubungan mereka, Lowellyn dengan cepat menghindari pertanyaan maupun tatapannya. Berapa kali pun dia bertanya hasilnya akan selalu sama, jika tidak menghindar dia hanya akan mengganti arah pembicaraannya.

Lionel merasa terganggu oleh hal ini sedikit demi sedikit. Dia mengerutkan bibirnya lalu memotong perkataan Lowellyn, "Kalau begitu, apakah kita punya anak?" Dia berhenti sesaat untuk melihat reaksi wanita yang ada di hadapannya saat ini.

Setelah melihatnya, dia tidak terkejut sama sekali dengan reaksi wanita itu. Karena reaksi Lowellyn saat ini terlihat sangat jelas di wajahnya yang kecewa dan putus asa. Dia merasa sedikit sakit saat melihatnya dan dengan cepat dia menjawab pertanyaannya sendiri, "Seharusnya tidak 'kan? aku sudah jawab perkataan ini dengan benar. Karena Austin Parviz baru saja mengatakan bahwa wanita tua dan wanita yang disebelahnya adalah satu-satunya kerabat kandungku di dunia."

Ekspresinya terlihat kacau dan dia tampak sangat bingung, dia mencoba menghindari topik ini. Namun, karena rasa penasarannya akhirnya dia bertanya sambil memandanginya, "Kenapa kita belum memiliki anak selama enam tahun pernikahan?"

Sontak saja pertanyaan ini membuat Lowellyn Fildette semakin bingung. Dia tidak tahu dimana dia harus menatap, atau memulainya.

-

^^^Bersambung...^^^

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf Zeno Bachtiar◌ᷟ⑅⃝ͩ●

❤️⃟Wᵃf Zeno Bachtiar◌ᷟ⑅⃝ͩ●

yah, fotonya dipermalsahkan jg disini. pasti klu org lain melihat seksama, kalian itu tdk akur dan cinta. utg sj tdk byk yg tahu hub kalian yg saling berjauhan

2024-02-09

0

❤️⃟Wᵃf Zeno Bachtiar◌ᷟ⑅⃝ͩ●

❤️⃟Wᵃf Zeno Bachtiar◌ᷟ⑅⃝ͩ●

ternyata lowellyn lah menggunakan metode aneh dalam pernikahan mereka. mgkin kah dia terlalu dibutakan oleh cinta??

2024-02-09

0

❤️⃟Wᵃf Zeno Bachtiar◌ᷟ⑅⃝ͩ●

❤️⃟Wᵃf Zeno Bachtiar◌ᷟ⑅⃝ͩ●

iya jg sih, umur kalian terpaut jauh. kenapa ya kok bs menikah? wajar lionel tanya kan sdg hilang ingatan

2024-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!