Chapter 14- Lionel Merasa Sangat Puas

Chapter 14- Lionel Merasa Sangat Puas

Dia menepuk-nepuk kembali kedua pipinya dengan pelan lalu keluar. Ketika dia keluar pandangannya langsung tertuju kearah pria yang berada di atas ranjang rumah sakit, pria itu terlihat sedang sibuk menggunakan gelang komunikator yang berada di pergelangan tangannya. Perangkat ini disediakan untuk mencari informasi dengan cepat, dapat berkomunikasi dengan orang-orang dan merekam berbagai hal.

Apalagi identitas Lionel Valden yang seorang jenderal muda sekaligus presdir, jadi untuk memudahkannya dia menggunakan gelang komunikator. Layaknya handphone di masa sekarang, tetapi perangkat ini lebih canggih. Tanpa perlu menyalakan layar dan menggunakan aplikasi, perangkat ini bisa mengaksesnya sendiri dan mereka hanya perlu bertanya.

Lowellyn melihat pria itu tanpa rasa ragu-ragu dalam mengoperasikannya dan dia terlihat sangat handal. Hal ini sangat jelas, jika dia masih memiliki kecerdasan dan kecakapannya! Bahkan ketika dia amnesia. Dia memperhatikan Lionel yang sedang serius sebentar, lalu berjalan ke depannya dan berkata dengan lembut.

"Su... suamiku, aku akan pulang dulu. Besok aku akan kembali mengunjungimu."

Sesaat pria itu tertegun dan dia tidak tahu apakah itu karena dia mendengar panggilan itu atau hal setelahnya. Dia mengangkat kepalanya dengan cepat dan buru-buru bertanya. "Apakah kamu tidak tinggal di sini?" Dia sedikit senang saat mendengar ucapan suamiku, namun tidak dengan kata setelahnya.

Lowellyn menggeleng pelan kepalanya, "Aku tidak bisa tinggal di sini." Dia maju selangkah dan berkata kembali, "Kamu hanya perlu menekan tombol merah ini jika membutuhkan sesuatu atau merasakan sesuatu yang tidak nyaman pada tubuhmu. Dan kemudian perawat akan segera datang".

Dia melihat ekspresi wajah yang tidak biasanya dari pria itu dan berkata, "Hnm.. Dan untuk lainnya, kamu dapat menyentuh gelang komunikator di pergelangan tanganmu." Dia menatap kearah tangan pria itu dan sedikit tersenyum getir.

Melihat senyum getir diwajahnya, pria itu tiba-tiba bertanya dengan polos, "Mengapa aku harus menghubungi mereka dan bukan kamu? Enm.. Dan kenapa prioritas utama panggilanku bukan menghubungimu, bukankah seharusnya istri yang utama..." Dia mengaktifkan perangkat komunikator itu dan sebuah layar putih menyala di udara.

Lowellyn menatap ke arah layar itu, dan melihat kontak pertamanya adalah sekretaris pribadinya Austin Parviz lalu di urutan kedua adalah Neneknya, dan urutan ketiga adalah seorang bernama, "Miaomiao" dan setelahnya adalah nama atasan dan bawahannya.

Bahkan, ketika pria itu menggeser layar di hadapannya sampai paling bawah, tidak terlihat nama Lowellyn di sana. Meskipun Lowellyn sudah menebak tentang ini. Namun hal ini masih membuatnya sedikit tidak nyaman saat melihatnya. Dadanya sedikit berdenyut sakit, dan dia dengan segera mengalihkan pandangannya dari layar.

Meskipun begitu, Lowellyn dengan cepat mengubah ekspresinya. Dia tersenyum kecil dan berkata depan nada sedikit berat, "Karena kamu terlalu sibuk sebelumnya. Selain itu kita jarang melakukan komunikasi, jadi ini sangat wajar".

Setelah mengucapkan kata-kata ini, dia dengan cepat mengubah topik pembicaraannya dan berkata, "Aku, aku harus segera pulang karena taksi yang aku pesan sudah sampai di depan rumah sakit."

Lionel tahu dari ekspresinya saat ini, dan dia tidak ingin terus bertanya mengenai hal ini.

Lowellyn berjalan ke arah pintu, dan ketika dia hendak membukanya tiba-tiba pria itu berkata, "Apakah tidak ada ciuman perpisahan atau setidaknya ciuman selamat malam?"

Langkahnya terhenti sesaat, dan dia menoleh dengan heran. Saat pandangannya tertuju pada pria itu, ekspresi terkejut diwajahnya tidak bisa dia sembunyikan lagi. Melihat hal ini Lionel tampak sedikit sedih, dan berkata dengan nada polos, "Aku, aku baru saja membaca buku tentang cara bergaul dengan pasangan. Dikatakan bahwa ketika pasangan akan berpisah, mereka akan meninggalkan ciuman pada pasangannya." Dia menatap wajah Lowellyn dengan lekat dan dari matanya terlihat sebuah cahaya yang bersinar terang.

Lowellyn seketika menjadi panik. Tentu saja dia sangat tahu tentang itu, tetapi pada kenyataannya tidak semua pasangan akan seperti ini. Dan itu sama halnya tidak dengan dia dan Lionel. Hal ini tentu saja bukan karena dia tidak mau, tetapi karena Lionel tidak pernah menginginkannya. Bahkan terakhir kali pria itu menciumnya adalah saat sumpah pernikahan berlangsung.

Setiap pasangan yang menikah akan mengucapkan sumpah pernikahan dalam hidup mereka, dan setelah sumpah itu di ucapkan mereka akan berciuman. Bagi mereka, ciuman perpisahan antara pasangan mewakili cinta, kehilangan dan setia menunggu untuk bertemu kembali. Karena Lionel tidak memiliki perasaan ini untuknya. Jadi tentu saja dia tidak mau menciumnya hanya dengan dalih.

Lowellyn mengingatnya kembali. Pada kenyataannya, ciuman yang mereka lakukan selama ini dapat dihitung dengan satu jari. Dan itu semua adalah serangan diam-diam oleh Lowellyn atas inisiatif dirinya sendiri untuk mendekati pria itu. Namun, saat ini pria yang tidak suka disentuh olehnya bahkan sedikitpun meminta ciuman perpisahan.

Pipinya menjadi sangat memerah, dan detak jantungnya kacau. Dia merasakan tubuhnya memanas perlahan-lahan, pikirannya menjadi berantakan karena hal-hal yang di bayangkan dirinya telah terjadi. Tetapi, semua itu hanya membuatnya merasa bersalah, karena bagaimanapun dia jelas sangat tahu bahwa Lionel yang saat ini bukanlah Lionel yang asli.

Namun, dia tidak bisa menolaknya sedikitpun saat pria itu memintanya. Dia berjalan kembali ke tempat tidur, lalu membungkukkan badannya dan menatap pria itu dari dekat. Dia memandangi bibirnya yang indah dengan wajah yang merona. Dengan sedikit gemetar, dia mencium bibir pria itu dengan lembut.

Awalnya dia hanya ingin menyentuhkan bibirnya saja. Tetapi, dia tidak tahan dengan aroma tubuh pria itu. Setelah bibirnya bertahan selama beberapa menit, Lionel mengulurkan tangannya ke arah leher Lowellyn lalu memeluknya. Kemudian lidah yang hangat dan licin mengambil alih ciuman itu. Dia menjilat bibirnya untuk pertama kalinya. Setelah itu, dia mengetuk giginya perlahan dengan mudah dan menyelinap ke mulutnya dengan penuh gairah.

Sontak saja Lowellyn langsung terdiam, matanya terbelalak kaget. Wajahnya yang sangat dekat dengan pria itu membuatnya merasa panas, dan ketika ujung lidahnya dijilat oleh pria itu. Seolah ada sesuatu yang meleleh dan membuatnya merasa sedikit lumpuh. Lidah pria itu masih menjilati mulutnya dengan lembut. Yang awalnya hanyalah sedikit godaan, lalu secara bertahap menjadi berani dan sangat panas. Dia masih akan menarik lidahnya bahkan menghisapnya dengan nikmat, dan lama kelamaan menimbulkan suara basah yang menggoda.

Sejenak Lowellyn lupa cara bernafas untuk sementara waktu. Dia merasa seluruh energinya telah terkuras habis. Dan ketika dia akan pingsan karena lemas, Lionel dengan pelan melepaskannya.

Lionel tersenyum bahagia, karena merasa puas dengan hal ini. Dia menyentuh bibirnya dengan lembut dan berkata, "Rasanya sangat enak."

-

^^^Bersambung...^^^

Terpopuler

Comments

ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖

ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖

Lionel yang lupa ingatan benar-benar seperti orang lain. moga saja dia akan tetap seperti itu meski ingatannya pulih

2024-02-09

0

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

apakah ini hanya sementara saja, karena Lionel hilang ingatan, semoga ada keajaiban yang bisa mempertahankan keluarga mereka

2024-02-08

0

🦅WIDODO🦅

🦅WIDODO🦅

semoga Lionel bisa menerima lowellyn di saat Lionel ingatan ny kemball

2024-02-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!