Pertandingan dimulai.
"Heh bocah rasakan kekuatanku, amarah Singa api!."
"Perlindungan tanah." Ucap Hanna dengan tenang.
penonton yang melihat hal itu terlihat sangat terkejut.
"Apa yang terjadi tanah nya terbelah dan membentengi wanita itu."
"Pengendali benda!."
Tak lama semua benda tajam mengarah pada Hanna.
"Haha rasakan itu, tubuhmu akan terpotong oleh senjata tajam itu." Ucap Simo dengan puas.
"Pengendali udara." Ucap Hanna dengan tenang.
Seketika benda tajam itu berbalik arah dan mengarah pada Simo.
Dengan terkejut Simo menatap Hanna. "Apa ini?!."
"Sekarang siapa yang akan terpotong?!." Ucap Hanna dengan pandangan dingin.
Warga yang melihat hal itu sungguh sangat terkejut mereka tidaklah menyangka seorang gadis dapat memiliki kekuatan yang luar biasam
"Mengapa gadis itu memiliki kekuatan pengendali angin? Siapa sebenarnya gadis ini?."
"Gadis yang sangat menarik." Seorang pria muda dan gagah tengah berdiri ditengah-tengah kerumunan warga yang melihat aksi kedua orang yang tengah beradu. Dia adalah pangeran Liu dari Istana Jieng.
"Cakaran macan api." Ucap Simo dengan perasaan kesal.
"Heh percuma saja itu kau lakukan, udara akan mengikuti arah hembusan. Udara tidak pernah menyerang tapi dia akan menghantam apapun yang menghalanginya!." Ucap Hanna dingin.
"Aku tidak mau mati, ku mohon jangan membunuhku." Dengan tiba-tiba Simo merengek seperti bayi agar dikasihani oleh Hanna.
"Apa yang terjadi dia menyerah pada wanita ini ,begitu saja?? tidak di percaya wanita ini sangat hebat." Bisik warga.
Kau yakin?! Bukan kah kau menginginkanku untuk menangis?! Mengapa? apakah sekarang kau melupakan perkataanmu yang tadi!?." Ucap Hanna dengan dingin.
"Aku tidak percaya dia memiliki kekuatan ini." Di dalam benaknya. "Aku telah salah meremehkannya."
"Hanna sepertinya dia mulai sadar siapa sebenarnya yang sedang dihadapinya." Ucap Leo dengan kesal.
Hey pak leo aku sudah katakan padamu, kau harus menjadi hewan peliharaanku, dan itu harus terjadi." Ucap Hanna yang kemudian menatap Leo.
"Nona mohon belas kasihmu, saya tadi hanya sembarang bicara, maafkan saya yang membuat anda tidak suka." Ucap Simo dengan terus memohon.
Hey apa yang sedang kau lakukan, cepat bangun dan hadapi seranganku." Ucap Hanna dengan pandangan dingin.
Pedang melesat ke arah Simo.
"Tidak!!." Teriak Simo ketakutan.
Tiba-tiba pedang itu terjatuh ke tanah, Sumo yang tengah takut dibuat terkejut olehnya.
"Sekarang cepat kau minta maaf pada tuanku!!." Bentak Leo.
"Ampuni hamba Nona, hamba sangat lancang bicara sembarangan padamu." Ucap Simo dengan bertekuk lutut dihadapan Hanna.
"Berikan Norr kepadaku!." Ucap Hanna tegas.
"Ba.. baik Nona." Ucapnya dengan gugup, kemudian dia mendekati Norr dan menyerahkannya pada Hanna.
"Bagus." Ucap Hanna dengan puas. "Sekarang aku ini majikanmu jadi kau harus ikut denganku." Hanna segera mendekati dan mengelus tubuh Norr.
"Hey wanita jangan merasa puas dulu." Ucap Norr.
"Tentu saja tidak, cepat panggil aku Tuan." Ucap Hanna tegas.
"Gadis sombong." Ucap Norr.
Hanna menatap wajah Norr dengan dingin.
"Baik Tuan." Ucap Norr.
"Pergi dari sini."Ucap Hanna sambil menaiki tubuh Norr.
Pangeran Liu menatap dari kejauhan dengan tersenyum. "Cukup menarik, ku harap kita akan berjumpa lagi."
Di atas langit.
"Tuanku kita mau pergi kemana?." Tanya Norr.
"Hutan." Jawab Hanna.
"Baik, bersiaplah kita akan mendarat."
"Iya." Ucap Hanna.
Di hutan.
"Lambat sekali." Ucap Leo yang menatap Hanna.
"Bilang saja kau cemburu karna aku memiliki hewan peliharaan lain." Ucap Hanna tegas.
"Terlalu percaya diri." Ucap Leo yang segera membalikan tubuh.
Hanna berjalan tiba-tiba terdengar suara senjata. Dia kemudian menghentikan langkahnya.
"Sepertinya ada yang sedang bertarung, dari arah barat, coba kita lihat siapa itu." Hanna bergegas menghampiri.
Tring..
Tring..
Suara pedang bertabrakan.
"Terimalah ajal mu!." Ucap pangeran Chu dari Istana Buno.
"Lebih baik kau yang bersiap untuk menemui ajalmu!." Menghadang dengan pedangnya.
"Ternyata itu dia." Ucap Hanna yang tak sengaja melihat Kichiro, dia kemudian bersembunyi dibalik pohon.
"Kau mengenalnya??." Ucap Leo kepada Hanna.
"Iya dia adalah calon suamiku." Ucap Hanna.
"Apa?! Jadi sebentar lagi kau akan menikah? Gadis sepertimu, haha." Ucap Leo dengan tertawa geli.
"Meskipun begini banyak lho pria yang jatuh cinta padaku." Ucap Hanna dengan sombong.
"Sombong." Ucap Leo.
"Kau tidak mau membantunya??." Ucap Norr.
"Untuk apa itu sama sekali tidak ada hubungannya denganku." Ucap Hanna.
"Tapi dia adalah calon suamimu." Ucap keduanya.
"Bisa barengan gituh kalian janjian ya." Uca Hanna menatap keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 307 Episodes
Comments
Arhieva Jimshoneysruwen
cerita mu sebenarnya bagus Thor cuman kuk kurang dpt feel gitu ya dan ceritanya terburu-buru,,semangat ya Kaka author
2022-11-22
1
Ida Rubaedah
😅😅🤭🤭
2022-06-17
0
Nurhayati Nurhayati
haha Hana kamu pintar
2022-05-06
0