TERPAKSA MENIKAH DENGAN PREDATOR
Seorang gadis cantik duduk dengan kondisi tubuh gemetar serta merasa kedinginan, gadis cantik yang memiliki mata biru bening, dengan bulu mata lembut dan lentik dan hidung mancung, paras yang sempurna secantik malaikat apalagi rambut pirang nya yang panjang bergelombang begitu halus tergerai.
"Nyonya, "DIA" yang tidak bisa di sebutkan namanya sudah tiba." Bisik seorang pelayan.
Mendengar kalimat dari sang pelayan, tubuh gadis cantik itu langsung meremang,menegang dan semakin kaku, tangannya gemetar, kakinya pun juga lemas.
"DIA" yang tidak boleh di sebutkan namanya telah menjadi sosok mengerikan dan juga monster paling ganas yang pernah di dengar ceritanya, semua manusia bahkan mahkluk-makhluk lain tak berani menyebutkan namanya.
Keringat dingin terus keluar dan semakin deras menetes di punggung gadis tersebut, gaun pengantin yang ia gunakan memang tidak mewah bahkan tidak menjuntai hingga bermeter-meter di lantai.
Pakaian pengantin berwarna putih yang sederhana dan pas di tubuh Callista, namun tetap membuatnya kerepotan untuk Callista bergerak, karena tekanan mental yang sedang ia alami saat ini.
Pendingin ruangan pun tidak berguna sama sekali bagi gadis tersebut. Semakin lama, ia merasa seperti frustasi, banyak keringat menetes dan tak kunjung berhenti namun beberapa waktu sekejab keringat tiba-tiba mengering berganti dengan suhu dingin yang berulang kali menerpa diri, dan itu terjadi terus menerus tanpa henti.
"Nyonya Abigail, saya mohon lepaskan saya, jangan usir saya, jangan buang saya, saya tidak mau menjadi tumbal untuk "DIA" Nyonya." Pinta Callista.
"Lalu kau mau terus-terusan menjadi parasit di keluarga ini?" Mata Abigail mendelik.
"Saya akan bekerja lebih giat dan tekun lagi, saya akan memenuhi semua perintah anda, saya tidak akan melanggarnya. Saya mohon ibu...."
"PLAKKK!!!" Tamparan keras mendarat di pipi Callista membuat pipi Callista menjadi merah.
"Siapa yang kau panggil ibu!!! Benalu tetap akan menjadi benalu, lebih baik kau bermanfaat untukku dengan ku jadikan tumbal untuknya, kau akan menjadi tumbal paling sempurna untuk kekayaanku."
Callista memegangi pipinya yang panas dan sakit, kembali lagi hatinya sakit di perlakukan seperti itu oleh ibu tirinya, meskipun ini bukan yang pertama kalinya ia mendapatkan tamparan dan tendangan atau pukulan yang di berikan pada tubuh dan wajahnya, namun entah mengapa moment ini menjadi sangat menyedihkan bagi Callista.
"Saya... Tidak mau Nyonya Abigail, jangan jadikan saya tumbal!" Kata Callista berteriak sembari menangis.
Kemudian Abigail meraih sebuah foto, dan itu adalah foto satu-satunya mendiang ibu Callista, dan satu-satunya yang ia miliki.
"Aku akan membakarnya jika kau tidak mau!" Kata Abigail.
"Jangaannn.... Jangann foto itu Nyonya.... Saya mohon, itu satu-satunya kenangan yang saya miliki dengan ibu saya, itu adalah barang berharga saya."
"Kalau begitu jangan banyak bicara, dan lakukan peran mu dengan baik!"
"PYAARR!!!"
Abigail melemparkan foto itu ke lantai dan pecah.
Dengan isak tangis Callista merosot duduk di atas lantai yang dingin dan mengambil foto dimana bingkai kaca itu telah pecah berkeping-keping seperti hatinya, sebuah kaca pecahannya pun menusuk jarinya hingga membuatnya berdarah.
"Aakh!" Pekik Callista, dengan menahan sakit.
Luka yang di sebabkan oleh pecahan kaca itu cukup dalam menggores jarinya, namun Callista lebih takut dengan apa yang akan terjadi padanya setelah ia di tumbalkan, pada akhirnya Callista tak memikirkan luka tersebut.
Callista meraih rok Abigail, yang notabene adalah ibu tirinya. Abigail berdiri di samping Callista, dan kini gadis itu mulai paham bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan lagi.
Callista benar-benar tidak percaya bahwa dirinya di jadikan tumbal kekayaan bagi Abigail. Selama ini Abigail memang tidak pernah baik padanya, namun menjualnya dan menjadikannya tumbal untuk vampire? Itu benar-benar keterlaluan.
"Aku tidak akan memaafkan kalian." Geram Callista menggertakkan gigi sembari meremas gaun Abigail, noda darah pun berbekas di gaun Abigail.
"Diam! Bisa apa kau!" Bentak Abigail kesal.
"DUUGGG!!!" Sebuah tendangan meluncur di bahu Callista.
"Jaga dia, jangan sampai kabur." Kata Abigail pada sang pelayan.
"Sialan, gaunku kotor!" Kata Abigail berlalu pergi.
"Baik Nyonya."
Kemudian Abigail keluar untuk menemui "DIA" yang tak boleh di sebutkan namanya. Saat itu tidak banyak iring-iringan, hanya 2 mobil yang terparkir di halaman mansion lama dan tak terlalu besar, namun mobil tersebut adalah mobil mewah yang bahkan 1 mobilnya saja bisa untuk membeli 10 mansion seperti milik Abigail.
Di dalam ruangan lain, Callista memejamkan mata, air mata mengalir di kedua pipinya, meski Callista tak memakai riasan, ia tetap terlihat begitu cantik, gadis itu berulang kali menarik nafas dan membuangnya, ia mencoba yang terbaik untuk menenangkan jantungnya yang berdebar seperti genderang perang.
"Kau terlihat menakjubkan, Nona Callista. Vampire itu pasti akan sangat menyukai darah segarmu." Cemoh sang pelayan dengan senyuman mengejek.
Callista tidak mengindahkan kalimat sang pelayan, ia tahu tidak ada satu orang pun di keluarga Fernando yang simpati padanya, tidak ada satu orang pun di keluarga Fernando yang akan menolong atau mendukungnya, apalagi setelah kematian Berto Fernando Ayah kandungnya.
Tepat beberapa jam setelah kematian sang ayah, ibu tirinya mulai benar-benar berkuasa, para pelayan lama yang berusaha melindungi Callista di ganti dengan pelayan yang baru dan mereka begitu kurang ajar pada Callista.
Abigail ibu tiri Callista, memutuskan membuat perjanjian hitam dengan sang makhluk malam, agar ia menjadi kaya raya serta awet muda, namun sang makhluk malam memberikan syarat agar Abigail memberikan seorang gadis perawan sebagai tumbal dengan memakai baju pengantin.
"Aku tidak pernah membayangkan bagaimana hidupku akan menjadi seperti ini, karena setelah ayah meninggal aku bahkan tidak tahu bagaimana menjalani kehidupanku di kemudian hari. Apalagi kematian ayah membuat kehidupanku semakin terbalik, tidak punya masa depan dan tidak memiliki suara untuk membela diriku. Tapi, kenapa aku juga harus menjalani hal yang menjijikkan ini! Kenapa aku harus mati untuk tumbal, kenapa harus makhluk malam yang mereka sebut sebagai Vampire!" Geram Callista.
"Lalu kenapa aku harus memakai gaun pernikahan ini, jika pada akhirnya aku akan di tumbalkan, jika pada akhirnya aku akan mati di hisap darahnya. Memakai gaun pernikahan seharusnya menjadi hal yang baik dan di berkati, mendapatkan doa-doa dari para tamu, mendapatkan restu dari para kerabat, mendiang dan leluhur, tapi pertumbalan dengan memakai pakaian pengantin adalah kutukan dan aku juga mengutuk mereka semua yang telah menjadikan aku tumbal!" Callista berbicara dengan geram dan memangis.
Meski Callista terus menerus mengumpati mereka semua namun pada kenyataannya, Callista tak bisa membalas atau memberontak.
Dalam hati dan benak Callista semakin bergejolak, ia tidak terima kenapa ia harus menikah dan dijadikan tumbal dengan cara yang mengerikan.
"Untuk apa aku harus menggunakan gaun pengantin ini!" Kata Callista semakin frustasi.
"Diamlah kau cerewet sekali. Jelas-jelas untuk pernikahan." Kata Pelayan tersebut.
"Untuk apa menikah dengannya jika akhirnya aku akan mati." Kata Callista sedih.
"Sebenarnya aku juga memiliki pertanyaan yang sama dengan mu, biasanya tumbal yang di berikan akan langsung di bawa lalu di hisap darahnya, namun yang kali ini berbeda, apakah "DIA" yang tak boleh di sebutkan namanya akan membuatmu sebagai istrinya sekaligus kucing peliharaannya sebelum akhirnya darahmu habis di hisap?" Kata sang pelayan dengan wajah angkuh.
Callista tak menggubris perkataan sang pelayan, membuat pelayan itu murka dan menoyor kepala Callista.
"AAarghh!!!" Pekik Callista kesakitan.
Setelah puas menoyor dan menjambak Callista, pelayan tersebut kembali berdiri tegap.
Malang benar nasib Callista. Alih-alih kegembiraan dan kesenangan ketika memakai gaun pernikahan, kali ini Callista justru memakai gaun pernikahan untuk di tumbalkan pada sang makhluk malam.
"Jika pun ada Pernikahan, pernikahan ini akan di kutuk! Pernikahan yang menjijikkan! Pernikahan yang tidak waras karena antara manusia suci dengan vampire yang tak memiliki jiwa." Kata Callista berulang kali seolah ia sedang merapal doa.
"Yaaa... katakan terus hingga "DIA" mendengarnya dan langsung menghisap darahmu sampai kering." Kata Pelayan tersebut marah.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Rhenii RA
Bisanya cuma Aarrgh, sama pelayan aja nggak bisa ngelawan😒
2024-06-29
0
Rhenii RA
Lemah banget dahh
2024-06-29
0
Al Fatih
aq mampir kak,, setelah baca ulasan editor,, penasaran aq ...
2024-05-10
0