NovelToon NovelToon

Perjalanan Sang Phoenix

01

Namanya Haruka Inawa, usianya 17 tahun. Dia adalah seorang pembunuh nomor 1, tapi pada satu malam Haruka terbunuh dalam kecelakaan yang sudah direncanakan oleh musuh.

Namun, di malam yang sama Haruka mendapatkan keajaiban dari Sang Dewa, dia bangkit kembali tapi dengan busana yang aneh.

Didalam Istana Lin.

Haruka mendapati dirinya yang tergeletak disebuah meja.

"Ah, sakit sekali." ucap Haruka sambil memegang kepala. "Dimana aku?" "Mengapa aku bisa berada ditempat ini?" "Apakah aku baru saja menjelajahi waktu?" ucap Haruka sambil melihat sekeliling dengan pandangan bingung.

Tiba-Tiba pintu terbuka, seseorang berjalan masuk kedalam kamar Sang Putri.

"Tuan Putri, apakah anda tidak apa?" ucap seorang gadis yang mengenakan pakaian kuno berjalan mendekat kearah Haruka.

Sambil menatap gadis itu Haruka menjawab tanyanya.

"Ah, iya aku baik-baik saja tidak ada yang perlu dirisaukan." Ucap Haruka dengan sedikit bingung.

Meskipun saat ini dia masih merasa aneh dengan apa yang terjadi padanya, namun dia sangat bersyukur dapat hidup kembali.

"Syukurlah hamba senang mendengarnya, maafkan hamba yang tidak bisa menjaga Putri dengan baik, jika saja hamba tidak mendengarkan ucapan dari Putri Zofan dan pergi meninggalkan Putri Sendirian pasti Putri tidak akan dianiaya oleh mereka." Ucap gadis itu sambil mendekat kearah Haruka.

Haruka memperhatikannya dari atas kepala hingga ujung kakinya. "Sudahlah lagipula itu bukan salahmu tidak perlu meminta maaf." Ucap Haruka.

"Tetapi hamba pantas mendapat hukuman." Tiba-tiba gadis itu bersujud dihadapan Haruka.

Haruka sangat terkejut dia merasa bahwa gadis ini telah mengiranya sebagai majiannya "Aduh dasar anak ini cepat bangun atau aku akan benar-benar menghukummu." Ucap Haruka sambil mengerutkan dahi.

Pelayan yang terkejut segera bangun.

"Baik terimakasih Putri." Ucap gadis itu sambil bangkit dari sujudnya

Haruka menatap gadis itu dengan tatapan penuh tanya. "Hmm, sebenarnya aku ingin bertanya padamu siapakah namaku?" ucap Haruka.

Gadis kecil itu terkejut dengan perasaan cemas dia segera menjawab tanya Haruka.

"Ah kenapa bisa begini? Sebenarnya apa yang terjadi padamu Putri?" ucap gadis itu.

Karena Haruka memang bukanlah tuan dari gadis itu benar saja dia tidak mengetahui apapun.

Haruka segera menjawab tanya dari gadis itu. "Sebenarnya tadi kepalaku terbentur cukup keras alhasil aku tidak dapat mengenali diriku sendiri." Ucapnya dengan berbohong.

Dengan rasa panik gadis itu menyentuh pundak Haruka "Astaga..! Hamba tidak mengira akan menjadi seperti ini?!" ucap gadis itu.

"Bisa kau katakan siapa namaku?" ucap Haruka tidak sabar.

"Nama anda adalah Tuan Putri Hanna Lin, Putri bungsu dari Permaisuri pertama dari Kaisar Lin." Ucap Gadis itu.

Haruka terdiam sejenak "Jauh sekali dari nama asliku." Bersuara dalam hati.

Kemudian dia menatap gadis itu "Pastilah dia seorang pelayan setia dari Hanna, namun jika aku berada di sini maka Hanna yang asli pastilah sudah tiada, dia tadi sempat menyebut nama seorang Putri lainnya apakah itu salah satu saudara dari Hanna??" ucap Haruka dalam batin.

Pelayan yang melihat Haruka termenung segera menyadarkannya.

"Tuan Putri?" ucapnya sambil menggerakkan tangannya yang berada dipundak Haruka.

Haruka yang terkejut segera dia tersadar kembali, tiba-tiba Haruka mengingat sesuatu, dia melihat tubuh gadis dari raga yang ditempatinya hidup teraniaya, disiksa, meski hanya potongan-potongan kecil namun itu sudah membuatnya sedikit mengetahui tentang Hanna Lin.

"Putri anda tidak apa-apa?" ucap Pelayan Hanna itu dengan khawatir.

"I.. Iya aku tidak apa-apa, tadi kau sempat menyebut Zofan? Jika aku ini Putri bungsu berarti dia adalah kaka kandungku?" ucap Haruka sambil menatap gadis itu.

Dengan perasaan sedih gadis itu menjawab tanya Haruka.

"Benar, namun Putri Zofan bukan anak dari Permaisuri Yuriama, melainkan anak dari Permaisuri Ayunian, setelah kematian Permaisuri pertama, Selir Ayunian di angkat oleh Kaisar untuk menggantikan posisi Permaisuri pertama." Ucapnya dengan sedih.

Haruka menatap gadis itu, kemudian dia menatap wajahnya yang berada dicermin.

"Apakah wajah kita memanglah sama? Hingga gadis ini mengira yang berada dihadapannya adalah Putri Hanna, tunggu inikan raga dari majikannya, jelas saja dia tidak mencurigaiku!" dalam benak Haruka merasa lega.

"Jadi begitu, kapan ibuku meninggal dan dia meninggal karena apa? Tanya Haruka sambil menatap Pelayan Hanna.

Dengan sedih dan gugup gadis itu menjawab tanya Haruka, sambil menundukkan kepala.

"Permaisuri Yuriama meninggal karena dibunuh seseorang, dan pelakunya sampai saat ini belum ditemukan, saya mohon Putri jangan bersedih." Ucap Pelayan Hanna dengan lirih.

Haruka menatap Pelayan Hanna, bentah mengapa hatinya terasa sesak saat mendengar ucapan darinya.

"Apakah Kaisar tidak mencari tau siapa pembunuh dari ibuku?" ucap Haruka sambil mengepalkan tangannya.

"Sudah Putri namun tidak ada titik terang, sampai anda tumbuh dewasa kabar itu semakin lama menghilang, tidak diketahui siapa pembunuhnya." Ucapnya dengan sedih.

"Oh, jadi begitu. Aku ingin tanya mengapa sih, kakak-kakakku sangat benci padaku?" ucap Haruka dengan serius.

"Karna mereka iri dengan Tuan Putri, memiliki paras yang lebih cantik dibanding kedua kaka anda dan mereka juga tidak suka jika Kaisar sangat menyayangi anda Putri." Ucap Pelayan itu sambil menatap Haruka.

Haruka menjawab "Mereka? Berati ada Putri lain? Kau bilang mereka iri? Aku jadi sangat yakin mereka pasti sangat jelek, jika dibandingkan denganmu, kamu lebih cantik." Ucap Haruka dengan sedikit meledek.

"Ah, benar Putri, Selir Ayunian memiliki dua Putri dari Kaisar, Putri pertama bernama Amuya dan Putri bungsunya bernama Zofan, saya pernah dengar dahulu dari ibu saya yang pernah menjadi Pelayan setia dari Permaisuri Yuriama bahwa kalian bertiga dilahirkan dibulan yang sama, hanya saja tanggalnya yang berbeda, namun sifat kedua Putri itu sungguh angkuh dan jahat, sangat bertolak belakang dengan sifat anda." Ucap pelayan itu sambil menatap Haruka.

"Hmm, jadi begitu, suatu hari nanti aku pasti akan menemukan pembunuh ibu, hidup ataupun mati aku tidak perduli." Ucap Haruka dengan perasaan kesal.

Pelayannya begitu Terkejut mendengar ucapan dari Haruka. Dia sangat merasa bahwa Putri Hanna seperti terlahir kembali dan menjadi seseorang yang berani. "Tetapi anda akan mencarinya kemana Putri?" "bertahun-tahun seluruh Penjaga di Istana bahkan Kaisar Lin sudah berusaha untuk mencari dimana pembunuh itu namun tidak ada yang menemukannya." Ucap gadis itu dengan sedih.

Haruka Menatap pelayan Hanna dengan dingin. "Dimanapun, entah kapan itu, aku akan menangkap pelakunya sampai dapat." Ucap Haruka dengan serius.

"Putri, saya sangat senang melihat diri anda menjadi seperti ini, namun di sisi lain saya juga sangat sedih mungkin tadi kepala anda terbentur alhasil anda melupakan semuanya, jika kabar ini sampai diketahui oleh Permaisuri Ayunian dia pasti akan semakin senang dan akan berbuat lebih buruk lagi pada diri anda." Ucap pelayan itu dengan khawatir.

Haruka memperhatikan Pelayan kecil itu yang merasa sangat ketakutan.

"Kau tenang saja, aku bukan lagi Hanna yang dulu, apapun yang terjadi aku tidak akan mengalah lagi, tidak akan ku biarkan mereka menang." Ucap Haruka meyakinkan Pelayan itu.

Dalam batinnya. "Pasti gadis ini juga ditindas oleh mereka." Sambil menatap Pelayan Hanna yang berada disampingnya.

Pelayan itu tersenyum memandang Haruka.

"Tidak perlu takut, siapapun yang berusaha menjahatiku pasti akanku balas." Ucap Haruka dengan sedikit tersenyum.

"Hamba percaya pada anda Putri." Ucap Pelayan itu.

"Sedari tadi aku selalu berbicara. sampai lupa menanyakan siapa namamu?" ucap Haruka.

"Nama saya adalah Yuan, saya pelayan setia anda Putri." Ucap Pelayan kecil itu.

Haruka menatap Pelayan Hanna "Oh, Yuan boleh kah aku meminta sesuatu darimu, tolong rahasiakan tentang masalahku ini pada siapapun, dapatkah kau kupercaya?" ucap Haruka.

"Tentu saja, anda dapat mempercayai saya Putri, rahasia aman bersama saya." Ucap gadis polos itu dengan bibir tersenyum.

"Terimakasih aku sudah menduganya sedari awal, kau memanglah Pelayanku yang baik." Ucap Haruka.

"Tentu saja, jika anda memerlukan sesuatu, panggil saja nama saya." Ucap Yuan dengan tersenyum.

"Pasti, karena hari sudah malam baiknya kau beristirahat, akupun akan segera tidur." Ucap Haruka sambil menatap Yuan.

"Ah benar, maaf sudah mengganggu waktu anda Putri, Pelayan akan segera undur diri." Ucap Yuan.

"Ah, tidak kau sama sekali tidak menggangguku, justru aku yang harus berterimakasih padamu." Ucap Haruka.

"Tidak perlu berterimakasih, ini sudah menjadi kewajiban saya Putri, kalau begitu saya undur diri, selamat malam Putri, selamat beristirahat." Ucap Yuan.

Segera Pelayan itu keluar dari kamar Hanna.

Dalam batinnya sangat senang karena Hanna baik-baik saja, bahkan dia merasa Putri Hanna yang saat ini sangat berbeda.

Haruka menatap Yuan yang keluar dari kamarnya, segera dia bangun dari duduknya dan berjalan menuju jendela.

Haruka menatap langit malam dari balik jendela.

"Aku pasti akan membalaskan dendammu." Ucapnya sambil menyentuh kaca jendela dengan tangannya.

02

Pagi hari di Istana Lin.

Hanna sedang merias wajah dengan ditemani oleh pelayannya.

Tiba-tiba diluar Istana terdengar keributan.

Kaka kedua Putri Zofan Lin Memasuki Istana Putri Hanna. "Hanna ternyata kau belum mati juga ya?!" dengan perasaan marah.

Hanna melirik ke arah Zofan dan menghiraukannya.

"Kurang ajar beraninya kau mengabaikanku!!" ucap Putri Zofan dengan kesal.

Hanna mengayunkan tangannya meminta Yuan berhenti menyisir rambut Hanna.

"Putri hati-hati." Ucap Yuan berbisik lirih pada Hanna.

Haruka berdiri dari duduknya dia menatap gadis itu dalam benaknya "Siapapun dia, pasti dia adalah Putri dari Selir itu." Ucap Haruka lirih.

"Pagi-pagi buta kaka kedua sudah menemui adik ketiga apakah sebegitu ingin bertemu denganku, adik baru saja merias wajah, wah tidak di sangka kaka kedua sangat merindukanku." Ucap Haruka senyum dingin.

"Heh mimpi saja kau! Aku kemari karna ingin melihat jasadmu tapi tidak disangka kau masih tetap hidup! ucapnya marah sambil Berdiri dengan kedua tangan dipinggang.

"Hm, tentu saja aku masih hidup aku tidak akan mati sebelum aku melihat jasad orang yang sangat ingin membunuhku kak." Ucap Haruka sambil menatap Zofan denganTatapan dingin.

"Kurang ajar kenapa dia bisa seberani ini padaku." Dalam benak Zofan Lin.

"Beraninya kau! ucap Zofan marah sambil Menggertakkan gigi.

Hanna menyilangkan tangan diperut. sangat tidak pantas bukan kak seorang Putri datang ke Istana adiknya pagi-pagi buta dengan membawa keributan apakah kaka tidak memiliki etika sebagai Putri Kerajaan?!" ucap Hanna.

Yuan menatap Hanna yang sangat berani.

"Tidak disangka Tuan Putri setelah mengalami hilang ingatan ia sekarang menjadi sangat berani aku harus bersyukur atau khawatir ya?" Didalam benak Yuan.

"Heh berani sekali kau bicara kepadaku! rasanya inginku robek mulut busukmu itu! ucap Zofan yang Semakin kesal.

Haruka mengangkat satu tangannya dia menatap kukunya yang putih itu. "Hah? Sepertinya aku tidak yakin kalau kaka berani melakukan itu kepadaku, aku sangat yakin kaka akan takut jika ayah tau apa yang sebenarnya kaka lakukan kepada adiknya sendiri." Ucap haruka sambil tersenyum sinis.

"Tapi saat ini ayahhanda tidak ada disini aku bisa membunuh dengan mudah! ucap Zofan kesal.

Haruka Menatap Zofan yang masih berdiri didepan kamarnya. "Kaka sangat yakin sekali bisa membunuhku padahal kita tidak tau siapa yang akan mati ditangan siapa?! Ternyata benar kaka tidak tau malu datang kemari terang-terangan dengan maksud membunuh, apa kaka tidak takut orang luar akan dengar tentang berita ini dan semua orang tau siapa kaka sebenarnya?!" ucapnya dengan santai namun raut wajahnya terlihat dingin.

Sambil tertawa keras Zofan mengancam Haruka. "Hahaa, heh Hanna kuberi tau padamu semua Pelayan bahkan Kasim di tempat ini tidak ada yang berani menentangku! Kau tau itu." Ucapnya dengan percaya diri.

Haruka tersenyum sinis menatap Zofan. "Heh benarkah itu? Apa kaka lupa aku memiliki satu Pelayan setia dia adalah Yuan bagaimana jika ia yang melaporkan kepada orang-orang tentang maksud kaka yang ingin membunuh aku?" ucap Haruka menantang.

Zofan menatap Yuan yang terlihat lemah, dan penakut itu "Apa kau bercanda?! Pelayan tak berguna seperti dia tidak akan berani melakukan itu dia masih menyayangi nyawanya!" ucapnya dengan sombong.

Haruka yang semakin kesal dengan sikap dari wanita itu yang sangat sombong. "Heh sadis sekali mulut kaka! Tapi satu hal yang harus kaka ingat jangan pernah menggangu macan yang sedang tidur! Kaka itu hanya seperti anak ayam yang selalu mengikuti induknya, kaka sebenarnya tidak bisa apa-apa tanpa pengaruh dari Permaisuri, kasihannya hanya dijadikan sebagai alat oleh ibunya sendiri." Sambil senyum sinis.

03

Pertengkaran masih berlanjut.

kaka kedua (Zofan Lin) "Cukup! Beraninya kau bicara itu padaku! Kau fikir kau siapa? Disini kau tak punya siapa-siapa tidak akan ada satu orangpun yang mau membantumu."

"Heh! Setidaknya aku masih punya harga diri dan aku tidak di peralat oleh siapapun!" ucap Hanna dengan lantang.

Di tengah pembicaraan tiba-tiba Kaisar kembali dari tugasnya.

"Paduka Kaisar telah tiba." Teriak seorang Kasim.

Putri kedua terkejut.

"Apa ayahhanda sudah pulang?! Urusan kita belum selesai, ingat awas saja jika kau mengadu pada ayah tentang hal ini aku tidak akan segan untuk membunuhmu!" ucap Zofan Lin.

"Ternyata kau sangat ketakutan kaka tapi tenang saja rahasiamu aman ditanganku lagipula sepandai-pandainya seorang mengubur bangkai pasti akan tetap tercium baunya." Ucap Hanna dengan senyum sinis.

Kaka kedua (Zofan Lin) meninggalkan istana Hanna tanpa sepatah katapun.

"Yuan ayo kita juga pergi menyambut kedatangan Kaisar." Ucap Hanna yang bernicara kepada pelayannya.

"Baik Putri." Sahut Pelayan itu.

Didalam Istana Kaisar.

Banyak orang yang menyambut kepulangan Kaisar ke Istana.

Hanna berjalan memasuki ruangan

"Salam ayahhanda." Ucap Hanna.

(Membungkukkan tubuh, kepala dan menyatukan kedua tangannya didada)

"Semoga ayah selalu sehat dan panjang umur." Ucap Hanna.

"Bangunlah Nak, kau terlihat sangat kurus apa kau sedang sakit?" ucap Kaisar Lin yang menatap wajah Hanna.

"Dalam batin Haruka." Anakmu bukan hanya sakit tapi dia telah meninggal!

"Benar, ayah beberapa hari kemarin saya memang sedang demam namun hari ini saya sudah pulih kembali." Ucap Hanna menjelaskan.

"Apakah penyakitnya serius?" tanya Kaisar lagi.

"Hanya demam biasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Balas Hanna.

Permaisuri Ayunian tiba-tiba menyela "Paduka anda tidak perlu khawatir toh Hanna sudah sembuh, Hanna setelah ini makan yang banyak agar tubuhmu terlihat berisi."

"Hm tidak di sangka bunda Ayunian sangat perhatian terhadapku." Sedikit senyum sinis. Dalam benaknya dasar wanita ular kau pandai bersandiwara."

Permaisuri Ayunian "tentu saja karna kau adalah Putriku." Dengan terus tersenyum palsu.

"Tapi aku bukanlah anakmu, aku terahir dari rahim seorang wanita yang hebat itu adalah Yuriama." Ucap Hanna dengan pandangan serius.

"Benar dia adalah Wanita yang sangat hebat sampai pada akhirnya dia harus menutup usia, tapi aku berjanji padamu aku akan menjaga, merawatmu seperti Putriku sendiri." Ucap Permaisuri Ayunian dengan berpura-pura sedih.

Dalam batinnya. "Heh akting macam apa itu sangat murahan jelas-jelas kau sangat senang ibuku meninggal dasar manafik!" Hanna memandang Ayunian dengan dingin.

Ayahhanda saya pamit undur diri saya sangat mengantuk." Dalam batinnya lagi "Aku muak melihat wajah mereka." Ditujukan untuk Permaisuri, kaka kedua dan kaka pertama.

"Baiklah kau boleh pergi." Ucap Kaisar yang memandang wajah Hanna.

Tak lama Amuya yang berada disamping Permaisuri Ayunian menyela.

"Sepertinya adik ketiga sangat lelah ya? sebaiknya cepat istirahat." Dengan nada bicara ramah namun wajahnya terlihat tengah merendahkan Hanna.

"Saya mohon undur diri Ayah." Ucap Hanna sambil memberikan salam. Lalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan Amuya.

"Sial dia berani menghiraukanku." Dalam batin Amuya dengan kesal.

Kaisar hanya menganggukan kepalanya.

Diluar Istana

"Yuan? Apa kau tau dimana tumbuhan Ganda Putih?" tanya Hanna kepada Yuan.

"Saya tau Tuan Putri, tapi untuk apa anda bertanya soal itu?" balas Yuan dengan sedikit bingung.

"Saya ingin meramu obat saya merasa tubuh saya masih lemah belum pulih sempurna, menurut buku yang pernah saya baca tumbuhan itu dapat memulihkan tubuh yang sakit, dimana saya dapat menemukannya?" ucap Hanna menjelaskan.

"Tumbuhan itu berada dalam hutan tapi disana ada banyak binatang buas yang sangat berbahaya apakah TuaP putri yakin?" ucap Yuan.

"Tentu saja aku yakin." Balas Hanna.

Pelayan Tuan Putri (Yuan) "Tapi putri disana sangat berbahaya terlebih lagi Tuan Putri tidak memiliki kemampuan bela diri."

"Aku tau. Tapi tidak ada cara lain, aku akan pergi malam ini juga. kau tidak perlu ikut, aku butuh bantuan mu untuk berjaga-jaga disini, kau harus ingat jika ada yang bertanya tentang aku jawab saja aku sedang tidak enak badan dan tidak mau di kunjungi oleh siapapun." Ucap Hanna.

Pelayan Tuan Putri (Yuan) "Tapi putri berangkat ke sana dengan mengendarai apa? Perjalanan ke hutan sangatlah jauh saya tidak yakin jika Putri mau menempuh perjalanan dengan

berjalan kaki."

"Kau benar maka dari itu aku mau meminta bantuanmu sekali lagi." Ucap Hanna.

"Apa itu Putri?" tanya Yuan.

"Apa kau memiliki kenalan seorang Kasim yang dapat dipercaya?" ucap Hanna.

Yuan kembali mengingat "Ada tuan putri dia adalah adikku bernama Shiro, tapi dia bukanlah seorang kasim kerajaan melainkan hanya pedagang biasa tetapi dia memiliki seekor kuda, jika putri berkenan saya bisa mengantar putri kesana tapi apakah Putri mau mengendarai kuda?" ucapnya.

"tidak masalah." Ucapnya. "Itu hanya kudakan?! dalam batin Hanna.

"Dimana tempat adikmu? kau tidak perlu mengantarku cukup kau beri tau saja dimana tempat tinggal adikmu itu." Ucap Hanna.

"Ia tinggal di sebuah toko pakaian bernama Li An didalam pasar." ucap Yuan.

"Baiklah aku akan pergi, kamu cepatlah kembali ke Istana sebelum ada orang yang melihat." Ucap Hanna.

Pelayan Tuan Putri melihat wajah Hanna dia terlihat sangat Khawatir. "Tapi putri tidak bisa lewat pintu depan, karna dijaga ketat oleh pengawal kerajaan."

"Aku tau, aku akan lewat atap." Ucap Hanna dengan yakin.

"Apa anda yakin??" tanya Yuan dengan terkejut.

Hanna segera menjawabnya "Iya tentu saja." Dengan serius.

"Hati-hati Putri, saya akan kembali." ucap Yuan.

Hanna segera menaiki atap dengan cepat dan berjalan diatasnya.

Yuan menatap heran dan kagum dalam hatinya "Putri sangat berbanding terbalik dengan yang dulu, Putri yang sekarang sangat lah berani. Tapi jika ia pulih dari sakitnya kuharap putri masih seperti ini menjadi wanita yang kuat dan berani." Ucap Yuan berjalan memasuki Istana.

"Akhirnya aku sampai di pinggir kota dan tidak ada yang melihatku sekarang aku harus mencari Shiro." Ucap Hanna yang segera meloncat dari dahan pohon besar, lalu berjalan mencari toko

Toko Pakaian Li Tian.

Hanna menatap ke arah toko "Akhirnya aku menemukannnya juga."

Berjalan memasuki Toko.

Shiro terkejut melihat Putri Hanna yang mengunjungi Tokonya.

Dalam hatinya. Bukankah dia putri Hanna mengapa datang kemari sendirian malam-malam.

Putri ada yang bisa saya bantu? anda kemari malam begini tanpa di temani Pengawal Kerajaan." Tanya Shiro.

Hanna menatap wajah Shiro dengan serius. "Apakah ada yang salah jika saya kemari sendirian?" ucap Hanna.

"Ah tentu saja tidak." Ucap Shiro dengan terkejut.

"Kedatangan saya kemari sebenarnya ingin meminta bantuanmu." Ucap Hanna.

"Bantuan? Apa yang bisa saya bantu Putr?." ucap Shiro dengan penasaran.

"Aku dengar dari Pelayanku Yuan kau memiliki seekor kuda? Kalau boleh aku ingin meminjamnya." Ucap Hanna.

"Benar, saya memiliki seekor kuda jantan, tapi untuk apa Putri meminjam kuda milik saya?" ucap Shiro.

"Kau tidak perlu tau, jadi bolehkah saya meminjam?" ucap Hanna.

"Tentu saja." Ucap Shiro.

Aneh sebenarnya apa yang terjadi di Istana sampai Putri pergi sendirian begini. Dalam benaknya dengan bingung.

"Mari Putri saya akan mengantar anda." Ucap Shiro

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!