Key, Hati Yang Terluka (17)
Niat hati menginap dia hari di rumah orang tuanya, akhirnya Malik urungkan.
Keberadaan Bela di sana tidak baik bagi hubungannya dengan Key yang baru ia bangun.
Akhirnya dengan terpaksa, pagi itu setelah sarapan Malik membawa istrinya pulang ke rumahnya sendiri.
" Jadi, kalian tidak akan menginap lagi malam ini?," tanya Erika sendu.
Ingin rasanya Erika memaksa, namun ia tahu Malik takkan bisa merubah rencananya.
ia tahu keberadaan Bela pemicu anaknya tidak betah. Namun, ia pun tak tahu harus bersikap bagaimana. Serba salah.
" Iya, Ma. Kami butuh waktu berdua." kilah Malik.
" Pasti istrimu yang maksa pulang kan?. Ck, harusnya dia tahu kalau ini rumah mertuanya," Bela selalu mencari celah menjatuhkan Key.
Bukankah sekali membenci, apapun yang dilakukan akan salah. Bahkan sekalipun Key tidak melakukan apa-apa, Bela tetap tak suka.
" Aku yang tak betah bukan istriku. Kalau saja senyaman biasanya, mungkin jangankan berhari-hari, berminggu-minggu pun aku tak masalah tinggal disini," sarkas Malik yang tak suka Bela selalu menyalahkan Key.
" Maksud kamu, semua karena aku?," tanya Bela mulai emosi.
" Sudah, kalian jangan bertengkar," Erika melerai.
" Baiklah, kapan-kapan Ibu yang akan menginap di tempat kalian," Erika merasa apa yang Malik lakukan sudah benar. Mengingat bagaimana sikap Bela.
" Aku juga, sepertinya akan menginap di tempat Kak Malik saja," Secara tak langsung Maura juga tak ingin seatap dengan Bela.
Bela mendengus.
" Kalian boleh menginap, tapi tidak sekarang-sekarang."
" Baiklah, baiklah. Yang tak mau di ganggu,"
Key hanya tersenyum mendengar obrolan keluarga suaminya itu. Ia tak menghiraukan Bela yang terus menatapnya penuh kebencian.
...******...
" Mas, mau berangkat sekarang?," tanya Key saat Malik menghampirinya.
Hari ini Malik akan ke sekolah. Ada yang harus ia selesaikan. Sementara Key akan tetap di rumah.
" Iya. Mas jadi membantu acara wisuda nanti. Jadi, banyak yang harus di persiapkan," jelas Malik.
" Sebentar aku siapkan bekalnya," Key memasukkan nasi dan ayam rica-rica. Menu pilihan Malik untuk bekal makan siang.
Malik hanya memperhatikan apa yang dilakukan Key. Tinggal di rumah sendiri nyatanya lebih tenang. Daripada di rumah orangtuanya.
Mengingat ada Bela disana, Malik jadi enggan sekalipun hanya mampir. Akhirnya ia hanya menghubungi keluarganya lewat video call.
Key pun merasakan hal yang sama. Tinggal berdua membuat keduanya bisa lebih saling mengenal. Melakukan banyak hal tanpa khawatir karena mereka sudah menjadi pasangan halal.
" Nanti sore, kita ke pasar malam. Ada pasar malam di alun-alun kota," ajak Malik.
" Bagaimana kalau kita bertemu dengan teman-temanku?," Key khawatir. Tentu karena pernikahan mereka belum go publik.
" Kita katakan yang sebenarnya. Kita kan bukan nikah diam-diam. Lagipula kamu juga tinggal menunggu kelulusan saja."
Key pun hanya mengangguk.
Malik akhirnya pamit. Seperti kebiasaannya, ia akan mencium kening sang istri sebelum pergi.
" Hati-hati di rumah. Kalau ada apa-apa, hubungi Mas ok?!,"
" Iya."
Perhatian Malik itu membuat Key merasa sangat di sayangi.
" Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikumsalam,"
Malik mengendarai mobilnya untuk kali ini. Cuaca sedang tak menentu. Ia tak ingin mengambil resiko kehujanan di jalan saat pulang nanti.
Di gerbang perumahan, ia menutup pesan pada security yang menjaga. Agar tidak mengizinkan tamu ke kediamannya tanpa ada izin darinya.
Malik hanya waspada dari hal-hal yang tidak diinginkan. Bersyukur tempat mereka tinggal memiliki keamanan yang bagus.
Sampai di sekolah, anak-anak memperhatikan Malik karena tidak bisanya membawa mobil.
" Bisa nebeng nih pak, Pulangnya," celetuk salah satu siswi.
Malik hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia sudah biasa di goda anak muridnya yang usianya hanya berbeda sedikit darinya.
" Ini untuk Bapak," Seorang siswi perempuan memberikannya coklat.
Malik ingin menolak. Namun, perempuan yang tidak lain adalah Resti itu segera pergi menjauh dari Malik.
Malik akhirnya membawa sekotak coklat itu. Entah akan ia apakan.
Resti memang sengaja ke sekolah untuk melihat pujaan hatinya. Berhari-hari khawatir akan adanya balasan atas sikapnya pada Key, kini ia merasa tak ada yang perlu di khawatirkan.
Tidak ada tanda-tanda Zayn akan membalas dendam. Padahal,Zayn hanya belum sempat saja. Ia justru sedang membuat pembalasan pada Resti dan kawan-kawan. Namun, menunggu waktu yang tepat.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Erina Munir
siap2 luh res...pingsan2 deh lu klo tau
2024-07-10
1
🌷💚SITI.R💚🌷
siap² aja resmi hukuman itu pasti datang..milik tlng jangan buka celah buat wanita manapun dan terutama si bela jangan ksh kesempatan
.
2023-12-17
0
Pasrah
NEXT 👍👍👍
2023-12-16
0