Direstui

"Yeah, akhirnya pernikahan ini gagal juga"

Bukannya merasa sedih karna ditinggal pergi oleh calon suaminya, senyum sumringah justru mengembang begitu lebar di wajah cantik Emily.

Arrgghh

Emily memekik kaget saat seseorang tiba-tiba menarik tangannya.

"Kak Edward?"

Ucap Emily berbinar. Saat wajah pria yang di cintainya itu terlihat jelas ketika Edward membuka topi dan masker, yang semula dipakai untuk menutupi wajahnya.

Rupanya Edward berada di dekat Emily sedari tadi, pria itu menyamar sebagai pelayan namun Emily tidak menyadarinya.

Edward mengungkung tubuh ramping Emily yang kini bersandar di balik sebuah pilar besar dengan kedua tangannya. Wanitanya itu terlihat semakin cantik di balik balutan gaun pengantin yang membungkus tubuh indahnya.

Cup

Edward membenamkan sebuah ciuman di kening Emily.

"Syukurlah Kak, pernikahanku dan William akhirnya dibatalkan"

Ucap Emily diiringi dengan senyuman, wanita itu jadi sedikit kikuk karna dari tadi mendapat tatapan yang tak biasa dari kakak angkatnya itu.

"Bukannya sudah aku katakan, aku akan membatalkan pernikahanmu dengan cara apapun"

Jawab Edward sembari membelai lembut wajah Emily, nafas Edward yang hangat dan beraroma mint menerpa wajah gadis itu hingga menciptakan desir aneh di hati Emily.

"M-memangnya apa yang sudah kamu lakukan kak?"

Tanya Emily terbata, karna sekuat tenaga Ia menahan degup jantungnya yang semakin tak karuan. Apalagi saat kakak angkatnya itu semakin mengikis jarak di antara mereka hingga kini tubuh mereka saling menyentuh.

"Tidak banyak, hanya meyakinkan seseorang untuk memperjuangkan cintanya saja"

Bisik Edward di telinga Emily, membuat Emily terpaksa memejamkan matanya karna tak kuasa menahan gairah yang kini menguasai hatinya.

Emily merasakan perasaan seperti ini saat Edward pertama kali menyentuhnya di atas ranjang. Namun Edward tidak akan menerkam Emily saat ini, walaupun Ia bisa melihat gadis di hadapannya itu sangat mendamba sentuhan darinya.

Edward sudah bersumpah pada dirinya sendiri, Ia tidak akan menyentuh Emily lagi sebelum berhasil menjadikan wanita itu istrinya yang sah.

Cukup sekali Edward menyentuh gadis itu hingga begitu intim, hanya untuk membuat gadis yang dicintainya itu mengandung benihnya.

Mulanya mereka berpikir, jika Emily sampai hamil orang tua mereka akan merestui hubungan tak biasa antara kakak dan adik angkat itu.

Namun nyatanya semua tidak sesuai dengan keinginan mereka. Petter malah mencoba untuk menikahkan Emily dengan lelaki lain, walaupun pria paruh baya itu tahu Emily sedang mengandung benih dari Edward.

Edward tidak tinggal diam saat tahu pernikahan Emily akan berlangsung satu minggu lagi.

Pria itu mencari tahu tentang calon suami Emily dan keluarganya. Termasuk hubungan antara William dan Elina yang sudah berlangsung lama, namun hubungan mereka di tentang keras oleh orang tua William.

Orang tua William menganggap Elina dari kalangan biasa dan tidak sepadan dengan keluarga mereka yang kaya raya. Bahkan tanpa belas kasih orang tua William menyuruh gadis itu untuk pergi meninggalkan putranya dengan menawarkan sejumlah uang sebagai imbalan.

Elina yang sadar diri jika dirinya tak akan pernah di terima di keluarga besar William, memilih untuk pergi dari kehidupan William tanpa membawa sepeserpun uang yang telah di janjikan oleh keluarga pria yang di cintainya itu.

Hal itu membuat Edward berpikir untuk berkerja sama dengan Elina agar bisa mencapai tujuan mereka masing-masing.

Tak butuh banyak usaha bagi Edward dalam meyakinkan Elina agar mau berkerjasama dengannya untuk membatalkan pernikahan William dan Emily.

Karna cinta Elina untuk William sangatlah besar, wanita itu hanya butuh sedikit dorongan agar berani memperjuangkan cintanya.

"Benarkah? Jadi kakak meyakinkan Elina agar mau memperjuangkan cintanya dengan William?"

Edward mengangguk dengan senyumnya yang menawan.

Bug

Sebuah pukulan mendarat sempurna di rahang Edward, hingga membuat sudut bibir pria itu mengeluarkan darah segar.

"Sudah ku duga, pasti kamu biang kerok dari di batalkannya pernikahan Emily dan William"

Sentak Petter yang kali ini sudah kehilangan kendali dan kembali memukul perut putra kandungnya itu hingga jatuh tersungkur di atas lantai.

"Cukup Pah, jangan pukul kak Edward lagi"

Lagi-lagi Emily melindungi tubuh Edward yang sudah babak belur karna ulah Papanya sendiri dengan tubuhnya yang mungil.

"Tidak apa Honey, aku baik-baik saja."

Edward mencoba menenangkan Emily yang mulai menangis histeris, walaupun dia sendiri sudah kepayahan.

"Baiklah jika itu memang mau kalian, silahkan kalian menikah. Tapi jangan harap pernikahan kalian akan berlangsung dengan meriah"

Ucapan Petter kali ini benar-benar di luar dugaan Edward dan Emily.

"Benarkah itu pah?"

Tanya Emily berbinar, Tak ada jawaban lagi Petter hanya diam, dan diam berarti benar.

"Akhirnya kita akan menikah juga Honey"

Kata Edward dan Emily mengangguk diiringi senyum terbaiknya.

Edward dan Emily kini saling memeluk, meluapkan rasa bahagia mereka yang akhirnya mendapat restu dari Petter, walaupun pria paruh baya itu dengan terpaksa memberikan restunya.

Perut Emily sudah semakin besar, Edward juga pasti akan terus menggagalkan pernikahan Emily jika Petter tetap nekat menikahkan Emily dengan lelaki lain.

Jadi Petter tidak punya pilihan lain selain merestui mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!