Perjalanan Sang Phoenix
Namanya Haruka Inawa, usianya 17 tahun. Dia adalah seorang pembunuh nomor 1, tapi pada satu malam Haruka terbunuh dalam kecelakaan yang sudah direncanakan oleh musuh.
Namun, di malam yang sama Haruka mendapatkan keajaiban dari Sang Dewa, dia bangkit kembali tapi dengan busana yang aneh.
Didalam Istana Lin.
Haruka mendapati dirinya yang tergeletak disebuah meja.
"Ah, sakit sekali." ucap Haruka sambil memegang kepala. "Dimana aku?" "Mengapa aku bisa berada ditempat ini?" "Apakah aku baru saja menjelajahi waktu?" ucap Haruka sambil melihat sekeliling dengan pandangan bingung.
Tiba-Tiba pintu terbuka, seseorang berjalan masuk kedalam kamar Sang Putri.
"Tuan Putri, apakah anda tidak apa?" ucap seorang gadis yang mengenakan pakaian kuno berjalan mendekat kearah Haruka.
Sambil menatap gadis itu Haruka menjawab tanyanya.
"Ah, iya aku baik-baik saja tidak ada yang perlu dirisaukan." Ucap Haruka dengan sedikit bingung.
Meskipun saat ini dia masih merasa aneh dengan apa yang terjadi padanya, namun dia sangat bersyukur dapat hidup kembali.
"Syukurlah hamba senang mendengarnya, maafkan hamba yang tidak bisa menjaga Putri dengan baik, jika saja hamba tidak mendengarkan ucapan dari Putri Zofan dan pergi meninggalkan Putri Sendirian pasti Putri tidak akan dianiaya oleh mereka." Ucap gadis itu sambil mendekat kearah Haruka.
Haruka memperhatikannya dari atas kepala hingga ujung kakinya. "Sudahlah lagipula itu bukan salahmu tidak perlu meminta maaf." Ucap Haruka.
"Tetapi hamba pantas mendapat hukuman." Tiba-tiba gadis itu bersujud dihadapan Haruka.
Haruka sangat terkejut dia merasa bahwa gadis ini telah mengiranya sebagai majiannya "Aduh dasar anak ini cepat bangun atau aku akan benar-benar menghukummu." Ucap Haruka sambil mengerutkan dahi.
Pelayan yang terkejut segera bangun.
"Baik terimakasih Putri." Ucap gadis itu sambil bangkit dari sujudnya
Haruka menatap gadis itu dengan tatapan penuh tanya. "Hmm, sebenarnya aku ingin bertanya padamu siapakah namaku?" ucap Haruka.
Gadis kecil itu terkejut dengan perasaan cemas dia segera menjawab tanya Haruka.
"Ah kenapa bisa begini? Sebenarnya apa yang terjadi padamu Putri?" ucap gadis itu.
Karena Haruka memang bukanlah tuan dari gadis itu benar saja dia tidak mengetahui apapun.
Haruka segera menjawab tanya dari gadis itu. "Sebenarnya tadi kepalaku terbentur cukup keras alhasil aku tidak dapat mengenali diriku sendiri." Ucapnya dengan berbohong.
Dengan rasa panik gadis itu menyentuh pundak Haruka "Astaga..! Hamba tidak mengira akan menjadi seperti ini?!" ucap gadis itu.
"Bisa kau katakan siapa namaku?" ucap Haruka tidak sabar.
"Nama anda adalah Tuan Putri Hanna Lin, Putri bungsu dari Permaisuri pertama dari Kaisar Lin." Ucap Gadis itu.
Haruka terdiam sejenak "Jauh sekali dari nama asliku." Bersuara dalam hati.
Kemudian dia menatap gadis itu "Pastilah dia seorang pelayan setia dari Hanna, namun jika aku berada di sini maka Hanna yang asli pastilah sudah tiada, dia tadi sempat menyebut nama seorang Putri lainnya apakah itu salah satu saudara dari Hanna??" ucap Haruka dalam batin.
Pelayan yang melihat Haruka termenung segera menyadarkannya.
"Tuan Putri?" ucapnya sambil menggerakkan tangannya yang berada dipundak Haruka.
Haruka yang terkejut segera dia tersadar kembali, tiba-tiba Haruka mengingat sesuatu, dia melihat tubuh gadis dari raga yang ditempatinya hidup teraniaya, disiksa, meski hanya potongan-potongan kecil namun itu sudah membuatnya sedikit mengetahui tentang Hanna Lin.
"Putri anda tidak apa-apa?" ucap Pelayan Hanna itu dengan khawatir.
"I.. Iya aku tidak apa-apa, tadi kau sempat menyebut Zofan? Jika aku ini Putri bungsu berarti dia adalah kaka kandungku?" ucap Haruka sambil menatap gadis itu.
Dengan perasaan sedih gadis itu menjawab tanya Haruka.
"Benar, namun Putri Zofan bukan anak dari Permaisuri Yuriama, melainkan anak dari Permaisuri Ayunian, setelah kematian Permaisuri pertama, Selir Ayunian di angkat oleh Kaisar untuk menggantikan posisi Permaisuri pertama." Ucapnya dengan sedih.
Haruka menatap gadis itu, kemudian dia menatap wajahnya yang berada dicermin.
"Apakah wajah kita memanglah sama? Hingga gadis ini mengira yang berada dihadapannya adalah Putri Hanna, tunggu inikan raga dari majikannya, jelas saja dia tidak mencurigaiku!" dalam benak Haruka merasa lega.
"Jadi begitu, kapan ibuku meninggal dan dia meninggal karena apa? Tanya Haruka sambil menatap Pelayan Hanna.
Dengan sedih dan gugup gadis itu menjawab tanya Haruka, sambil menundukkan kepala.
"Permaisuri Yuriama meninggal karena dibunuh seseorang, dan pelakunya sampai saat ini belum ditemukan, saya mohon Putri jangan bersedih." Ucap Pelayan Hanna dengan lirih.
Haruka menatap Pelayan Hanna, bentah mengapa hatinya terasa sesak saat mendengar ucapan darinya.
"Apakah Kaisar tidak mencari tau siapa pembunuh dari ibuku?" ucap Haruka sambil mengepalkan tangannya.
"Sudah Putri namun tidak ada titik terang, sampai anda tumbuh dewasa kabar itu semakin lama menghilang, tidak diketahui siapa pembunuhnya." Ucapnya dengan sedih.
"Oh, jadi begitu. Aku ingin tanya mengapa sih, kakak-kakakku sangat benci padaku?" ucap Haruka dengan serius.
"Karna mereka iri dengan Tuan Putri, memiliki paras yang lebih cantik dibanding kedua kaka anda dan mereka juga tidak suka jika Kaisar sangat menyayangi anda Putri." Ucap Pelayan itu sambil menatap Haruka.
Haruka menjawab "Mereka? Berati ada Putri lain? Kau bilang mereka iri? Aku jadi sangat yakin mereka pasti sangat jelek, jika dibandingkan denganmu, kamu lebih cantik." Ucap Haruka dengan sedikit meledek.
"Ah, benar Putri, Selir Ayunian memiliki dua Putri dari Kaisar, Putri pertama bernama Amuya dan Putri bungsunya bernama Zofan, saya pernah dengar dahulu dari ibu saya yang pernah menjadi Pelayan setia dari Permaisuri Yuriama bahwa kalian bertiga dilahirkan dibulan yang sama, hanya saja tanggalnya yang berbeda, namun sifat kedua Putri itu sungguh angkuh dan jahat, sangat bertolak belakang dengan sifat anda." Ucap pelayan itu sambil menatap Haruka.
"Hmm, jadi begitu, suatu hari nanti aku pasti akan menemukan pembunuh ibu, hidup ataupun mati aku tidak perduli." Ucap Haruka dengan perasaan kesal.
Pelayannya begitu Terkejut mendengar ucapan dari Haruka. Dia sangat merasa bahwa Putri Hanna seperti terlahir kembali dan menjadi seseorang yang berani. "Tetapi anda akan mencarinya kemana Putri?" "bertahun-tahun seluruh Penjaga di Istana bahkan Kaisar Lin sudah berusaha untuk mencari dimana pembunuh itu namun tidak ada yang menemukannya." Ucap gadis itu dengan sedih.
Haruka Menatap pelayan Hanna dengan dingin. "Dimanapun, entah kapan itu, aku akan menangkap pelakunya sampai dapat." Ucap Haruka dengan serius.
"Putri, saya sangat senang melihat diri anda menjadi seperti ini, namun di sisi lain saya juga sangat sedih mungkin tadi kepala anda terbentur alhasil anda melupakan semuanya, jika kabar ini sampai diketahui oleh Permaisuri Ayunian dia pasti akan semakin senang dan akan berbuat lebih buruk lagi pada diri anda." Ucap pelayan itu dengan khawatir.
Haruka memperhatikan Pelayan kecil itu yang merasa sangat ketakutan.
"Kau tenang saja, aku bukan lagi Hanna yang dulu, apapun yang terjadi aku tidak akan mengalah lagi, tidak akan ku biarkan mereka menang." Ucap Haruka meyakinkan Pelayan itu.
Dalam batinnya. "Pasti gadis ini juga ditindas oleh mereka." Sambil menatap Pelayan Hanna yang berada disampingnya.
Pelayan itu tersenyum memandang Haruka.
"Tidak perlu takut, siapapun yang berusaha menjahatiku pasti akanku balas." Ucap Haruka dengan sedikit tersenyum.
"Hamba percaya pada anda Putri." Ucap Pelayan itu.
"Sedari tadi aku selalu berbicara. sampai lupa menanyakan siapa namamu?" ucap Haruka.
"Nama saya adalah Yuan, saya pelayan setia anda Putri." Ucap Pelayan kecil itu.
Haruka menatap Pelayan Hanna "Oh, Yuan boleh kah aku meminta sesuatu darimu, tolong rahasiakan tentang masalahku ini pada siapapun, dapatkah kau kupercaya?" ucap Haruka.
"Tentu saja, anda dapat mempercayai saya Putri, rahasia aman bersama saya." Ucap gadis polos itu dengan bibir tersenyum.
"Terimakasih aku sudah menduganya sedari awal, kau memanglah Pelayanku yang baik." Ucap Haruka.
"Tentu saja, jika anda memerlukan sesuatu, panggil saja nama saya." Ucap Yuan dengan tersenyum.
"Pasti, karena hari sudah malam baiknya kau beristirahat, akupun akan segera tidur." Ucap Haruka sambil menatap Yuan.
"Ah benar, maaf sudah mengganggu waktu anda Putri, Pelayan akan segera undur diri." Ucap Yuan.
"Ah, tidak kau sama sekali tidak menggangguku, justru aku yang harus berterimakasih padamu." Ucap Haruka.
"Tidak perlu berterimakasih, ini sudah menjadi kewajiban saya Putri, kalau begitu saya undur diri, selamat malam Putri, selamat beristirahat." Ucap Yuan.
Segera Pelayan itu keluar dari kamar Hanna.
Dalam batinnya sangat senang karena Hanna baik-baik saja, bahkan dia merasa Putri Hanna yang saat ini sangat berbeda.
Haruka menatap Yuan yang keluar dari kamarnya, segera dia bangun dari duduknya dan berjalan menuju jendela.
Haruka menatap langit malam dari balik jendela.
"Aku pasti akan membalaskan dendammu." Ucapnya sambil menyentuh kaca jendela dengan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 307 Episodes
Comments
Alexa21
msh kita pantau dulu 🫣🫣
2023-08-19
0
Rika_Faris
kaca??
baru ini baca novel time travel ke jaman kuno ada jendela terbuat dr kaca.
2022-12-26
1
santi kenshin
tsukiya
2022-10-31
1